“Ngapain kamu masih di sini?” tanya Joanna dengan sebal kepada Aidan yang dengan santainya duduk di sofa sambil menonton tv. Joanna baru saja selesai mandi dan berjalan ke arah dapur untuk menyeduh kopi yang selalu menjadi teman setianya.
“Keringin rambut sama pakai baju dulu kek, Jo!” protes Aidan dari arah ruang tv.
Baru saja Joanna melangkahkan kakinya memasuki dapur, ia berbalik badan dan menghampiri Aidan. Sambil berdiri dan berkacak pinggang ia berkata, “Keringin rambut pakai hairdryer setiap hari itu enggak bagus, Aidan, dan aku pakai bathrobe, kamu enggak lihat?”
“Kayak kamu pakai daleman aja,” ucap Aidan yang masih duduk di sofa dengan tatapan fokus ke arah layar tv tanpa menoleh sedikitpun ke arah Joanna.
“Pakai lah! Emang dasar otak kamu aja yang enggak beres.”
Kali ini Aidan melihat ke arah Joanna yang berdiri di arah jam 10-nya. “No evidence, hoax! Lemme see.”
“Jangan mimpi!” seru Joanna sambil mengambil bantal kecil dan melemparkannya tepat mengenai kepala Aidan kemudian berjalan kembali ke arah dapur.
“Kayak aku enggak pernah lihat aja,” kata Aidan pelan.
“I heard you!” seru Joanna dari arah dapur.
Saat ini Joanna ingin membuat Colombian Coffee yang rasanya sangat luar biasa jika dibuat menggunakan Aero Press. Jangan bayangkan secangkir kopi yang ia nikmati adalah kopi instan yang mudah dibeli di pasaran. Sejak usianya beranjak dua puluh lima tahun, Joanna mempunyai ketertarikan dengan biji kopi yang beragam serta proses panjang yang dilalui hingga menjadi secangkir kopi yang layak untuk dinikmati.
Di dapur apartemennya, bukan hanya coffee maker dan coffee machine kecil yang ia punya. Grinder dan peralatan menyeduh kopi secara manual (manual brewing) seperti French Press, V60, Aero Press dan Vietnam Drip pun ia miliki.
“Here,” kata Joanna sambil menyerahkan gelas bening kecil berisi kopi yang tadi ia seduh menggunakan Aero Press kepada Aidan dan duduk di sebelah pria yang berada di urutan pertama pada kategori pria paling menyebalkan versi Joanna.
“Thanks. What is it, Jo?”
“Kopi,” jawab Joanna seadanya sambil merebut remote dan mengganti saluran tv.
“Semut juga tahu ini kopi. Maksud aku what kind of coffee is it?”
“Colombian Coffee,” kata Joanna dengan wajah lurus ke layar tv.
“Enak,” kata Aidan lalu mengecup pipi kanan Joanna sebagai ucapan terima kasih. Joanna sudah pada tahap merelakan pipinya dikecup oleh pria itu sebab berulangkali Joanna protes maka berulang kali pulalah Aidan akan melakukannya kembali.
Keduanya kini menikmati kopi sambil menonton Family Guy---acara tv favorit mereka berdua.
“Family Guy udah habis, kopinya juga udah habis. Udah sana kamu pulang,” ucap Joanna sambil menengok ke arah Aidan.
“Tapi aku masih mau di sini.”
“Tapi aku mau tidur lagi, Ai.”
“Yaudah tidur bareng.”
“Enggak mau. Sempit!”
“Kasur kamu kan king size.”
“Still no.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMORROW
ChickLit18+ ____ Story of life, hope and love. "Yang perlu kamu lakukan adalah: untuk merasakan hal itu bukan mencari hal tersebut, ada di saat ini, dan menghargai hari esok." -nnrslnty. "All you have to do: to feel it not to look for it, being present, an...