21. Aneh....

32.3K 3.2K 464
                                    

Begitu pulang sore dari kantor, aku langsung bergegas ke rumah kontrakan. Lemari pakaian adalah hal utama yang menjadi incaranku saat ini.

Semua pakaian aku keluarkan dari lemari dan aku letakkan di atas ranjang. Aku memilih baju apa yang cocok untuk kencan nanti malam.

Aku mengambil satu gaun pendek dan langsung mencoba nya. Kutatap diriku di depan cermin meja rias.

Kok formal banget sih? Padahal cuma mau kencan biasa aja.

Aiisttt! Ganti!

Aku memilih lagi pakaian yang lebih santai. Kemeja putih dan rok putih yang panjang nya selutut namun ada motif bunga sakura di pinggiran bawah nya.

Ku pandang lagi diriku di depan cermin. Kok serba putih semua sih? Udah kayak mau acara baptisan di Gereja aja.

Hadeuhh....

Kok aku jadi oon gini ya? Ketahuan banget nggak pernah kencan.

Aku menghela nafas panjang dan merebahkan tubuhku di atas tumpukan baju di ranjang.

Tiba-tiba ponselku berdering dan tertera nama atasanku yaitu Pak Denny. Aku langsung refleks bangkit untuk bangun.

"Ya Pak Denny?"

"Mel, besok kita kedatangan Pak Direktur pelaksana yang baru di kantor. Saya baru dapat kabarnya dari Dimas tadi. Jadi tolong kamu pesankan papan bunga atas nama saya untuk menyambut kedatangan beliau dari Amerika."

"Oke Pak, nanti saya pesankan papan bunga nya."

"Harus yang paling bagus ya, jangan buat saya malu sama pegawai yang lain."

"Pak Denny tenang aja, serahkan semua nya ke Melodi."

"Bagus, Mel. Tidak salah saya pilih kamu jadi asisten."

Aku hanya tertawa kecil mendengar pujian dari Pak Denny. "Ah, Pak Denny bisa aja."

"Oh iya Mel, ada hubungan apa kamu sama Pak Dimas? Tadi pagi dia minta nomor ponsel kamu ke saya."

Ooh... pantas Dimas bisa sms ke aku. Ternyata dia dapat nomor aku dari Pak Denny.

"Nggak ada hubungan apa-apa Pak," Jawabku bohong. Kan aku malu kalau bicara jujur. Nanti aja kalau udah sah menikah.

"Yaudah kalau begitu, saya tutup dulu telpon nya."

"Iya Pak, selamat sore."

Setelah mengakhiri telepon dari Pak Denny, aku langsung memesan papan bunga di tempat langgananku. Berhubung aku lupa nama tanya siapa nama Direktur pelaksana nya, jadi nggak usah pakai nama deh.

Kemudian aku kembali mencari pakaian yang akan aku kenakan nanti. Dan pilihanku jatuh pada celana jeans putih dengan kaos hitam polos yang berlengan panjang. Yeah, aku tahu ini sederhana. Tapi aku lebih nyaman jika memakai itu.

Aku mengambil handuk dan berjalan ke dalam kamar mandi.

*****

Mendengar suara ketukan di pintu rumah, aku pun segera membuka nya.

Itu pasti Dimas!

Begitu pintu terbuka, aku langsung tertegun memandang pria yang berdiri di hadapanku ini.

Ya, dia Dimas Nagendra. Alias si Manajer kaku.

Malam ini dia tampak berbeda. Biasanya aku melihat dia hanya memakai baju kantor yang formal.

Menunggu JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang