Bab 12 - St.Mungo

7.2K 893 92
                                    


Hermione mengusap air matanya dengan cepat. Lalu Ia langsung berdiri, membuat semua orang terkejut dan panik.

"Aku harus membawanya pergi dari sini," Hermione mengelus kepala Draco sekilas, lalu mencoba melepaskan jarum infus yang melekat pada tangan kanan pemuda itu.

"Hermione, apa yang kau lakukan?" Mrs.Wright memegangi tangan Hermione agar gadis itu berhenti bersikap gila.

Hermione tidak menghiraukan teriakan orang-orang. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Draco. Ia harus membawanya ke St.Mungo. Karna disana Draco akan mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Gadis itu berhasil melepas jarum infus itu. Diiringi dengan tatapan tak percaya dari Mrs Wright, Dave, dokter yang merawat Draco, dan para perawat.

"Ayo, Draco. Kita harus pergi dari sini." Hermione melingkarkan tangannya pada leher Draco dan membuat tubuh pemuda itu menjadi posisi duduk.

"Hermione, hentikan!!" Dengan sekali hentak, Mrs.Wright melepaskan tangan Hermione yang hendak melepas selang oksigen pada hidung Draco.

"Dia bisa mati."

Hermione memandangi Mrs.Wright dengan sendu, "Percayalah padaku.." lirih Hermione.

Semua orang diam. Hermione mulai menangis sesenggukan lagi. Ia menyibakkan rambut platina Draco dengan lembut.

"Kamu pasti sembuh, sayang. Kamu harus sembuh ya?" Hermione mendekap Draco dengan sebelah tangannya. Pemuda itu tetap tak bereaksi.

"Kau harus bertahan ya.. kita pergi sekarang."

Hermione kembali mengangkat tubuh lemah Draco dengan susah payah.

"Hermione.." Mrs.Wright ikut menangis melihat kegigihan Hermione. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan gadis itu. Tapi Ia sangat mempercayai Hermione.

"Dave, ayo bantu Hermione." Titah Mrs.Wright. Dave yang tadi hanya mematung, mulai tersadar ke dunia nyatanya. Akhirnya, merekapun membantu Hermione membawa Draco pergi.

Mereka mendudukkan Draco pada kursi belakang mobil Mrs.Wright. Di sampingnya ada Hermione yang terus memegangi tubuh pemuda itu. Di kursi depan ada Dave yang sedang mengendarai mobil itu dan Mrs.Wright yang duduk di kursi sampingnya.

"Stop disini, Dave." Kata Hermione.

"Apa maksudmu, Hermione? Sebenarnya mau kau bawa kemana dia?"

Hermione membenarkan jaket yang dikenakan Draco sekilas, lalu membuka pintu mobil yang sudah berhenti itu.

"Percaya padaku, Mrs.Wright. Draco adalah separuh jiwaku, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya."

Mrs.Wright terdiam sejenak lalu mengangguk paham. "Aku percaya. Semoga kau berhasil, dear."

Hermione tersenyum, "Terimakasih."

Hermione pun mengeluarkan Draco dari mobil itu dengan dibantu Dave. Mereka mendudukkan Draco di depan sebuah ruko yang sudah tutup. Malam ini begitu pekat. Hitam dan sunyi. Menambah kegelisahan di hati gadis bermata hazel itu.

"Kamu bertahan ya?" Hermione mengelus perban di kepala Draco.

"Hermione, sekali lagi aku mau minta maaf."

"Sudahlah, yang penting sekarang keselamatan Draco. Kau bisa pergi, Dave. Terimakasih karna sudah membantuku."

Dave hanya mengangguk. Ia pun pergi dari tempat itu. Ia tahu, kata maaf saja tidak pernah cukup.

Hermione mengusap tangan Draco. Ia tidak yakin bisa ber-apparate dengan membawa tubuh Draco yang jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Tapi Ia harus lakukan itu. Ia harus secepatnya membawa Draco ke St.Mungo.

Two Heart [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang