William : I am Sorry

53K 1.9K 58
                                    

Flashback

William's POV

Aku sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

Aku ingin berhenti, Kau percaya itu?

Setelah mengetahui bahwa aku akan menjadi seorang Ayah, disitulah Cintaku pada Elena mulai bertumbuh setiap detiknya.

Begitu juga dengan berita yang Mom berikan padaku 2 jam sebelum Elena sadar dari pingsannya karna kelelahan.

"Rahimnya tidak akan bisa menahan bayi itu, Elena terlalu lemah dan juga tidak berdaya.

Thomas berkata bahwa kita harus menjaganya, tidak perduli apapun itu caranya.

Jika kau ingin bayi itu oh... Anakmu itu hidup, jangan membuatnya stress dan juga kelelahan.

Berikan ia ketenangan setidaknya hingga janinnya cukup kuat untuk bertahan. Kemungkinan besar bayi itu akan lahir hanyalah 30%"

Aku tidak berdaya.

Ucapan Mom selalu terngiang dalam pikiranku tanpa henti. Aku rasa ini adalah hukuman yang Tuhan berikan padaku atas semua yang aku lakukan.

Tapi mengapa harus Elena dan Anakku? Mengapa kau tidak membunuhku saja?

Aku rasa Tuhan ingin menyiksaku dengan cara menghancurkan satu-satunya kebahagiaan yang ada dihidupku.

Aku dan Mom memutuskan untuk benar-benar menjaga Elena dan memberikan apa yang terbaik untuknya, mulai dari mempekerjakan Koki dan juga seorang gadis yang mungkin akan menjadi teman Elena saat ia merasa kesepian

"Jangan biarkan ia kesepian, jangan biarkan ia menangis sendirian.
Buatlah ia merasa bahwa kau adalah satu-satunya teman, bahkan seorang adik untuknya.

Jangan katakan padanya bahwa aku mempekerjakanmu agar dia memiliki seorang teman disini, katakanlah padanya bahwa Mrs. Russell yang memberimu pekerjaan! Jangan aku.

Dan satu lagi...

Jangan biarkan ia pergi sendirian tanpa dirimu, kau harus selalu ada untuknya. Apapun yang terjadi"

Annie adalah gadis yang baik. Ia adalah salah seorang kepercayaanku di perusahaan yang sudah aku kembangkan lebih dari 3 tahun.

Penampilannya Annie benar-benar menipu semua mata yang memandangnya karna ia tampak lebih muda daripada umurnya sendiri.

Aku sadar bahwa aku tidak akan pernah lepas dari Kate karna semua masa lalu yang selalu menghantuiku dan selalu mengikatku agar aku tidak dapat melihat masa depanku bersama keluarga kecilku.

Maka dari itu aku mulai mempersiapkan semua yang kemungkinan buruk dan baik yang akan menimpa keluargaku.

Kate dan Aku membuat rencana untuk bertemu dengannya sebelum ia menandatangani surat perdamaiannya dengan Elena.

Aku mengajaknya keluar dan makan malam di restaurant yang sudah aku sewa seluruhnya.

Saat aku berkata pada Kate bahwa aku tidak ingin berhenti darinya dan juga masalalu kami, Kate malah menjadi lebih keterlaluan.

"Aku tidak akan membiarkanmu dan pelacur mu itu bahagia sedangkan aku harus menderita.

Aku akan menghancurkan segalanya yang kalian punya hingga tak ada satupun yang tersisa dimuka bumi ini untuk kalian berdua"

Kata-kata itu benar-benar mengusikku dan juga menggerogoti seluruh akal sehatku, kehidupanku mendadak tidak tenang setiap detiknya.

Diwaktu yang sama mengajak kedua pengancaraku duduk dan minum bersama untuk membahas soal Rumah yang sudah aku pesan sehari sebelum Penandatanganan Surat Damai itu.

The Truth Untold (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang