ANESTHESIA

594 23 4
                                    

[WARN!]
(CHAPTER INI FOCUS KEPADA FLASHBACK HUNHAN DAN DI SINI ADA SLIGHT PAIR YAITU XIUHAN, CLOSE THE TAB IF YOU DON'T LIKE IT. BAD COMMENTS
ARE NOT ALLOWED, I'VE ALREADY TOLD YOU BEFORE.)

.

"Kita bersama sekarang." Minseok bernapas pada rambut halus si pirang, ujung rambut yang menggesek kulitnya, menggelitiknya sesaat bibirnya lanjut menggumamkan kata-kata lembut. "Let our scars fall in love."

Luhan mengerjap sesaat yang lebih tua membawa tangan bertautan mereka menuju dadanya, jantungnya berdegup dengan kencang sebagai respon. Mereka terduduk di bawah sinar rembulan, seluruh tubuh mereka dilingkupi oleh selimut, dan dengan punggungnya yang menyadar pada tubuh Minseok.

"Kenapa kita melakukan ini..." berada diantara lengan si rambut cokelat kastanye, dia merasa utuh. Utuh namun disaat yang sama... tidak. "Kau terlalu b-baik."

Ujung bibir Minseok melengkung ke atas,

"Kurasa aku terjatuh terlalu cepat. Menyedihkan, bukan?" Apa maksudmu dengan 'terjatuh'? "Pada saat itu juga, aku melihat kehidupan telah meninggalkan mata indahmu, bahkan jika kau tidak mati sekalipun." Tetapi kita tidak terjatuh, Luhan ingin membalas.

Minseok mulai mengendurkan rengkuhannya pada si pirang yang rentan, membalikkan yang lebih muda dalam rangka untuk melihat wajah menakjubkannya sesaat Ia dengan pelan mendorong dirinya pada selimut kemah itu.

Dengan perlahan membelai pipi memerah Luhan dengan cara yang memuja, dia mengamati bibir tebalnya, kemudian matanya, kemudian bibirnya lagi, dan kemudian matanya sekali lagi untuk terakhir kalinya.

"Tapi k-kau terlalu tua daripadaku..." mereka dapat merasakan napas hangat yang menerpa wajah masing-masing. Bahkan di malam yang dingin membeku ini mereka dapat merasakan panas tubuh yang lainnya yang saling memancar keluar.

"Apa umur sangat penting, kah?" dia terkekeh pelan, harapan menyembul di dalam suaranya. Luhan mengerjap tercengang.

Wajah mereka berpisah beberpa inchi, kaki mereka saling mengayun-ayun mengenai yang lainnya sesaat mereka bergerak, membuat ritme mereka sendiri.

Ibu jari Minseok dengan perlahan menyapu bibir Luhan yang sedikit terbuka, dia terus menatap matanya dengan cara yang lebih lembut lagi pada lelaki yang berada di bawahnya, memberitahukan perasaan sesak yang dimiliki Luhan ketika dia mengetahui sesuatu yang intens akan segera terjadi.

Dia menjilat bibirnya dengan sugestif, dan Luhan tahu. Minseok bermaksud untuk mengikis jarak itu, untuk menyatukan bibir mereka. Dan Luhan membiarkannya.

Malam adalah miliknya, dan sebuah kesempatan adalah miliknya. Sesuatu yang terasa salah dan juga sangat benar tentang hal itu, cukup benar ketika Luhan menghentikan suara-suara peringatan di dalam kepalanya sesaat bibir mereka akhirnya bersentuhan.

.

.

Luhan mulai membebaskan diri atas sebuah dunia yang tak mengenal cinta dan ketidakberanggapan, setelah dia menyadari dirinya memiliki Tuhan yang nyatanya memilki rencana terbaik untuknya yang tak melibatkannya pada sebuah tangisan di malam hari atau quote-quote menyedihkan Pinterest.

Mengesampingkan semuanya; menjaga dirinya sendiri dari cangkangnya.

Juga tidak ragu untuk mendorong dirinya, cinta pertamanya, menuju laci paling bawah sistemnya, sebuah laci pembuangan. Laci yang berada disamping salah satu laci yang berdebu dimana Ia mengunci perasaannya; pikirannya.

Dia tahu perasaannya tidak akan sama lagi, tetapi dia tetap mengatakan pada dirinya dia akan baik-baik saja. Tetapi jantung bodohnya itu tidak mau berhenti kesakitan dan jika Luhan bisa menanggalkan otot tak berguna itu keluar dan menghancurkannya, dia akan melakukannya.

I F**KED YOUR BOYFRIEND (INDO TRANS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang