CHAPTER 7 : DANGER!

3.6K 365 27
                                    

"Siapa yang playboy?" kata Sammy menghampiri kami dengan tatapan kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siapa yang playboy?" kata Sammy menghampiri kami dengan tatapan kesal.

"Apa-apaan kau?" aku berdiri melindungi Ulfa.

"Apa kau sudah tidak percaya denganku? Padahal kita baru saja jadian.." kata Sammy

Ia terdiam sejenak,

"Yah, aku memang tidak pantas untukmu.." Sammy merubah ekspresinya menjadi sedih

Pandai juga ia berakting seperti itu.

"Bu-bukan gitu maksudnya.." kata Fitri, tapi Sammy berjalan keluar dengan wajah yang menunduk ke bawah dan terlihat kecewa.

"Sammy!" Ulfah mencoba mengejar Sammy tapi aku menahannya.

"Lepaskan aku!" ia menghempaskan tanganku dengan sangat kuat dan berlari mengejar Sammy

"Ulfah!" aku mencoba mengejarnya tapi Restiana malah menahanku

"Biarkan saja mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri," kata Restiana, aku hanya bisa menghela nafasku dan kembali duduk.

~~~

Istirahat makan siang.

Aku mengurus surat kepindahanku. Aneh sekali rasanya karena aku tidak benar-benar ingin pergi. 

Setelah memeriksa surat-suratku, Pak Aditya menatapku dan bertanya, "Kenapa kau mau pindah, Ayumi?" 

"Uhm, ayah dan ibuku dipindahkan kerja disana pak."

"Oh begitu.. Sayang sekali." katanya sambil menandatangani surat kepindahanku.

"Baiklah, tetap belajar yang rajin disana ya." pak Aditya mengelus pelan kepalaku seperti anak kucing saja.

"Ya pak," aku pamit keluar dan kembali ke kelas.

"Kau yakin mau pindah kesana?" Arkan memberiku sekotak susu pisang dan roti sandwich kesukaanku

"Entahlah, aku sedang memikirkan bagaimana caraku agar tidak ikut kesana," katau bengong sambil memandangi susu pisang ditanganku itu.

Arkan diam sejenak, tapi tiba-tiba ia berkata, "Jangan pergi, tetaplah tinggal, a- aku suka sama kamu."

Aku membelalakkan mataku dan menyemburkan susu pisang yang baru kusedot itu.

"APA!?" aku melihat ekspresi Arkan yang sama terkejutnya denganku, ia menutup mulutnya dan wajahnya memerah hingga ke telinganya, semua orang dikelas memandangi kami

Aku mengelap mulutku dan mengoceh, "Kau gila? Kau sedang bercanda ya?" 

"Aku sedang mencoba serum kejujuran itu, dan sialnya ternyata ini benar-benar berfungsi." jawab Arkan dan masih menutup mulutnya, sekarang ia menutup wajahnya karena malu.

"Astaga.." ia melompat-lompat kemudian berlari keluar kelas.

"Apa-apaan dia.."

Kenapa aku malah berdebar gini?! aish.

MURDERER IN THE SCHOOL [Completed]Where stories live. Discover now