Acara pernikahanku di Jakarta benar-benar sangat ramai. Teman-teman satu angkatan Rey semuanya datang ke acara kami. Mereka semua sudah menikah dan mempunyai anak hanya trio kwek-kwek yang tak lain tak bukan adalah kak Andre, kak Ervan dan kak Fabian saja yang belum menikah
Sedikit candaan dan foto-foto bersama menghiasi pesta pernikahan kami begitu juga dengan acara lempar bunga yang akhirnya di tangkap oleh kak Fabian
Dua hari setelahnya kami langsung terbang ke Jepang dengan pesawat pribadi kami tentunya. Di Jepang aku mendapat sambutan yang wah dari paman dan bibi-bibiku. Kakek dan nenekku juga memelukku dengan sangat erat. Mereka bilang mereka rindu padaku
Tiga hari lagi pesta pernikahan kami digelar disini di tanah kelahiran papa. Aku saat ini sedang duduk di taman tempatku bermain dulu. Sesekali aku tersenyum saat memori menyenangkan di masa kecilku terlintas di kepalaku. Hal-hal yang sebelumnya tak pernah ku ingat
"Karin, kamu mau kemana besok?" Tanya nenekku
"Em, entah lah mungkin aku dan Rey akan ke Shibuya melihat patung itu dan ke di$ney land mungkin..." Ucapku
"Sudah besar dan sudah nikah masih kesana..." Cibir kak Aldy
"Duh kak Aldy bawel, biar aja sih, daripada kak Aldy sudah nikah masih suka nangis di pangkuan mama dan grand ma, weeee...." Aku menjulurkan lidahku
Seluruh keluargaku tertawa tentu saja mommy dan daddy juga. Kami mulai makan malam disana dengan tenang
"Nanti kasih kakek cucu kembar ya, kalo perlu kembar tiga" permintaan kakek membuat aku dan Rey langsung tersedak makanan kami
"Jisan... Jangan bercanda" gerutuku menutupi rasa malu, rasanya pipiku mulai panas. Aku yakin 100% wajahku sekarang sudah semerah tomat matang yang di sukai oleh suamiku
"Jadi, Rey, kamu akan tinggal disini, di Jakarta atau di Holland?" Tanya kakek padanya
"I prefer Jakarta, a good place for us" jawab Rey "right, princess?" Dia bertanya padaku
Aku mengangguk "iya... Tempat sejuta kenangan kita..." Aku berucap
Makan malam selesai dilanjut dengan acara minum-minum. Semua minuman beralkohol yang ada di tempat ini dikeluarkan. Mulai dari sake sampai wine yang usianya lebih tua dari kakek ada di hadapan kami sekarang
Mereka para pria menghabiskan berbotol-botol minuman, sedang aku dan perempuan yang lain hanya minum teh yang disediakan oleh pelayan rumah ini
"Princess, shall we go to our room now?" Rey tiba-tiba memelukku
"Okey"aku segera melepaskan pelukannya dan mengambit lengan Rey "oyasuminasai, minna" aku mengucapkan selamat malam pada semua orang disitu dan segera berjalan disamping suamiku
Hell, dia menipuku... Kupikir dia tengah mabuk, tetapi ternyata dia masih segar. Sepertinya alkohol tidak berpengaruh untuknya
"Aku gak minum semua itu kok, jadi jangan mandang aku dengan muka galak kayak gitu..."ucapnya
Aku menaikan sebelah alisku bingung
"Memang tadi mereka memberikan aku minuman itu tapi, yang asli aku minum cuma 2 gelas aja yang lain aku buang ke pohon di belakang aku. Lagian kamu juga tau aku gak bisa minum banyak" Rey menjelaskan
Aku baru inget kalo yang namanya Rey itu agak anti dengan rokok dan alkohol, dia bilang dia gak mau mati muda gara-gara begituan jadi dia kalo terpaksa aja baru minum
"Hehehe, aku lupa loh kalo kamu gak suka alkohol" ledekku
Dia menyentil pelan dahiku "dasar..." Lalu dia tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only
Teen FictionKetika tinggi tubuh begitu kentara... Ketika perbedaan umur yang cukup terasa... Ketika tiba-tiba jarak juga ikut menyiksanya... Mampukah Rin menghadapinya dan mendapatkan sweet ending untuk cerita cintanya?