CHAPTER 4 : A Clue

4.4K 417 49
                                    

"Tunggu dulu!" kak Naila menahan kami berdua, aku sempat berdebar dan membalik badanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tunggu dulu!" kak Naila menahan kami berdua, aku sempat berdebar dan membalik badanku.

"Ya kak?" jawabku, Ia tersenyum dan berkata

"Tidak, hati-hatilah dijalan," katanya

Fiuh.. Kukira dia mengetahuinya..

Kami pun bergegas pulang ke apartemenku dan melihat isi ponsel yang kami temukan. Kami tidak menyentuhnya secara langsung tapi menggunakan sarung tangan, agar sidik jari kami tidak bercampur disana.

Aneh, ini ponsel murah yang hanya bisa digunakan untuk mengirim e-mail, sms dan telfon, kami menggeledah semua isi pesan dan nomor yang dihubunginya, tapi disitu hanya tertera e-mail dan telfon dari Suzy saja.

"Bagaimana kalau dia ternyata masih memakai ponsel ini?" kata Restiana

"Entahlah, tidak bisakah kita laporkan saja ke polisi? Polisi bisa menyelidiki sidik jarinya." Arkan menambahkan.

Tidak, jangan libatkan polisi dulu, ini masih belum jelas.

"Kita simpan dulu semua ini, kita hanya mempunyai beberapa bukti yang belum cukup jelas dan aku tidak mau ini sampai tersebar.." kataku,

"Iya, lagipula mereka akan bertanya bagaimana bisa kita dapatkan barang bukti ini. Identitasmu sebagai Hacker akan terancam kan?" sambung Restiana

"Iyasih,"

Karena bisa jadi disekitar kita ada kaki tangan pembunuh itu dan aku tidak mau menempatkan kalian dalam bahaya, aku akan coba memecahkan ini lagi nanti." lanjutku, mereka setuju

"Aku akan menonaktifkan handphone ini dulu, takut jika pembunuh itu mencarinya melalui GPS." Arkan mematikan hubungan jaringan handphone itu.

Akhirnya mereka pulang dan aku masih duduk didepan meja belajarku dengan semua bukti yang ada didepanku ini.

Mimpi, Ponsel pembunuh, Rekaman cctv, Kertas yang berisi kode email, Angka 5, garis miring, setiap korban yang dibunuh diajak ketemuan di tempat tertentu di sekolah. 

Para korban adalah gadis-gadis yang cantik, mereka dibunuh dilantai 2, Pembunuh selalu mengenakan masker hitam, pembunuh yang sama dengan pembunuh kakak Septian..

Sebenarnya ada apa dibalik semua ini? Apakah pembunuh kakaknya Septian itu sudah kembali? Jika iya, bukankah itu sudah 10 tahun yang lalu?

Harusnya dia sudah sangat tua sekarang kan? Apa dia operasi plastik dan menyembunyikan identitasnya? Masa sih..?

~~~

2.00 a.m

Dimana aku? Koridor lantai 2? Kenapa aku disini?

"Eump!!" seseorang membekap mulutku dari belakang dan membawaku masuk kedalam sebuah ruangan yang sempit.

Seorang laki-laki yang memakai pakaian sekolah dan masker hitam! Tapi kali ini berbeda, ia tidak terlalu tinggi dan besar, tapi tenaganya sangat kuat.

MURDERER IN THE SCHOOL [Completed]Where stories live. Discover now