5. Gebetan I

39.7K 4K 216
                                    

"Kapan kamu punya pacar nya Mel?" Tanya mama ku.

Aku hanya bisa menghela nafas setiap kali ditanya sama mama soal pasangan. "Ma, Melodi lagi banyak kerjaan. Nanti malam Melodi telpon ya?" Jawabku mencoba menghindar.

"Awas aja kamu matikan telpon nya Mel, mama keluarin kamu dari kartu keluarga. Biar tahu rasa!"

"Kenapa sih setiap kali mama nelpon, yg ditanya itu kapan punya cowok? Kapan menikah? Gak pernah nanya kabar Melodi sehat atau sakit, tanya udah makan atau belum. Lama-lama Melodi stres ma, please, ngertiin. Melodi juga pingin punya pasangan dan cepat menikah. Ya tapi Tuhan belum kasih jodoh nya sekarang." Sungguh aku sudah sangat frustasi dibuat mama ku ini. Pingin nangis rasa nya tiap kali diteror dengan pertanyaan kayak gitu terus. Seolah-olah aku adalah wanita perawan tua yg sangat jelek sekali sehingga tidak punya pasangan.

"Mama malu tiap hari beli sayur di kedai, pasti selalu disindir para ibu tetangga. Mereka selalu bandingkan kamu sama anak gadis orang lain." Mama ku mulai curhat.

"Emang nya mereka nyindir apa?"

"Kata nya kamu kalah sama si Rina. Minggu depan si Rina nikah sama anak kepala Desa. Padahal si Rina cuma tamatan SMP tapi pandai milih suami, daripada kuliah S1 tapi gak nikah-nikah. Kebanyakan milih kata nya kamu Mel, karena udah tinggal di kota."

"Yaelah ma, masa Melodi disamain sama si Rina sih? Dia kan emang genit orang nya maka nya cepat nikah."

"Mama bukan permasalahin genit nya Mel. Menurut mama wajar kalau cewek genit, asal genitnya sama cowok yg masih single."

"Maksud mama apa sekarang? Nyuruh Melodi genit gitu?"

"Ya kalau itu cara bisa buat kamu dapat jodoh, yah kenapa enggak? Asal tahu batasan genit nya. Kalau genit nya sekedar senyum manja atau kedipkan mata gak masalah. Nama nya juga usaha mencari pasangan."

"Ya Tuhan... itu bukan Melodi banget mama. Mending mama bunuh Melodi aja sekarang daripada harus kayak gitu. Malu tahu gak?"

"Ah kamu kebanyakan malu nya! Dikit-dikit malu, disuruh beli cabai didepan warung malu juga. Kalau kayak gitu terus, mending muka kamu di kasih penutup ember. Simpan aja tuh muka kamu Mel!"

"Jadi mama mau nya apa sekarang? Langsung to the point aja. Melodi tahu, pasti mama ada maksud kan nelpon Melodi siang-siang gini?"

Aku yakin, sekarang mama ku pasti sedang tersenyum dibalik telpon ini.

"Gini loh Mel."

"Gini apa ma?" Tanyaku ketus.

"Ih dengerin dulu, jangan dipotong ucapan mama."

"Hem...." Aku hanya bergumam.

"Mama mau kenalin kamu sama anak nya teman mama. Nama nya Ardi, anak nya baik loh Mel. Dia seorang Tentara. Katanya sih dia mau diajak kenalan. Kalau seandainya cocok bisa diteruskan ke hubungan yg lebih resmi."

Aku sudah menduga, pasti mama sudah merencanakan ini jauh dari sebelumnya.

Ini seriusan mau jodohkan aku sama seorang tentara? Kok kedengeran nya horor banget ya?

"Kenapa angkatan sih ma? Nanti kalau Melodi buat salah dikit terus ditembak mati, gimana?"

"Imajinasi mu terlalu tinggi Mel. Sekarang kamu mau atau enggak? Biar mama tahu kasih nomor hp kamu."

Aku berfikir sejenak. Kurasa tidak ada salah nya untuk mencoba. Lebih baik memulai daripada tidak sama sekali. Karena kita tidak akan tahu hasil nya jika tidak mencoba nya terlebih dahulu. Bagus atau enggak nya itu bisa belakangan.

Menunggu JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang