Epilogue : Heaven

3.7K 244 166
                                    

Gracia POV

Salju ?

Aku memfokuskan pandanganku keluar jendela saat sekilas melihat sebuah kristal turun dari langit. Benar, salju turun. Benda penanda tibanya musim dingin akhirnya mulai berguguran dari langit yang mendung. Kututup kaca jendela agar udara dingin tidak semakin meresap masuk ke dalam rumahku. Kupandangi kristal-kristal yang mulai mebasahi jalanan kota di petang hari ini.

Tidak berasa musim salju kedua sudah dimulai. Ini berarti...genap dua tahun sudah aku berada di negeri ini bersama Kak Veranda. Waktu  kami berdua tiba di negeri ini, musim dingin juga hampir tiba. Dulu aku begitu membenci musim dingin yang mengigit sampai tulang ini, namun sekarang aku malah merindukannya. Musim dingin adalah titik awal hidup baru bagi aku dan Kak Veranda. Haha...dulu kami seperti orang bodoh yang kehilangan arah...namun sekarang...semuanya berbeda...

"Gre...."

"Ya, Kak?"

"Aku lupa kita kehabisan tepung buat bikin adonan Éclair coklatnya, aku beli dulu ya?"

"Hah, di luar mulai turun salju loh, Kak...."

"Iya gakpapa kok, Gre. Minimarket di seberang doang." Kak Veranda memakai jaket bulu-nya kesukaannya. "Kamu tunggu di sini aja ya, tutup jendelanya biar saljunya gak masuk."

"Iya, Kak. Hati-hati..."

Sebelum Kak Ve keluar dari menutup kembali pintu dari luar, dia memberiku senyum yang lebih hangat dari perapian rumah kami.

Kak Veranda. Kak Veranda sudah berubah jauh dari semenjak kami meninggalkan Indonesia. Lupakan wajah Kak Veranda yang pucat, lesu, kantong mata hitam, dan tubuhnya yang kurus. Dalam waktu dua tahun ini Kak Veranda sudah kembali cantik seperti dulu. Di usianya yang sudah bertambah dua tahun justru membuatnya semakin tampak dewasa dan elegan. Ternyata pepatah yang berbunyi, "Perempuan yang sedang jatuh cinta itu akan jadi lebih cantik" itu benar adanya...hehehe...

Kak Ve beruntung, temannya yang mengundang Kak Ve ke sini ternyata tulus membantu Kak Ve. Namanya Kak Shinta. Dia menyediakan rumah sederhana yang sekarang menjadi tempat tinggal kami. Sementara itu, Kak Ve mulai menekuni kembali hobby lamanya, Fashion Design. Dan siapa sangka hobby iseng-iseng Kak Veranda ternyata mampu menghasilkan model-model pakaian yang cukup diminati oleh masyarakat sini. Akhirnya Kak Ve pun menekuni usaha ini dan kami memiliki satu buah distro di pusat kota yang dikelola oleh Kak Shinta. Usaha kecil-kecilan ini sudah lebih dari cukup untuk kehidupan kami sehari-hari. Namun Kak Veranda meminta agar identitasnya disembunyikan dan membiarkan dirinya jadi 'manusia di belakang layar' saja.

Oh ya, hampir lupa. Kak Ve juga memintaku untuk tidak memanggilnya dengan nama Jessica lagi, begitu juga denganku, Kak Ve ingin aku dikenal dengan nama Gracia. Sewaktu baru pindah ke sini, Kak Ve mengatakan kalau ini adalah kehidupan kami yang baru. Anggaplah nama Jessica Victoria dan Sheila Giovanni sudah mati, sekarang hanya ada Veranda dan Gracia.

Ah...mengenai hubunganku dan Kak Ve sendiri...

Ting-tong!

Aku tersadar dari lamunanku. Loh, kok Kak Ve cepet banget udah pulang lagi? Apa karena gak kuat dingin jadi balik lagi ya?

Aku kembali berjalan ke pintu depan rumahku, kemudian tanpa pikir panjang aku membuka pintu depan rumahku.

"Kak Ve kok...." Ucapanku terhenti. Ternyata bukan Kak Ve yang baru saja membunyikan bel rumahku dan sekarang berdiri tepat di depanku. Tapi...

Kak Kinal...

Gracia POV end

***

The Tale Of Two AngelsWhere stories live. Discover now