5

16.4K 1.9K 24
                                    

Karena sakit membuat orang berubah. - unknown.











__

Sekarang yumi sedang berdiri memandangi setiap inci gedung yang dulu di tempatinya. Banyak kenangan yang terukir disana. Tawa, airmata menyatu bagai lautan kehidupan anak berseragam abu-abu. 

Kini sudah hampir 4 tahun dia meninggalkan sekolahnya, meninggalkan semua kenangan indah yang berakhir pahit. Yumi tersenyum memandang teman sekolahnya dulu.

"Mereka semua berubah." Batinya.

Saat dia melangkahkan kakinya, dia berhenti menatap ruang kelas yang dulu dia tempati pada tahun terakhirnya. Suasana reuni yang biasanya membahagiakan untuk orang. Namun terasa menyakitkan untuknya.

"Kenapa semua berubah pada akhirnya?" Yumi masih membatin dalam hatinya.

Hari ini bukan angkatannya saja yang datang untuk reuni. Tapi seluruh angkatan kini hadir di halaman sekolah yang dibuat senyaman mungkin untuk pesta taman yang hikmat. Musik klasik mewakili kisah mereka sendiri. 

Tatapannya terkunci dengan sosok laki-laki yang sangat di hindarinya. Kakak tingkat sekaligus orang yang membuatnya bahagia di sela masa abu-abunya. Tapi itu dulu, sebelum laki-laki itu memutuskan untuk meninggalkannya dengan alasan kakak adik lebih baik. Yumi hanya tersenyum kecut mengingat itu. 

"Kakak adek pantat lo!" Umpatnya.

"Pantat siapa?" Tanya saejong.

Yumi noleh kearah sahabatnya itu. Terus menunjuk siapa yang di umpatnya dengan lirikan mata kearah tersangkah. Saejong yang sudah muak dengan kakak tingkatnya itu langsung saja menarik yumi untuk masuk ke perkumpulan teman seangkatan mereka.

Yumi yang biasanya ngomong suka gak mikir dulu, sekarang hanya bisa diam dengan senyum yang terkadang terpaksa. Karena ini acara reuni sekolahnya semua alumni diperbolehkan mengikuti acara. 

Termasuk orang yang dulu memanggil dirimereka sahabat-sahabatnya dulu. Mungkin sekarang hanya menjadi teman sekolah biasa. Karena mereka memang tidak seakrab dulu saat mereka masih di tingakat satu dan dua.





——

Gue kalo gak dipaksa saejong gak bakalan mau datang ke acara gini. Gue males banget harus satu tempat dengan orang-orang yang mudah dipengaruhi. 

Yura, dia salah satu orang yang mudah banget kehasut dengan omongannya sojin. Gue kadang nyesel, kenapa gue mesti terlalu baik buat orang yang gue akuin sahabat? Pada akhirnya dia lebih percaya sama orang yang jelas-jelas gak suka ngeliat gue bahagia. Sojin adalah salah satu yang bikin gue menderita dengan muka duanya itu.

"Lo sama siapa tadi kesini?"

"Sama kak sehun." Jawab gue ke saejong. 

Di responnya dengan senyuman menggoda, iya dia lagi godain gue.



Belakangan ini gue makin deket sama kak sehun sejak dia ngchat gue di line, obrolan kita ga menentu. Dari hal aneh sampe hal yang gak semestinya buat diomongin jadi bahan pembicaraan. Gue nggak tau perasaan sebel gue dulu ke kak sehun  nguap kemana. Yang jelas dia salah satu orang yang ada buat gue tersenyum.

Gue sama saejong lagi duduk di dekat taman sekolah menjauh dari percikan dosa yang bakalan sojin ciptakan.

"Jadi kapan resminya nih?" Gue noleh ke saejong.

Pertanyaan yang ke sekian kalinya tiap gue ketemu mereka dan ini lagi gak ada yang lain. Ini anak perawan masih inget aja pertanyaan yang berefek samping berkepanjangan.

Cuddle •OhSehunKde žijí příběhy. Začni objevovat