Chapter 6

52.4K 4.3K 135
                                    


Steve kesal. Bagaimana mungkin dihari pertamanya bekerja sebagai seorang baby sitter harus sesusah ini.

Diawali dengan dia berangkat ke apartment Robert, dia awalnya sangat sulit untuk menemukan dimana apartmentnya karena dia tidak tau alamat. Terpaksa dia meminta alamat tempat tinggal Robert pada mantan atasannya.

Kedua, saat Steve sudah sampai di apartment, ternyata tidak ada orang sama sekali dan sialnya juga dia harus menunggu sampai pemiliknya datang. Kalau dia pergi pasti bisa saja tapi itu tak akan dia lakukan.

Ketiga, Steve lelah menunggu hamper satu jam didepan apartment Robert. Saat orang yang ditunggu sudah datang dan membukakan pintu, dia kaget karena didalam sangatlah berantakan. Alhasil dia harus mengumpulkan tenaga untuk membersihkan ruangan besar ini. Ya walaupun dia dibantu Robert, tapi tetap saja dia capek.

Keempat, dia disuruh memasak oleh Robert. Jelas dia menolak perintah Robert. Sesuai perjanjian dia hanya akan menjaga anaknya. Tapi karena terus memaksa, Steve juga tidak tega dengan anak kecil itu. Jadi dia memasak walaupun hanya makanan sederhana. Steve hanya memasak omelet dan roti bakar.

Dan yang terakhir, setelah dia membersihkan bekas sarapan, ternyata penderitaannya tidak selesai disitu saja karena saat dia masuk kekamar mandi, banyak sekali tumpukan baju kotor dan dia juga yang haru mencuci pakaian itu semua. Hey, Steve bukan seorang pembantu disini. Dia hanya dibayar untuk merawat anaknya saja bukan ? terus kenapa dia harus mengerjakan ini semua.

"Dengar Mr.Robert yang terhormat, sepertinya anda harus menaikkan gaji saya karena saya sudah anda jadikan sebagai pembantu anda." Sindir Steve pada Robert yang duduk santai didepan tv sambil menyeruput kopinya.

"Ah kau mau gaji lebih ? Aku bisa saja memberimu berapapun, asal ada satu syarat." Steve menolehkan kepalanya bingung kearah Robert.

"Apa ?"

"Kau hanya perlu menikah denganku saja dan kau akan mendapatkan semua yang kau mau, bagaimana ?" Steve mendecih tak suka mendengar tawaran Robert. Mungkin lebih tepat itu dianggap sebagai kalimat merendahkan dirinya.

"Dengar ya, aku tidak semurah itu yang akan tergiur dengan kekayaanmu." Steve bingung, apakah orang kaya memang selalu seperti ini.

"Yakin kau tidak mau ?" Goda Robert.

"Ya." Setelah menjawab pertanyaan Robert, Steve pergi menuju kamar Clarissa. Ya setelah dia beristirahat sebentar, dia meninggalkan gadis kecil itu dikamar sendirian. Mungkin karena Steve merasa tidak dianggap oleh anak itu. Clarissa selalu sibur dengan mainan Barbie nya.

Steve membuka pintu dan melihat Clarissa terbaring tidur. Mungkin karena capek main terus tanpa berhenti. Steve menuju kearah Clarissa. Dia sedikit tertawa melihat pose tidur gadis itu. Setelahnya, Steve membenarkan posisi tidur Clarissa.  Setelahnya menyelimuti tubuh kecil tersebut.

Steve rasanya ingin muntah, dia menutup mulutnya dan lari kekamar mandi. Dia menuju wastafel dan memuntahkan semua tapi tidak ada yang ia muntahkan hanya cairan benuing saja. tapi walaupun sudah ia muntahkan, rasa mual itu tetap masih ada.

"Kau kenapa ?" Steve kaget saat mendengar suara di belakangnya. Sontak dia membilas mulutnya dan menengok kebelakang. Ternyata dia adalah Robert.

"Aku tanya kau kenapa ?" Tanya Robert lagi.

"Aku hanya merasa mual saja." Jawab Steve. Robert mendekat kearah Steve. Dia menaruh telapak tangannya ke kening Steve.

"Hmm tidak panas." Ucap Robert sambil mengerutkan keningnya.

"Lebih baik aku harus menelepon dokter sebentar." Steve mengerutkan keningnya. Kenapa harus memanggil dokter. Padahal dia hanya mual saja. bisa saja dia masuk angin atau salah makan.

Being a mother  ( mpreg )Where stories live. Discover now