Chapter 36: Threads of Fate

36.2K 3.3K 129
                                    

Pagi itu, Achromos membuka matanya karena pengawal dan pelayan kerajaan membuat keributan yang tidak biasa. Seorang pengawal kerajaan tergopoh-gopoh masuk saat Achromos memerintahkannya untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Ya-Yang Mulia! Yang Mulia Braz... Yang Mulia Braz..." Pengawal itu berusaha mengatur napasnya yang memendek akibat berlari dengan panik.

"Ada apa?" Tanya Achromos tak sabar.

"Yang Mulia Braz... saat ini sedang dalam kondisi kritis karena diserang di ruangannya." Jawab pengawal itu sambil menunduk.

"Eh?" Achromos terpaku mendengar berita dari pengawal itu. Tentu saja ia tak percaya dengan ucapannya. Braz diserang? Braz yang itu? Tidak mungkin.

"Jangan bercanda." Ujar Achromos sambil memperlihatkan tatapannya yang tajam.

"Ha-hamba tidak bercanda, Yang Mulia! Sungguh!" Seru pengawal itu panik.

Achromos langsung bangkit dan melangkah cepat menuju kamar Braz. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Kemarin ia masih berbincang seperti biasa dengannya dan sekarang Braz sudah sekarat? Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi?

Ia membuka kamar Braz dan menemukan Braz tergolek di atas tempat tidur dengan dokter Ghoz dan para asistennya yang sibuk menghentikan pendarahan di perutnya. Melihat tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengganggu konsentrasi dokter Ghoz, Achromos memutuskan untuk pergi ke tempat penyerangan, ruangan Braz.

Saat Achromos sampai di ruangan Braz, ia menyuruh pengawal dan pelayan yang berkerumun untuk menyingkir dan langsung terbelalak melihat cairan merah pekat menggenang di lantai marmer dingin yang juga menghiasi dinding di atasnya.

"Ini.." Gumam Achromos.

"Kak Achro.." Cain yang baru saja sampai setelah melihat kondisi Braz langsung menghampiri Achromos dan terkejut melihat kondisi ruangan yang mengenaskan.

"Kakak... apa yang terjadi.. pada Ayahanda?" Lirih Cain dengan suara tercekat.

Achromos mengepalkan tangannya kuat-kuat dan langsung bangkit berdiri. Ia lalu berbalik dan menatap kerumunan orang di hadapannya. Di antara mereka, Chroma terlihat tersembunyi karena tubuhnya yang mungil.

"Achromos!" Panggil Chroma.

Achromos nampaknya tak menyadari suara Chroma karena tertutup oleh suara para pengawal dan pelayan. Ia lalu menatap mereka dengan tajam.

"Siapa.. SIAPA YANG BERTUGAS MENJAGA BRAZ?? MAJU KE HADAPANKU, SEKARANG!!" Serunya dengan suara yang menggelegar--membuat seluruh suara lenyap begitu saja dan langsung digantikan oleh keheningan yang mencekam.

Seorang pengawal maju dengan kaki gemetar dan langsung berlutut di depan Achromos. Wajahnya tak berani ia tunjukkan pada rajanya itu.

"Ma-maaf, Yang Mulia. Hamba bukanlah pengawal yang bertugas menjaga Yang Mulia Braz, namun hamba tahu siapa yang bertugas. Tapi, Yang Mulia, dua orang pengawal yang seharusnya menjaga Yang Mulia Braz ditemukan tewas di dalam gudang." Pungkas pengawal itu dengan suara bergetar.

"Mereka.. tewas?" Ujar Achromos.

Siapa? Siapa yang menyerang Braz? Terlalu banyak orang yang membenci Braz, tapi tak banyak yang bisa melukainya, apa lagi membuatnya sekarat! Pikiran Achromos mulai dipenuhi dengan berbagai macam hal.

"Achromos! Achromos!" Suara Chroma yang berusaha menyelipkan tubuhnya melewati kerumunan orang itu membuyarkan lamunan Achromos.

"Chroma!" Ujar Achromos saat Chroma akhirnya berhasil menghampirinya.

"Achromos! Lihat baik-baik dindingnya!" Seru Chroma panik.

Chroma & Achromos [COMPLETED]Where stories live. Discover now