Bab 11 - Jangan pergi

7.2K 897 102
                                    


"Hermione..?" Draco menoleh kan kepalanya dan mendapati seorang gadis yang tengah menatapnya dengan penuh keterkejutan.

Mata itu.. mata hazel itu. Setelah sekian lama Ia sangat merindu untuk melihat mata itu. Kini, Ia bisa bertatap langsung.

Cukup lama mereka terdiam. Sampai akhirnya Hermione sadar lebih dulu. Gadis itu langsung berlari keluar dari resto tersebut dari pintu belakang.

Draco semakin terkejut. Ia langsung berlari mengejar Hermione.

"Hermione, stop!" Teriak Draco. Namun gadis itu tetap berlari. Tidak peduli dengan guyuran salju yang mengguyur tubuhnya.

Hermione terus berlari. Ia tidak mau usahanya selama ini gagal. Ia harus pergi jauh-jauh dari mereka. Kehadirannya hanya akan membuka lembaran luka yang telah lama berlalu. Ia tidak mau menyakiti lagi.

"Hermione!!" Teriak Draco lagi. Mereka berlarian ditengah trotoar yang lumayan ramai. Banyak para pejalan kaki yang mengumpat karna ulah mereka yang berlarian tak tahu tempat.

Dingin seakan membekukan seluruh saraf Hermione. Ia keliar dari resto itu tanpa mantel. Hanya seragam pelayan tipis yang Ia kenakan. Itu membuatnya semakin susah beralari. Sampai pada akhirnya Draco dapat mengerjarnya dan meraih pergelangan tangannya.

"Stop!" Draco terengah-engah. Menimbulkan uap dingin yang keluar dari mulutnya saat Ia bernapas lewat mulut.

Mereka berhenti di depan ruko usang yang tidak terpakai. Hanya beberapa orang yang lewat di daerah itu. Salju pun sangat menumpuk karna tidak pernah dibersihkan. Membuat kaki mereka terbenam oleh benda putih nan lembut tapi membekukan itu.

"Hermione.." panggil Draco. Namun Hermione tidak juga menoleh. Ia menutup matanya rapat-rapat. Detak jantungnya berdentum-dentum. Genggaman Draco pada tangannya sangat hangat. Berbeda dengan suhu tubuhnya yang seakan membeku.

"Hermione.." panggil Draco lagi.

Suara itu.. setelah sekian lama, akhirnya Hermione dapat mendengarnya lagi.

"Buka matamu."

Hermione menggeleng. Badannya sudah menggigil semua.

Draco menatap Hermione dari atas sampai bawah. Gadisnya sekarang ada dihadapannya. Ia telah berhasil menemukannya. dan sampai kapanpun Ia tak akan membiarkannya pergi lagi.

Draco melepas mantelnya dan memakaikannya pada Hermione. Tubuh gadisnya itu sudah bergetar hebat. Setelah itu, Draco membawa Hermiome dalam pelukannya.

Pelukan hangat yang selama ini diam-diam selalu mereka rindukan. Pelukan yang dulu hanya ada dalam mimpi, kini tekah menjadi kenyataan.

Mereka sudah bertemu kembali.

"Kau bodoh. Kau idiot, kau tahu?" Ujar Draco dengan kedua tangan yang mendekap Hermione erat-erat.

Hermione mengerang pelan. Bibirnya sudah membiru. Suhu sepertinya ikut berkonspirasi untuk menghukum dua insan ini.

"Kau membuatku hampir gila karna terus memikirkanmu. Apa kau baik-baik saja, apa kau makan atau tidak.."

Hermione ingin menangis. Tapi saking dinginnya, air matanya pun terasa ikut membeku.

Draco bersuara lagi, walaupun suaranya sudah mulai gemetar, "Kau mau membunuhku ya?"

Hermione semakin memeluk Draco erat-erat. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya di balik dada bidang Draco.

"Aku sangat membencimu, Hermione. Sangat." Draco bersuara pelan. Membuat air mata Hermione yang membeku meleleh begitu saja.

"Tapi rasa cintaku padamu melebihi rasa benciku. Jangan siksa aku seperti ini, ku mohon. Lebih baik kau langsung bunuh aku saja."

Two Heart [DRAMIONE]Where stories live. Discover now