the girl rebel

127 18 0
                                    

-Saat setelah kejadian tersebut.-

7:41pm

Aku beranjak dari ruang rawatku. Tentu, aku sangat bosan dan jenuh disana. Sudah malam ternyata, begitu cepatnya waktu hingga semua tragedi ini melintas begitu saja.

Aku melihat begitu ramai orang-orang disana yang sangat terlihat panik, mungkin.

Mereka berlari-lari dan sebagiannya mendorong kursi roda. 'apa yang sedang mereka lakukan?' Batinku.

Aku menelusuri suatu lorong dirumah sakit tersebut, yang sampai sekarang tidak aku ketahui lokasinya.

Seketika aku bingung dan berfikir setelahnya, mengapa tidak ada yang tersadar bahwa aku seorang pasien? Seakan mereka semua, para perawat, suster, maupun dokter hanya mengabaikanku semata?

Apa mereka sibuk? Aku tidak perdulikan hal itu, namun aku jenuh. Aku ingin bertemu keluargaku. Dimana mereka?

8:15pm.

Aku memasuki lift, sendiri. Aku memencet tombol '1' yaitu tempat dimana lobby rumah sakit berada.

Aku memakai piyama rumah sakit. Dengan begitu banyak perban dan juga plester yang menempel ditubuhku disertai bercak darah. Aku tidak memakai alas kaki. Dan tentunya aku membawa infusanku.

'gembel.'

Satu kata yang aku ucapkan untuk penampilanku saat ini.

Sesampainya aku dilantai satu, akupun keluar dari keheningan didalam lift tersebut.

"Vera!" panggil seseorang yang sudah familiar bagiku.

Aku langsung menoleh ke sumber suara tersebut, dan aku mendapati Bibi Ellis, dan juga Tante Kirana disana. Dua orang yang bisa terbilang keluargaku. Mungkin.

Tante Kirana? Ya, aku mendengar suaranya tadi siang entah pukul berapa.

"Ta-tan-tante? Bi-bibi?" ujarku terbata-bata entah mengapa.

"Sayang," ucap mereka dan memelukku setelahnya.

"Eh-eh?" refleksku.

"Kamu selamatkan? Kamu ngga apa-apa? Ada yang luka? Seharusnya kamu ngga boleh keluyuran seperti ini." ujar Bibi Ellis yang bisa kusimpulkan bahwa sekarang ia sedang panik.

"Iya, ayo kita kembali keruang rawat kamu. Dimana kamarnya?" tanya Tante Kirana kepadaku dengan wajah gelisah.

"Dimana mama, papa, serta kak Gerald?" ujarku dengan secara tiba-tiba.

"Kamu harus istirahat Vera. Besok kita akan kesana, sekarang kita ke kamar kamu dulu aja yaa sayang." ujar Tante Kirana dan menarik pelan tubuhku untuk memasuki lift.

Aku berontak.

"Ngga mau! Aku mau liat mereka! Aku muak di kamar seperti tahanan tersebut selama hampir 9 jam aku disana...." teriakku dan yang kudapati adalah tontonan manusia-manusia yang berada di lobby rumah sakit,

"....Aku bosan dan aku sangat jenuh, aku merindukan mereka dan juga menghawatirkannya. Antarkan aku kesana sekarang juga! Aku mohon," ujarku pada mereka. Tentunya kepada Bibi Ellis, dan juga Tante Kirana.

Mereka yang kulihat sedang menahan rasa malu serta amarah karna hal konyol yang baru saja aku lakukan tadi. Tetapi ada hal lain yang ditutupi, dan tentu saja aku tidak tau apa itu.

Aku memerhatikan mereka dengan jelas, dan yang aku lihat yaitu mereka sedang tersedih. Terlihat dari kedua mata mereka yang berlinang air dan berkaca-kaca.

'Kenapa mereka bersedih? Apakah aku terlalu dramatis menjalani peran sebagai seorang yang sangat sering memberontak?' Batinku.

°°°
the girl rebel.
Fri, 15 sep 16
10:54pm

Lost LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang