HURT

676 56 0
                                    

Dia merasakan sebuah benda kasar disekitar pergelangan tangannya, menusuki hingga ke kulitnya, dan memberikan rasa sakit yang luar biasa setiap kali Ia mencoba untuk membebaskan dirinya. Sebelumnya matanya hanya mendapatkan kegelapan di dalam ruangan Ia berada, lampu kemudian menyala. Ruangan itu besar dan sedikit nyaman namun tidaklah familiar, tetapi ketika dia memulai untuk melihat sekitar, Baekhyun mendapat kelegaan akan seseorang bertubuh tinggi yang berada bersama dengannya dan mungkin akan membantunya untuk kabur dari kekacauan ini.

Dia bahkan tidak tahu bagaimana bisa Ia berada di sini pada awalnya.

"Chanyeol! Terimakasih Tuhan itu kau…" Baekhyun terus bergerak gelisah, walaupun hal itu tidak berguna. Dia tersenyum cerah pada sosok raksasa itu. "Kenapa kau berdiri di sana? Kemarilah, tolonglah aku!"

Chanyeol berjalan menuju ranjang king-sized dimana Baekhyun tengah terbaring tak berdaya itu. Wajahnya tanpa emosi, tak ada apapun yang terlihat selain sebuah wajah yang datar. Kekosongan. Semua yang dia lakukan adalah memperhatikan si brunet, dan mungkin membuat matanya mengembara ke bawah tubuhnya dan ke atas lagi. Dia membungkuk di atas Baekhyun, memegang dagunya, dan menatapi wajahnya dalam sebuah cara yang mendalam dan lapar, menunjukkan seringai jahatnya. "Cha—"

Chanyeol memaksa bibir mereka ke dalam sebuah ciuman terburu-buru, menggigit bibir Baekhyun untuk mendominasi lidah yang lebih dulu. Lidah Chanyeol berkelana di sekitar bagian dalam mulut goa si lelaki mungil yang manis itu, menjelajahi kehangatan itu sebelum menghisap lidah yang lainnya. Sesi cumbuan tiba-tiba itu tentu saja sedikit tak terduga, tetapi Baekhyun pasrah, melenguh di dalam ciuman tersebut. Dia tahu, sebenarnya bahwa ini bukanlah waktu yang bagus untuk hal-hal seperti ini, dan beruntungnya si lelaki berambut legam itu akhirnya menarik diri.

"Chanyeol, kita tidak bisa melakukan ini disini, kita harus kabur! Aku bahkan tidak tahu apa yang aku lakukan di—"

"Diam."

Baekhyun mengerutkan keningnya kepada kata-kata kasar tiba-tiba yang lainnya itu. Chanyeol tidak pernah memperlakukannya seperti ini. "Apa…"

"Byun, kau sangat naïf dan bodoh. Kau pikir aku disini untuk menyelamatkanmu? Kau pikir aku peduli padamu?" kata remaja berambut legam itu dengan tajam. Baekhyun merasa bahwa Ia dapat mendengar suara hatinya yang perlahan hancur berkeping-keping. Dia tidak memperdulikanmu, pikirannya berulang kali berucap. Kau hanyalah sebuah boneka untuknya. Sebuah boneka naïf, yang bodoh.

"Bodoh," lanjut yang lebih tinggi dan terkekeh rendah sesaat Ia mulai melepaskan kancing kemeja putih yang Baekhyun kenakan, yang mana membuat tubuh yang lebih dulu menegang ketakutan. Tentu saja—moment seperti ini biasa terjadi—tapi saat ini sedikit berbeda. Gerakan yang lebih tinggi tak terasa apapun selain kasar dan keras. Gegabah.

"Apa yang kau lakukan, berhen—"

Si raksasa memotongnya dengan tiba-tiba menarik kepala kembali dengan rambutnya. "maukah kau diam? Aku mencoba untuk membuat ini nikmat. Cepat atau lambat kau akan menjadi gemuk dan jelek. Seperti yang kusentuh itu," Chanyeol melesat ke bawah ke perut membesar Baekhyun, terlihat dengan jelas jijik akan perut si brunet yang semakin membesar itu.

Baekhyun menatapnya dengan mata basah yang terisi dengan kegelisahan dan yang terpenting adalah kesakitan. Kata-kqta kejam si raksasa melebihi batas, dan dia tidak mau mempercayainya, tetapi dengan cepat kata-kata itu terus-menerus terulang di kepalanya lagi, si brunet hanya akan lebih terisak dalam rasa sakit. Gemuk. Jelek. Gemuk.

Jelek.

Dia pikir Chanyeol akan terus menemukannya cantik, tidak peduli hal apapun, tidak peduli dalam situasi apapun.

I F**KED YOUR BOYFRIEND (INDO TRANS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang