13. Awaken

2.3K 196 97
                                    

Edited : part2 selanjutnya akan di private, jd silakan follow authorny dlu =]

Author POV

Selesai sidang keputusan tersebut, Veranda diantar kembali ke dalam ruang tahanan oleh seorang polisi. Karena statusnya belum jelas, Ve memang tidak ditempatkan di balik jeruji besi selama seminggu ini. Dia hanya ditahan dalam sebuah ruangan sederhana dan tidak diijinkan memiliki akses keluar.

Tidak ada yang dilakukan Veranda setiap harinya di ruang yang kecil itu selain duduk di atas ranjangnya meratapi dosa yang bahkan ia tidak ingat pernah lakukan. Berkali-kali Veranda meminta untuk bisa bicara dengan Gracia, namun pihak polisi mengatakan kalau Gracia tidak ingin menemuinya.

Tok!Tok!Tok!

Pintu ruang kecilnya diketuk beberapa kali, tapi Ve tidak bergerak dari tepi ranjangnya.

Ckrek!

"Malam, Kak Veranda."

Veranda hanya mendongak sedikit untuk melihat siapa yang masuk. Orang itu adalah Vienny, dan dia membawa nampan berisi makan malam.

"Makan dulu ya, Kak." Ucapnya sambil meletakkan nampan berisi makan malam itu di atas meja.

"Kamu siapa?" tanya Veranda tiba-tiba pada Vienny. Maksud pertanyaan siapa yang dilontarkan Ve bukanlah siapa dalam konteks nama. Selama Veranda ditahan, Vienny selalu datang setiap siang dan malam untuk membawakannya makanan di atas nampan. Dan Veranda tahu, makanan yang dibawakan Vienny bukanlah makanan untuk tahanan, Vienny pasti membelinya di tempat lain dan sengaja membawanya ke sana. Dari kemarin sebenarnya Ve sudah ingin menanyakan soal ini pada Vienny, namun kemarin pikirannya terlalu dirumitkan dengan kasus ini.

Bukan hanya itu saja, sewaktu sidang tadi pun Veranda sempat bingung karena Vienny menyatakan dari hasil tes dirinya tidak menunjukkan sesuatu yang tidak normal. Padahal setiap berkas tes yang diberikan Vienny hampir tidak pernah Ve kerjakan sampai tuntas. Dari mana Vienny mendapatkan hasilnya kalai begitu?

"Aku tidak pernah mengerjakan semua tes yang kamu berikan untukku, tapi kamu bisa bilang aku normal." Lanjut Veranda. "Kenapa kamu melakukan ini?"

Vienny menoleh pada Veranda lalu tersenyum, membuat Veranda semakin bingung.

"Boleh aku duduk di sebelah kakak?" tanyanya.

Veranda mengangguk.

"Sekitar 2 tahun yang lalu, Kak Veranda pernah sedang menaiki mobil menuju bandara. Lalu di tengah perjalanan itu, ada sebuah kecelakaan di jalan tol yang mengakibatkan seorang remaja laki-laki terluka parah. Kak Veranda sengaja memutar balik demi mengantar remaja itu ke rumah sakit, kemudian Kak Veranda juga rela mendonorkan darah karena kebetulan golongan darah Kak Ve sama dengan remaja itu" Vienny diam sesaat. "Remaja yang Kak Ve tolong itu adalah adik laki-lakiku."

Veranda agak terkejut mendengar cerita Vienny. Ya, dia ingat cerita yang Vienny maksud. Karena dia menyelamatkan remaja itu, dia ketinggalan pesawat. Namun Veranda sama sekali tidak menyesal karena dia membaca di koran kalau remaja korban kecelakaan itu berhasil diselamatkan tepat pada waktunya. Tidak pernah terduga olehnya kalau dia ternyata adik dari psikiater yang memeriksanya selama ini.

"Waktu itu aku sedang ada kerja praktek di luar kota jadi aku tidak bisa langsung datang. Tapi pihak rumah sakit menceritakan kronologi kejadiannya termasuk mengenai identitas Kak Veranda yang mengantar dan menyumbangkan darahnya untuk adikku." Ucap Vienny. "Sewaktu aku melihat nama kak Ve muncul di meja kerjaku beberapa hari yang lalu, aku terkejut. Apa ini kebetulan orang bernama sama? Setelah kutelusuri ternyata Kak Ve adalah Kak Ve yang menyelamatkan adikku. Tentu di depan polisi aku harus bersikap netral karena kalau tidak bisa-bisa mereka menggantiku."

The Tale Of Two AngelsWhere stories live. Discover now