Chapter 4 : Pelita Cup

124K 10.7K 672
                                    


Mataku terbuka ketika kurasakan nyeri di bagian bawah perutku. Seberkas cahaya yang masuk melalui jendela kamarku memaksaku mengerjapkan mata beberapa kali. Ternyata hari sudah pagi. Aku mengurut perutku sesaat lalu mengambil hape-ku yang tergeletak di atas nakas, melihat jam yang tertera disana karena aku terlalu malas melihat jam dinding yang tergantung di dinding yang kubelakangi.

Jam delapan tepat. Aku langsung terduduk. Ada lima panggilan tak terjawab, semuanya dari Romeo. Jantungku mencelos, buru-buru aku mengaktifkan data seluler, selang beberapa detik puluhan line masuk ke hape-ku, kubaca semua pesan itu sambil melotot kaget.

Romeo Ananta : Angkat telpon woy

Romeo Ananta : Lo dtg kan hari ini?!

Romeo Ananta : Bawain gue nasi goreng sm susu coklat

Romeo Ananta : Yang merknya ultramilk

Romeo Ananta : Lo msih tidur heh?

Romeo Ananta : Jam tujuh lo udh hrs di sklh! Ini perintah.

Romeo Ananta : Sialan, lo msih tidur?!!

Romeo Ananta : Kania dtg gak? Kalo lo ga dtg gue pastiin lo bakal nyesel seumur idup

Romeo Ananta : Angkat telp Kinarrrrrrrr!!

Romeo Ananta : gue udh di sklh, lo dmn?!

Kuusap wajahku frustasi. Hari ini adalah hari pertama Pelita Cup diadakan. Hari dimana Romeo bakal tanding membela kelasku dan aku sudah dari jauh hari dititahkan olehnya untuk melayaninya.

Aku beranjak keluar kamar, mengecek apakah Kania sudah pergi atau belum, kamarnya kosong. Di ruang makan cuma ada Mama yang sibuk pada bahan masakan di depannya.

"Ma, Kania mana?" Tanyaku pada Mama.

Mama menatapku sekilas lalu menjawab, "Kania udah daritadi berangkat, dijemput Iin."

Iin kalau nggak salah adalah teman sebangku Kania.

"Kamu nggak sekolah? Bukannya kata Kania di sekolah lagi ada lomba?"

"Kesiangan Ma, ini aku baru mau mandi terus mau langsung berangkat."

"Nggak sarapan?"

"Mama masak nasi goreng?"

"Iya, nasi goreng sosis."

Pas banget. Romeo minta masakin nasi goreng juga. Syukurlah, satu tugas dipermudah.

"Aku bawa ke sekolah aja ya, Ma?"

Mama mengangguk dan segera menyuruhku mandi. Baru satu langkah berbalik, kudengar Mama memekik kaget.

"Kenapa, Ma?" tanyaku panik.

"Kinar kamu tembus, banyak banget," Jawab Mama. Detik itu juga aku melirik bagian belakang celanaku. Astaga... jadi ini alasan kenapa perutku terasa nyeri.

Aku meringis, kenapa datangnya tepat hari ini?! Di hari pertama dan kedua biasanya aku akan mengalami dismenore alias nyeri saat haid. Nyeri di bagian bawah perut yang terkadang membuatku jungkir balik saking nggak tahannya.

"Cepetan mandi dan cuci sprei kamu!" ucap Mama. Aku mengangguk patuh.

Fix, hari ini aku bakal kena semprot Romeo dengan kata-kata kasarnya karena terlambat datang ke sekolah.

***

"Halo?"

"Lo dimana?!" tanyanya setengah membentak. Aku mengelus dadaku, kaget karena reaksi menyebalkan cowok itu.

Resist Your CharmsWhere stories live. Discover now