Chapter 15

38.2K 2.9K 51
                                    


Flashback...

Hari minggu memang waktunya dimana semua beristirahat dari hari-hari melelahkan. Di dalam sebuah rumah, yang awalnya ditinggali oleh empat orang dan sekarang hanya tiga orang.

Lisse, sedang asik menonton televisi sambil memakan camilannya. Sedangkan yang lain entah dengan kesibukannya sendiri. Memang sudah menjadi rutinitas mereka dihari minggu adalah bermalas-malasan. Bahkan jam sudah menunjukkan di angka dua belas. Terik matahari tepat diatas. Dan mereka belum ada yang mandi sama sekali. Mungkin mereka memanfaatkan wantu yang ada untuk dinikmati. Padahal kalau dipikir, mandi tidak menghabiskan waktu seharian penuh mereka. Mungkin hanya menghabiskan sepuluh menit lebih tidak sampai satu jam.

'berita hari ini adalah mengenai kabar seorang pengusaha ternama Robert Anderson yang dikabarkan mempunyai kekasih sesama jenis bernama Steve Bernard.'

Lisse langsung melongo kaget. Dia tidak salah dengar dan tidak salah lihat. Jelas di depannya adalah gambar Robert, orang yang pernah datang kerumah sewa ini. Begitupun dengan Steve. Tampak sekali difoto itu Robert dan Steve bergandengan tangan di lorong rumah sakit.

Lisse memanggil teman-temannya untuk melihat berita di televisi. Saat Lisse memberitahu teman-temannya kalau Steve tengah dikabarkan, mereka langsung berlarian menuju depan televisi dan fokus dengan berita dihadapan mereka.

'Dalam foto tersebut sangat jelas kalau mereka menjalin hubungan. Dan lebih mencengangkan, pasangan Robert yang bernama Steve sedang mengandung. Bisa kita lihat dari perut buncit dan mereka datang ke dokter kandungan. Setelah ditelusuri, semua benar tidak ada rekayasa untuk menguntungkan beberapa pihak. Foto yang diambil diam-diam ini terbukti keasliannya. Sumber tidak mengatakan siapa wartawan yang mengambil foto tersebut.' Mereka bertiga tercengang mendengar penjelasan yang diberikan oleh sang pembawa berita.

'kami mendapatkan informasi juga tentang siapa orang yang mengambil foto tersebut. dari informasi yang kita dapat, sumber memang tidak menyebutkan nama asli orang tersebut. Tetapi, sumber hanya mengatakan kalau orang tersebut berinisial B.' Lanjut pembawa brita tersebut.

"I-ini beneran ?" Tanya Lisse setengah takut. Ya, dia takut kalau temannya kenapa-kenapa.

"Bodoh... lihatlah difoto itu bahkan sudah jelas sekali." Ucap Sisca.

"Bagaimana sekarang ? Apa kita harus membantu Steve ?" Tanya Lisse pada yang lain.

Jordan dan Sisca saling pandang.

"Apa perlu ? Setelah dia menghilang dan tidak mengabari kita sama sekali." Ucap Jordan.

"Bagaimanapun dia juga teman kita. Disaat seperti inilah dia membutuhkan kita." Balas Lisse.

"Hmm benar juga sih." Jawab Sisca sembari memikir rencana apa yang akan mereka lakukan.

"Ah aku ada ide." Seru Sisca. Yang lain hanya melihat menunggu ide yang akan dijelaskan oleh Sisca.

"Jadi begini, dulu Steve bilang kalau dia akan tinggal dengan Robert. Jadi bagaimana kalau kita datangin saja kerumah Robert. Kita bicara baik-baik pada Steve. Setelahnya kita beritahu dia kalau misalkan dia tidak kuat, dia bisa kembali tinggal bersama kita atau setidaknya kita membantu melindunginya. Bagaimana ?" Jelas Sisca.

Lisse dan Jordan tersenyum dan mengangguk.

Setelah sepakat untuk memakai rencana tersebut, hanya satu rintangan mereka yaitu mereka tidak tau dimana Robert tinggal.

Tapi sepertinya mereka tak patah usaha. Jordan berniat untuk mendatangi kantor perusahaan Robert dan mengaku sebagai adik Robert.

Saat Jordan berhadapan di resepsionis perusahaan Robert, Jordan harus bertingkah tidak seperti biasanya. Perempuan yang duduk di resepsionis itu percaya kalau ia adik Robert. Tapi sialnya perempuan itu tidak mau memberitahukan dimana Robert tinggal.

Being a mother  ( mpreg )Where stories live. Discover now