New York tempat yang tepat bagi para pria tampan kaya raya dan para pemimpi yang memiliki cita cita tinggi.Akan mudah untuk setiap orangnya jika mereka memiliki uang dan jabatan, pekerjaan ataupun usaha. Tetapi kebahagian tidak pernah berpihak pada setiap orang.
Hidup akan memperlakukanmu dengan kejam dan membuatmu berpikir bahwa dirimu adalah orang paling menyedihkan sejagat raya.
Tapi disinilah aku, duduk berhadapan dengan Mr.Brooks yang tiba di rumah kecilku 15 menit yang lalu dan membaca dokumen yang ia bawa untukku sebagai tanda bantuannya. Ia merupakan teman lama Papa.
Papa, Jonathan Marcus Collins meninggal karena kecelakaan mobil pada saat aku berumur 18 tahun. Kepergiannya tidak hanya memberikanku sebuah kesedihan, melainkan kesengsaraan yang menggerogotiku dan ditambah lagi Mama yang dinyatakan terkena kanker payudara yang sudah 3 tahun menggerogotinya.
"Bagaimana? Masih ragu untuk menerimanya?" ucap Mr.Brooks setelah Aku meletakkan dokumen itu diatas meja kayu yang mulai usang karna termakan usia itu.
"Ayolah Elena! Hanya 1 tahun, dan semuanya akan berakhir. 3 Bulan kedepan Pattie harus dioperasi, menjalani terapi dan pengobatan yang ada,"
"Kaupun tidak bisa membayar semua biayanya, hanya bantuan inilah yang bisa aku berikan. Kau harus berjuang sendiri." terangnya.
Kebenaran yang keluar dari mulut Mr.Brooks bergema di kedua telingaku, setiap ucapannya terulang ulang dan berputar di otakku tanpa henti.
Hanya inilah kesempatannya, jikalau aku menyia-nyiakan maka aku tidak akan pernah bisa mendapatkan kesempatan ini lagi. Batinku untuk memotivasi dirinya sendiri.
Dengan ragu, Aku mengambil bolpoin yang berada diatas meja, Tanganku bergetar sesaat, 1 tahun dalam hidupku akan dipertaruhkan demi kontrak ini, hanya dengan kertas putih ini. Kehidupanku akan berubah sepenuhnya, walaupun hanya untuk sementara.
"Aku tidak mengenal orang ini Mr.Brooks, dan dia juga tidak mengenalku. Bagaimana jika dia yang menolakku" Ungkapku dengan ragu
Tatapan Mr.Brooks melembut padaku, ia hanya tersenyum lalu menatap dokumen itu kembali
"dia sudah mengenalmu..." ucapnya yang lebih terdengar seperti lirihan untukku dan ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya pada tumpukan kertas putih dihadapan kami.
"Jika kau menandatangani kontrak ini, kau tidak perlu khawatir tentang Pattie dan hidupmu akan terjamin" Ucap Mr.Brooks dengan tegas dan yakin.
Aku menghela nafas dengan kasar, mengumpulkan semua keberanianku hanya untuk menandatangani kontrak itu. Tangan Putihku dengan lihai menari nari diatas kontrak itu dan menuliskan namaku sendiri diatas kertas putih tersebut.
Aku segera menyodorkan kontrak itu setelah menandatanganinya.
Mr.Brooks langsung mengambilnya dan melihat kembali dokumen tersebut. Ia tersenyum singkat, lalu memasukan dokumen tersebut di dalam tasnya dan kembali mengelurkan amplop coklat besar dan box putih berukuran sedang, ia menaruhnya diatas meja dengan hati hati lalu kembali memandangku dengan hati-hati."ini apa lagi?" tanyaku karna bingung dengan semua yang Mr.Brooks keluarkan.
Mr.Brooks menyentuh permukaan Box putih itu dengan perlahan
"ini harus kau kenakan besok, dan ini..." Mr.Brooks tidak melanjutkan ucapannya, ia membuka amplop coklat dan mengelurkan segala sesuatu yang ada didalamnya, menyusunnya dengan rapi dihadapanku,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold (Completed)
RomanceBijaklah dalam membaca! Elena Collins. Gadis Lugu dan juga pintar terpaksa Menikah kontrak dengan seorang CEO sekaligus BOS Kaya Raya karna ibunya yang terbaring di Rumah Sakit. William Russell, yang terjebak dalam masa lalu yang kelam bersama Ist...