prolog

258 22 1
                                    

-Kisahnya, saat ini.-

"Disease aids!" teriak gadis yang sedang duduk diranjang rumah sakit.

"Kamu harus sabar sayang. Kita pasti selalu mendukung kamu." ujar seorang wanita parubaya dihadapan gadis itu.

"Aku bakalan mati! Aku engga bisa lanjutin hidup aku, aku engga kuat lagi." isak tangis gadis itu sambil memukul tubuhnya sendiri.

"Vera! Kamu tidak boleh ngomong begitu! Kamu bakalan sembuh," bentak wanita parubaya tersebut.

"Buat apa aku hidup? Aku ngga bakalan bisa sembuh! Percuma juga jikalau aku hidup! Aku akan mati. Dan aku, aku ngga perduli!" ujar gadis itu yang tangisnya semakin menjadi.

"Semua manusia memang akan meninggal Vera, dan kalau Vera meninggal, Vera akan bertemu dengan Mama Papa nanti, disurga ataupun dineraka. Namun, bukan sekarang saatnya, kita tidak tahu kapan, karena hanya tuhan yang tahu dan yang bisa berkehendak." ujar wanita parubaya itu dengan jeda. "Disini ada Tante, ada kakak kamu juga disana yang masih sama kamu. Vera juga punya banyak temen yang mendukung Vera. Vera harus kuat, Vera harus semangat lawan penyakit aids ini." bujuk wanita parubaya tersebut setelahnya.

"Kakak itu udah ngga waras, Tan! Dia gila! Aku udah ngga punya siapa-siapa! Temen, aku juga ngga punya! Mereka bakalan bully aku nantinya. Mana ada yang mau temenan sama gadis penderita HIV! Mereka bakalan ngatain aku yang engga-engga! Aku Capek! Aku udah tinggal disini berminggu-minggu. Aku mau pulang! Tapi, aku gapunya rumah." jerit gadis itu dengan tangis yang tiada henti.

Semakin ia berontak, tiba-tiba kabel infusan yang menempel dipunggung tangan kirinya, air infusan yang tadinya bening berubah menjadi warnah merah, yaitu dipenuhi dengan darah yang masih segar.

Dengan cepat, suster dan perawat yang berada disana menghampiri dan menyuntikan jarum suntik kelengan Vera. Itu adalah suntikan obat penenang.

Mungkin Vera bisa terbilang takwaras karena bisa setiap hari ia memberontak dan infusannya selalu mengeluarkan darah.

Mungkin Vera bisa terbilang takwaras karena bisa setiap hari ia memberontak dan infusannya selalu mengeluarkan darah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu yang tenang ya, jangan terlalu banyak gerak. Kamu sudah kehabisan banyak darah, Vera." ujar salah satu perawat dengan pakaian serba putihnya.

Gadis itu hanya diam dengan tatapan kosong.

"Tante pulang yaa. Besok tante bakalan kesini lagi, Tante janji." ujar wanita parubaya tersebut sambil menghelus pucuk kepala gadis itu. "Kamu yang sabar, suatu saat nanti kamu pasti akan sembuh." lanjutnya dan pergi meninggalkan gadis itu sendiri.

Gadis itu masih diam dengan tatapan kosong. Dan tak lama, satu tetes air mata jatuh begitu saja membasahi pipi gadis itu.

"I'm still here." ucap gadis itu.

°°°

(Prolog) disease aids.
Fri, 9 sep 16
4:42pm

Lost LifeWhere stories live. Discover now