The One And Only

Me and My self

Aku bangun pagi sekali hari itu sektar pukul 06.30 pagi. Udaranya cukup dingin, aku segera masuk ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri aku merapikan ranjang yang tadi aku pakai. Aku melihat ke arah jendela, mengamati jalan di luar sana

"Apa yang sedang mereka lakukan yah? Mereka sudah baca suratku belum ya? Apa papa akan maafin aku?" Gumamku

Suara bel pintu apartment menyadarkan aku dari lamunanku. Aku segera berlari dan melihat siapa yang datang

"Hai kak..." Sapaku pada kak Nessa pemilik apartment ini

"Pagi, gimana nyaman gak disini?" Tanyanya setelah aku mempersilahkan dia masuk

"Nyaman kok, apartnya sering di bersihin ya kak?"

"Iya, soalnya disini ada tukang bersih-bersihnya, biasanya dia dateng jam 7 an. Oh ya, lo dah sarapan belum?"

"Belum kak, aku aja baru bangun"

"Nih, makan dulu" dia menyodorkan sekotak roti panggang dengan selai coklat "ini gue taro di kulkas yak" kak Nessa memasukkan beberapa bahan makanan ke kulkas dan juga beberapa makanan kecil untuk sarapan. Kak Nessa sudah seperti keluargaku saja padahal baru kenal kemarin

"Aduh kak, saya jadi ngerepotin nih. Ngomong-ngomong kakak gak sarapan di rumah, sama hubby kakak gitu" tanyaku, kulihat dia agak tersentak lalu kembali normal

"Dia sibuk, kemarin malem dia berangkat tugas keluar kota" kak Nessa menjawab

Kami menunggu tukang bersih-bersih datang lalu aku meninggalkan mereka. Oke aku mulai ngerti sedikit jadi, apart ini tukang bersih-bersihnya tuh gak tau password apart kita. Mereka dateng jam 7 untuk bersihin apart, nah karna si pintu autolock jadi mereka bisa pulang tanpa harus repot-repot kunci pintunya. Kecuali kayak kak Nessa yang waktu itu ngosongin apart, baru deh tukang bersih-bersihnya tau password nya

Aku mulai bekerja di cafe milik kak Nessa, nama cafenya Vadelsan singkatan dari nama kak Nesaa. Cafenya cukup ramai dan pegawai disana juga asik-asik. Aku rasa aku akan nayaman tinggal disini

"Rissa..." Kak Nessa memanggilku

"Iya kak, ada apa?"

"Gue udah nemu sekolah yang bagus buat lo, gak terlalu mahal dan gak mempertanyakan raport lo, yang penting lo bisa lulus tes dengan nilai memuaskan"

"Makasih banget kak, saya mau daftar disana deh kak" ucapku

"Okey, nih alamatnya. Kalo dari apart sih tinggal naik bus satu kali atau jalan juga bisa sih tapi agak jauh"

"Gak apa lah, saya jalan aja biar saya hafal jalanan disini" ujarku pada kak Nessa. Sumpah ini orang kok baiknya gak ketulungan baik banget...

.....

Sebulan berlalu sejak aku datang kesini, well, aku cukup betah sih tinggal di sini dan kerja di cafe Vandelsan. Aku gak cuma jadi pelayan tapi juga jadi penyanyi disini kalo lagi gak ada orang yang nyanyi, lumayan lah nambahin uang jajan. Kak Nessa sendiri juga perhatian sama aku dan suami kak Nessa, yaitu kak Marvell juga baik sama aku. Bahkan kak Marvell bilang aku boleh nginep di rumahnya kalo kak Marvell lagi keluar kota, hitung-hitung temenin kak Nessa

Meski aku betah disini, sering kali juga aku rindu dengan mama dan papa. Telebih lagi aku rindu pada Rey, tunanganku. Sampai saat ini cincin pemberiannya masih aku pakai sebagai bandul kalungku

"Aku harap kamu ngerti dan bersedia tunggu aku sampai aku balik kesana Rey" gumamku berharap dia akan mengerti setelah membaca surat dariku dulu

.....

Dear Rey,

Rey aku minta maaf ya, karna saat kamu baca surat ini aku pasti udah gak di Jakarta lagi. Entah aku pergi kemana aku juga gak tahu. Rey, aku mohon sama kamu, tolong ngertiin aku, aku pergi bukan karna aku gak sayang dengan kamu dan yang lain. Aku sayang sama kalian terlebih kamu, karna itu aku pergi, karna aku gak mau kalian tersakiti dan berada dalam bahaya. Mereka ngejar aku dan akan terus begitu, karna aku adalah kelemahan keluarga Katajima dan keluarga Johnstern. Aku pergi untuk menjadi lebih kuat dan lebih berguna. Aku harap kamu mau tunggu aku sampai aku kembali, cincin pengikat kita akan selalu aku bawa. Aku pergi tapi hatiku kutinggal dan ku titipkan di kamu, aku harap kamu mau menjaga hatiku sampai aku kembali