Bab 8 - Pergi

7.3K 1K 144
                                    


15 Desember

"Mione.."

Gadis bersurai cokelat itu menoleh perlahan. Ia menutup map yang sedari tadi Ia baca.

"Ya?"

"Kau sedang apa?" Tanya Ginny yang langsung duduk disebelah Hermione.

"Aku sedang memeriksa berkas-berkas, Gin."

Ginny memanggut-manggut saja.

"Oh, iya! Ada apa? Tumben pagi-pagi sudah kemari."

"Mmm.. sebenarnya, Mom menanyakanmu terus Hermione."

Hermione langsung tertunduk.

"Aku belum siap, Ginny."

Ginny, gadis berambut merah itu menepuk pundak Hermione.

"Mione, walaupun kau sudah putus dari Ron, kau tetap keluarga kami. Mom dan Dad sudah menganggapmu sebagai anaknya."

Hermione tersenyum kecil. Sebenarnya, Ia juga merindukan suasana keluarga Weasley yang hangat itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia merasa tidak pantas disana.

Ya, Hermione sudah mengakhiri hubungannya dengan Ron. Anggap Ia bodoh, Ia tak masalah. Ia hanya tidak mau menyakiti Ron karna terus berpura-pura. Ia ingin bersikap adil. Kalau dia tidak dengan Draco, berarti Ia juga tidak bisa bersama Ron. Ia merasa sangat bersalah kepada mereka berdua. Ia merasa tidak pantas untuk mereka.

"Aku tahu, Gin. Aku pun sudah menganggap mereka sebagai orang tuaku sendiri." Aku Hermione.

"Lalu? Apa kau jadi pergi kesana?"

Hermione mengangguk samar, "Ya, aku berangkat hari ini."

"APA??! KENAPA KAU TIDAK BILANG?!"

Ginny langsung berdiri, "K-kau tidak bisa pergi begitu saja! Apa yang ada di pikiranmu sih?!" Pekik Ginny.

Hermione ikut berdiri, "Aku ingin melupakan semuanya, Ginny. Aku mau memulai hidupku yang baru."

Ginny mondar-mandir diruangan itu seraya memegangi kepalanya yang pening.

"Dan kau rela meninggalkan dunia sihir ini?" Tanya Ginny tak percaya.

"Tekadku sudah bulat, Gin." Ujar Hermione seraya mengambil kopernya di sisi lain kamarnya.

Ginny panik.

"Hey! Kau tidak bisa pergi!"

Hermione tersenyum samar. Ia mendekati Ginny dan mencium kedua pipi gadis itu.

"Selamat tinggal, Ginny. Sampaikan salamku pada semuanya. Aku menyayangi kalian."

"Tapi Her-"

Plop!

Hermione ber-apparate. Dan Ginnya hanya bisa mematung.

***

Gadis itu bersembunyi dibalik pilar tinggi. Dengan mantel tebal khas musim dingin dan sebuah koper besar di sisi nya, Hermione mengunjungi tempat itu. Lagi. Dan mungkin ini yang terakhir kalinya.

Ia semakin menyembunyikan dirinya ketika melihat seorang pria pirang keluar dari bangunan tua itu. Bibir tipis Hermione menyunggingkan senyum lega.

"Selamat menghirup udara bebas lagi, Draco."

Hermione menitikkan air matanya. Setelah sekian lama rasa itu Ia kubur, ternyata rasa itu tidak pernah mati. Selalu saja mencoba bangkit lagi. Dan kali ini Hermione memilih pergi membawa rasa itu sendirian.

Two Heart [DRAMIONE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat