Willing

1.2K 78 9
                                    


Pictures Akito and Nura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pictures Akito and Nura


Yuki POV

  Hembusan angin yang tidak terlalu kencang menerpa wajah. Setelah memeriksa keadaan desa yang kacau kami memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitar hutan. Pohon-pohon rimbun melindungiku dari paparan sinar matahari. Sebenarnya tujuan kami kemari adalah untuk mencari tumbuhan yang bisa dimakan. Pertempuran beberapa hari yang lalu membuat pertanian desa rata dengan tanah. Oleh karena itu, untuk sementara ini kami memanfaatkan hasil hutan yang bisa digunakan.

"Hemm...Mau?" ucapku sambil memberikan buah apel kepada Toshi.

"Hn," ucap Toshi mengganguk dan menerimanya.

   Dia menggigit salah satu sisi apel merah itu. Terlihat dari ekspresi wajahnya tersenyum yang menandakan bahwa apel yang aku petik itu manis. Buah apel yang masih berada di pohonnya itu kemudian aku petik dan memasukkannya dalam keranjang.

"Apa kau mau lagi Toshi?" tanyaku.

"Nyam...nyamm..nyammm ti..dak," ucapnya sambil makan.

   Aku yang melihat tingkah lakunya seperti anak kecil hanya tertawa. Saat aku mengambil buah apel terakhir di pohon itu, aku melihat Akito-kun dan Nura-chan sedang berjalan ke arahku. 

"Sedang apa kalian berdua?" ucap Akito-kun.

"Kami sedang mengumpulkan makanan untuk para penduduk," ucapku.

"Mau aku bantu?" ucap Nura-chan ramah.

"Hemm boleh, di sana ada pohon anggur yang sudah matang,"

"Ya sudah ayo!"

  Aku dan Nura-chan lalu pergi menuju pohon buah anggur, sedangkan Toshi dan Akito-kun asik berbicara. Buah anggur yang terlihat sudah memerah aku petik dan memasukkan ke keranjang. Nura-chan terkadang mencicipi anggur yang ada dihadapan kami. 

"Manis sekali anggur ini," ucapnya kagum.

"Ya di hutan ini memang buah-buahnya segar dan enak,"

"Ohh begitu," ucap Nura-chan mengangguk-angguk.

  Suasana hening seketika kami berkonsentrasi memilih anggur yang sudah matang dan anggur yang belum matang. Ketika memeriksa keranjang, tiba-tiba aku mendengar Nura-chan yang tampak kesakitan.

"Awww...sakit!" ucapnya lirih.

"Ada apa Nura-chan?" ucapku sambil berjalan ke arahnya.

"Ahhh...Tidak hanya luka kecil."

   Darah yang tidak terlalu deras keluar dari salah satu jari tangan gadis manis itu. Nura-chan sepertinya tetusuk oleh duri tanaman yang ada di dekat pohon anggur. Saat  ingin mengusap luka Nura-chan menggunakan sapu tangan sebuah teriakan khawatir menghentikan niatku.

"Nura kenapa tanganmu terluka?!" ucap Akito-kun berlari ke arah kami bersama Toshi.

"Tidak apa-apa Akito, aku hanya terusuk duri," 

"Kau ini penyihir mediskan seharusnya kau lebih berhati-hati! Bagaimana jika tumbuhan itu beracun hah ?!"

  Akito-kun kemudian mengambil sapu tangan putih dari kantong celananya. Dia membalutkan ke jari Nura-chan dengan penuh hati-hati. Setelah dirasa cukup untuk menghambat darah yang keluar, Akito-kun mengikat sisi sapu tangan ke sisi lainnya agar tidak mudah lepas. Dia lalu meniup jari Nura-chan dengan tiupan halus.

"Sudah selesai,"

"Akito sudah aku bilang ini luka kecil,"

"Lalu kenapa? Apa aku tidak boleh mengobati kekasihku?" ucap Akito tersenyum.

  Aku hanya bisa membulatkan mata saat mendengar ucapan Akito-kun. Hati ini terasa sangat hancur. Air mata yang mulai turun aku tahan agar mereka tidak tahu kesedihanku. Toshi yang berada di sampingku kemudian memegang tanganku erat seperti ingin menenangkan. Perasaan sakit itu sedikit berkurang karena genggamannya yang hangat. 

"Jadi kalian sudah menjadi pasangan kekasih ya?" ucap Toshi yang tetap mengenggam tanganku.

"Iya kami baru saja meresmikannya," ucap Akito-kun semangat.

  Nura-chan terus melihat kearahku. Entah apa yang dia pikirkan saat ini. Aku yang tidak tahan dengan suasana ini kemudian mengalihkan topik pembicaraan.

"Hemm ...Sepertinya kita kembali ke desa, lagi pula buah yang ada di keranjang sudah cukup," ucapku. 

"Ya sudah." 

  Toshi lalu melepaskan tanganku pelan dan berjalan di samping Akito-kun. Saat di perjalanan terasa sunyi hanya suara Akito-kun dan Toshi yang terdengar. Tiba-tiba saja Nura-chan mendekat ke arahku dan mulai berbicara.

"Yuki-chan maafkan aku," ucapnya berbisik agar Akito-kun dan Toshi tidak mendengarnya.

"Untuk apa kau meminta maaf?"

"Aku tahu kau menyukai Akito dan kau mengenalnya lebih dulu dari pada aku, tapi-"

"Hentikan Nura-chan!" ucapku menghentikan Nura-chan yang berbicara.

"Kau tidak perlu meminta maaf. Lagi pula aku sudah membuat janji kepada seseorang untuk mendukung hubunganmu dengan Akito-kun,"

"Kenapa?"

"Karena aku ingin melihat seseorang yang aku cintai selalu tersenyum," 

"Apa kau tidak cemburu?"

"Hemm...Tentu saja aku cemburu, tapi semua orang punya cara sendiri untuk mencintai," ucapku sambil menatap langit yang biru.

"Terima kasih,"

"Hn."

    Aku baru sadar memang Nura-chan adalah orang yang berarti bagi Akito-kun. Bahkan Akito-kun rela mengorbankan nyawanya demi Nura-chan. Dan aku telah berjanji kepada Toshi untuk mendukung hubungan mereka. Mungkin dengan berjalanya waktu, aku bisa menghilangkan perasaanku ini. Semua ini hanya untuk melihatnya tersenyum bahagia.

-

-

-

-

-

Vote dan Commend ya....

Battle The World (completed)Where stories live. Discover now