5

2K 123 6
                                    

"Electra, jangan bermain terlalu jauh," tegur seorang wanita berumur akhir dua puluhan, yang mirip dengan gadis bernama Electra.

"Ya, Mom. Aku hanya mengajak Marvin jalan - jalan sebentar," jawab seorang gadis kecil yang bernama Electra tersebut, ia menunjukkan tali kekang yang melingkar di anjing shepherd berwarna coklat kehitaman.

Electra kecil berjalan menyusuri jalan setapak menuju taman terdekat dari villa yang ditempatinya. Saat ini ia sedang menikmati liburannya bersama orang tuanya.

Electra berjalan sambil bergumam beriringan dengan Marvin, tidak menyadari adanya seorang pria yang sedari tadi mengikutinya dari belakang.

Pria itu semakin lama semakin mendekat, mengikis jarak dibelakang Electra. Marvin, anjingnya menyadari ada seseorang dibelakang mereka, ia kemudian berhenti dan menggonggong. Electra kemudian menyadari seseorang dibelakangnya, ia berbalik mendapati seorang pria dengan senyuman merekah diwajahnya.

"Daddy!" Pekik Electra penuh antusias setelah mendapati seorang pria yang ternyata ayahnya itu, ia loncat didekapan pria itu.

"Electra."

Electra membuka matanya, kali ini tidak dengan nafas yang tersenggal - senggal ataupun peluh yang membanjiri tubuhnya. Ia hanya terbangun, akibat panggilan dari dalam mimpinya yang begitu nyata.

Namun, dalam sekejap ingatan dalam mimpi itu lenyap, ia tidak mengingat apapun mimpinya.

"Kau sudah bangun? Bisakah kau bergeser sedikit? Tanganku rasanya kaku sekali," ucapan Harry membuyarkan lamunan Electra, membuatnya sepenuhnya sadar.

Harry langsung mengambil posisi duduk, ketika Electra sudah bergeser dari lengannya. Ia tampak merenggangkan lengannya yang sudah mati rasa.

"Sudah berapa jam aku tertidur?" Ucap Electra enggan untuk beranjak dari tempat tidur.

"Ini sudah malam, jadi mungkin selama delapan jam," Harry melirik jendela keluar melihat langit sudah gelap, ia masih tidak percaya tangannya tidak bergerak selama delapan jam.

"Ah, tidur yang berkualitas!" Ucap Electra sembari merenggangkan tangannya diatas kepalanya, ia tidak pernah tidur senyenyak ini.

"Ya, dan kau menganggu pekerjaanku," omel Harry yang membuat Electra merasa bersalah.

"Aku akan membayarmu untuk mengganti rugi."

Ucapan Electra membuat Harry menoleh kearah Electra, yang membuat gadis itu menatap heran.

"Dua kali lipat," ucapnya lagi ketika Harry tidak bersuara. Electra pikir Harry tidak suka dengan tawarannya hingga melipatgandakannya.

"Seharusnya seperti itu, tapi lain kali saja, jika kau sudah mengisi formulir untuk berkonsultasi."

Electra menarik bibirnya keatas, ia menyeringai.

"Okelah kalau begitu, aku akan kembali lagi jika ingin tidur," ucapnya seraya turun dari ranjang, merapikan bajunya yang terlihat kusut.

Electra berjalan melewati Harry tanpa menoleh menuju pintu geser putih itu, ia menghilang dibalik meninggalkan Harry yang mendengus geli.

"Wanita aneh."

Harry membereskan berkas dan barang - barangnya sebelum meninggalkan ruangan kerjanya. Ia melirik jam ditangan kirinya yang menunjukkan angka delapan.

Ia mempercepat gerakannya, ia tidak mau membuat Siska menunggu terlalu lama.

Belum sempat Harry meraih gagang pintu, pintu didepannya sudah terbuka. Menampakkan seorang gadis yang wajahnya sudah ditekuk, namun tidak menghilangkan keindahan diwajahnya.

SleeplessWhere stories live. Discover now