9

1.6K 115 4
                                    

Today

"Jadi, kau gadis kecil itu? Gadis yang hampir kami tabrak tujuh tahun yang lalu di Puncak?" Tanya Harry tidak percaya.

Jika benar, gadis kecil itu adalah Electra yang sekarang. Maka, itu.

"Kau masih tujuh belas tahun?"

Electra masih tidak mengerti kemana arah pembicaraan Harry sekarang. Ia hanya mengangguk kepalanya pelan menanggapi pertanyaan Harry.

Seketika, Harry menutup matanya dengan tangannya frustasi. Ia mengerang kuat, membuat Electra semakin bingung. Namun, sepertinya Prof. Wahid mengerti apa yang dimaksud dari tingkah Harry.

"Ada apa sebenarnya?" Ucap Electra heran, Ia sama sekali tidak mengerti dengan sikap Harry sekarang.

"Aku pernah menidurimu. Aku bercinta dengan gadis berumur tujuh belas tahun dan aku sangat menikmatinya. Aku pantas dihukum untuk itu. Oh for godsake!" Teriak Harry frustasi, Ia tidak menghiraukan Prof. Wahid yang sedari tadi duduk didepannya.

"Jadi? Itu tidak masalah. Aku tidak hamil, bahkan karena itu aku dapat bertemu dengan kau. Obatku," ucap Electra dengan senang bahkan Ia tersenyum.

"Kau gila. Bagaimana jika Ayahmu tahu kalau aku sudah meniduri anak perempuannya," teriak Harry lagi.

"Hmm... kau lupa Ayahku sudah mati," jawab Electra pelan.

"Nicole! Iya, Nicole. Bagaimana jika Dia tahu?"

"Dia sudah tahu. Itu tidak masalah," ucap Electra pelan dengan tenang.

Mendengar itu Harry terdiam. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakan Electra. Bagaimana Ia bisa melakukan hal yang begitu bodoh.

"Itu menjadi masalah Electra!" Teriak Harry sekarang, Ia terlihat begitu frustasi.

"Tidak akan menjadi masalah jika kau tidak mempermasalahkannya! Waktu itu kita mau sama mau, tidak ada yang disalahkan," teriak Electra kemudian.

"Tapi, jika aku tahu kau masih berusia tujuh belas tahun. Aku tidak akan menidurimu. Bagaimana kau bisa masuk ke kelab itu?"

"Jadi kau menyesal telah meniduriku?"

"Tentu saja. Aku sangat menyesal telah merebut kepe–"

"Aku sudah tidak perawan saat tidur denganmu," potong Electra cepat.

"Tidak mungkin. Aku tahu perempuan yang masih perawan atau tidak. Saat itu kau–"

Ucapan Harry berhenti akibat dehaman kuat dari Prof. Wahid. Menyadarkan bahwa diruangan ini bukan hanya ada Harry dan Electra.

"Sudah cukup. Apa kalian harus membahas hal pribadi kalian dihadapan orang tua ini?" Ucap Prof. Wahid terdengar sarkastik.

"Maafkan aku, Prof. Aku tidak bisa mengontrol egoku," Harry berucap jujur penuh penyesalan.

Electra hanya diam tidak menanggapi pria-pria didepannya itu. Ia masih shock dengan ucapan terakhir Harry kepadanya. Tidak tahu mengapa, ada perasaan sakit dan tidak terima yang dirasakannya.

Prof. Wahid melanjutkan pembicaraan mengenai rencananya yang tidak didengarkan oleh Harry dan Electra.

Electra tidak dapat menyerap dengan baik apa yang dibicarakan oleh Prof. Wahid, Ia masih kesal dengan perkataan Harry terakhir.

Harry sebaliknya, Ia masih tidak percaya jika Ia sudah tidur dengan gadis dibawah umur. Ia bisa saja dipenjara karena hal itu.

"–kalian dengar apa yang aku katakan?" Suara Prof. Wahid mengintrupsi pikiran Electra dan Harry. Mereka hanya mendongakkan kepala menatap Prof. Wahid tidak mengerti.

SleeplessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang