WE WENT SO WRONG

571 25 4
                                    

[Warning: Chapter panjang! Artinya temukan posisi yang nyaman untuk membaca keseluruhan chapter ini, INI CHAPTER PANJANG YANG KEDUA KALINYA DARI CHAPTERKU PADA UMUMNYA, NO JOKE. It's Hunhan Slight!Xiuhan 's chap. Dont like? Close the tab! Bad comments are not allowed.]

.

Note: Tulisan italic (miring) adalah flashback.

.

Dan Luhan dengan bergemetar meletakannya, menyerahkan dirinya pada lelaki lebih tua yang berada di belakangnya setelah dia memutuskan panggilannya.

Dengan buru-buru menyeka air mata segar yang keluar membasahi pipinya, Luhan berharap kekasihnya tidak menemukan dirinya yang baru saja menangis karena seorang 'mantan'.

Membiarkan dirinya ditindih pada kasur lembut itu, kepala belakangnya terkulai di bantal yang besar. Dia balas menatap mata Minseok, dan bersyukur kamar itu gelap.

Minseok kelihatannya tidak menyadari air mata apapun pada Luhan. Malahan dia mulai terhenyak pada leher yang lebih muda sebelum menikmatinya terlebih dahulu. Luhan terkejut seolah-olah dengan perintah, mencoba untuk tetap tak terganggu, mencoba untuk tidak melompat kabur.

Tangan bergetarnya memegang leher dan kepala Minseok, dengan perlahan menyembunyikan tangan-tangan itu pada rambut si brunet sesaat Ia mulai terengah-engah, tetapi dia merasa dirinya menegang, dia merasa sangat salah.

Minseok mungkin berhasil untuk diterima sejak awal bahkan untuk menghiasi sepanjang leher pucat Luhan kemudian, menuju sebuah titik dibelakang telinga yang lebih muda yang Minseok baru saja tahu bahwa itu adalah titik lemahnya.

Luhan bergemetar hebat, dan apa yang dia lakukan selanjutnya benar-benar diluar dari keterpaksaannya: dia menangkup rahang yang lebih tua, mempertemukan bibir mereka dengan kasar bersamaan sesaat dirinya mencoba untuk membiarkan lelaki itu akhirnya keluar dari kepalanya.

Sebuah erangan rendah keluar dari dirinya sesaat tubuhnya bergerak menggesek tubuhnya dan Luhan hanya dapat menyerah terhadap hasrat Minseok, menuntut respon.

Diliputi dalam rasa panas, tangan Minseok mencuri masuk ke dalam kaos Luhan sekali lagi dan menemukan arahnya menuju puting menegang kekasihnya.

Luhan mengalihkan wajahnya, menghentikan ciumannya dengan tiba-tiba, terkesiap dan Minseok menjejaki ciuman-ciuman disepanjang rahangnya.

Dan kemudian dia tiba-tiba menjauh, berada di atas Luhan dengan tangan yang tak lupa saling menyangga disamping kepalanya untuk mendapatkan sebuah pemandangan jelas dari si rusa yang berada di bawahnya.

Karena sedikit yang Luhan tahu bahwa dia tidak pernah berhenti menangis dengan perlahan.

Sedikit yang dia tahu dia dengan terpaksa mencoba untuk mengesampingkan perasaan bersalah yang mulai Ia rasakan setelah menutup panggilan dari mantan kekasihnya.

Tetapi akhirnya tidak bisa.

"Kenapa kau menangis?"

Rambut yang seluruhnya benar-benar acak-acakan dan bibir bengkak yang merekah dan terkesiap, mata Luhan terbelalak lebar saat dimana perkataan kekasihnya itu menusuk tepat pada topengnya.

Dia menatap balik, penuh kehancuran, ketakutan, pipinya sudah dibanjiri air mata, mulutnya terasa sulit untuk merespon. Terlalu takut akan perkataan yang mengancam untuk keluar.

"Kau benar-benar bergemetar dan terisak ketika berbicara dengan lelaki yang berada di telepon itu," kesedihan didalam suara lembutnya tak dapat dielakkan. "Aku mencoba untuk tidak memikirkannya. Dengan egoisnya aku mencoba untuk mengabaikan tiap rintangan dalam hubungan yang-terlihat-sempurna selama ini, Luhan."

I F**KED YOUR BOYFRIEND (INDO TRANS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang