- 2. Flashback

10.5K 1.2K 314
                                    


"Aku sangat kesal, Draco! Dia tidak mengerti! Selalu saja aku yang harus mengalah." Adu Hermione pada Draco. Gadis itu sedang kesal karna Ron, kekasihnya, selalu bersikap kekanakkan. Bahkan Ia pernah berpikir, mereka lebih cocok jadi adik kakak dibanding menjadi sepasang kekasih.

Draco, yang tadinya sedang membaca buku, segera menutup buku itu dan menoleh pada Hermione yang tiba-tiba datang dengan bersungut-sungut.

"Ada apa lagi? Kau bertengkar dengannya sama dengan aturan minum obat. Sehari tiga kali."

Hermione memukul bahu Draco dengan bibir mengerucut. "Aku sedang tidak ingin bercanda, Draco!"

Draco terkekeh, "Ya ya ya, memangnya kali ini ada masalah apa? Dia bicara sambil makan? Dia lupa dengan janjinya karna ketiduran? Dia memaksa mencontek tugasmu? Atau dia terlalu cuek padamu?"

Ya, Draco sudah sangat hafal apa saja hal yang membuat Hermione kesal dengan Ron. Sejak pertemuan mereka di leaky cauldron saat itu, akhirnya mereka berdua berteman. Walaupun awalnya sangat canggung sebenarnya. Tapi Hermione merasa Draco adalah teman yang baik. Ia adalah pendengar yang setia. Dan tak jarang Draco memberi saran untuk hubungan Hermione dengan Ron. Ia tidak pernah menyangka sebelumnya jika mereka berdua bisa berteman. Sangat impossible. Tapi tidak ada yang tidak mungkin 'kan didunia ini?

Mereka semua; Hermione, Draco, dan yang lainnya, sudah melanjutkan kembali pendidikan mereka di hogwarts sebagai tahun ketujuh. Tadinya Draco menolak, tapi Hermione mati-matian memaksanya. Akhirnya dengan terpaksa-yang sebenarnya, demi Hermione-Ia kembali ke hogwarts. Menjalani hari-harinya disekolah dengan amat sangat membosankan. Kalau bukan karna ada Hermione, sudah pasti Draco sudah kabur dari hari pertama.

Pertemanan mereka dijalani dengan diam-diam. Tidak ada yang tahu kalau air dan api, kucing dan anjing, gryffindor dan slytherin itu kini berteman dekat.

"Aku tidak tahu siapa yang memulai. Saat itu aku sedang mengerjakan tugas herbologi, tiba-tiba Ron datang dan memintaku menemaninya ke hogsmade. Aku sudah bilang kalau aku sibuk, tapi dia tetap memaksa. Dan pada akhirnya kami bertengkar." Kata gadis itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

Draco tersenyum melihatnya. Senyum yang hanya bisa dilihat gadis disampingnya ini. "Kalau aku boleh jujur, kau memang terlalu sibuk dengan tugas-tugasmu sampai tidak memperhatikan sekitarmu."

Hermione mengernyit, "Kau membelanya?"

"Mana sudi aku membelanya," ciri khas Malfoy masih melekat pada dirinya ternyata. "Aku hanya tidak ingin kau dijauhi teman-temanmu dan atau yang lebih parah kau sakit karna selalu telat makan malam."

Hermione terdiam. Bibirnya semakin maju beberapa centi.

Draco tersenyum geli lalu menarik bibir Hermione, "Jangan cemberut!"

"Ish!" Gadis itu menepis tangan Draco lalu mengusap-usap bibirnya.

Draco tertawa. Lagi-lagi tawa yang hanya bisa dilihat Hermione.

Gadis bersurai cokelat itu bersemu melihat tawa Draco. Ini sudah terjadi beberapa kali. Entah kenapa, melihat Draco tersenyum dan tertawa membuat jantungnya berdetak tak karuan. Ia bukan orang bodoh. Ia tahu perasaannya pada Draco tidak normal. Ini bukan hanya rasa sebagai teman. Tapi lebih dari itu. Namun, Hermione tidak berani mengambil kesimpulan lebih jauh.

Kesimpulan yang menyatakan hatinya mungkin telah berpindah.

***

Selalu begini. Ia hanya bisa mengagumi dalam diam. Bukan karna dia tidak berani. Tapi dia tidak mau hubungan pertemanan mereka hancur hanya karna perasaan tak wajar yang setiap hari tumbuh di hatinya.

Two Heart [DRAMIONE]Where stories live. Discover now