Final Attack 4

1K 54 0
                                    

Author POV

Lubang besar menghiasi tanah rata itu. Reuntuhan yang semula besar menjadi sekecil kerikil. Akibat pertarungan penentuan ini.

Rin mengepakkan sayapnya ke atas, untung saja ada Suyo yang membantu Akito menyerangnya. Nura menggunakan ekor untuk menyerang Rin juga. Sedangkan, Juan melancarkan sihir-sihirnya.

Sebenarnya, sudah sekitar 6 kali sayapnya terpotong. 2 karena pedang Akito, 3 karena ekor Nura, dan 1 karena sihir Juan. Tapi, semua sia-sia saja, hanya dalam sekejap sayap yang terluka tumbuh kembali.

Akito menebas pedang peraknya. Tebasan dari pedang itu kembali melukai sayap Rin, sehingga ia terjatuh ke tanah. Saat itu pula Nura menusuk perut Rin menggunakan pedang berkao merah.

Rin memuntahkan darah merah dari mulut. Seperdetik kemudian Rin tersenyum. Dia menarik pedang Nura cepat dan menusuk Nura di perut. Rin berdiri dan menendang perut Nura hingga gadis itu terlempar.

Untung saja ada Juan yang langsung menangkap Nura yang kesakitan itu. Akito turun dari Suyo, kemudian berdiri di samping Nura yang terduduk.

"Dia benar-benar kuat," ujar Nura lemas.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Juan frustasi.

Suara Kitsune terngiang di pikiran Nura. Gadis itu mencoba konsentrasi. Apalagi kao Kitsune hampir habis.

"Nura, cepat tancapkan pedang Akito ke jantungnya dan segel dia menggunakan Sikinren."

"Apa yang kau katakan?! Jika Akito melakukan itu jiwanya akan terambil juga. Dia bisa mati!"

"Tapi, hanya itu yang aku ketahui setelah bermeditasi tadi. Dengan menancapkan pedang kejantung Rin, sihir penyembuhnya akan lenyap. Dan saat itulah kau harus menyegelnya."

"Tidak! Aku akan melawannya!"

"Kita hampir mencapai batas Nura."

"Kiki...Aku mohon jangan Akito."

"Terkadang kita harus mengorbankan yang berharga demi yang paling berharga."

Nura terdiam dia menatap Akito sendu. Apa yang harus dilakukan saat ini. Rakyatnya sangat membutuhkannya tapi dia harus mengorbankan kekasihnya. Nura menarik nafas dan mengepalkan tangan.

"Baiklah Kiki."

Akito berjongkok karena mengetahui Kitsune telah memberitahu hal yang penting.

"Ada apa? Apa Kitsune tahu cara mengalahkan Rin?"

"Hm," ucap Nura lemas.

"Apa itu?"

"Tancapkan pedangmu pada jantung Rin, setelah itu aku akan menyegelnya. Tapi aku tidak bisa melakukannya karena kau akan-"

"Begitu," Akito tersentum palsu.

Rin mengangkat sabitnya keatas langit.

"Mati kalian!!"

Dia memutar sabitnya, sehingga angin dan sihir kegelapan bercampur. Pusaran itu semakin membesar dan membesar. Setelah jari-jarinya sekitar 1000 m pusaran itu dia lemparkan kearah Akito, Nura, Suyo, dan Juan.

Belum sempat mereka berlari, pusaran itu meluncur kearah mereka. Nura juga tidak dapat menggunakan sihir pelindung. Alhasil mereka terkena pusaran itu.

Juan terpental membentur bongkahan batu besar. Kepalanya berdarah. Tangannya terputus akibat besi tajam.

Suyo mencoba berdiri, tapi kakinya tertimpa pohon besar. Suyo mencoba berdiri untuk membantu tuannya tapi tenagannya habis.

Nura dan Akito berjarak tidak jauh. Nura terbentur reruntuhan tebing, sedangkan Akito hanya berguling-guling ditanah dengan luka yang serius.

Debu berterbangan. Asap abu-abu membutakan mata. Nura berdiri tertatih mendekat kearah Akito yang sedang berdiri dengan pedang.

Suara debu dan asap yang nyaring membuat Nura tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Akito. Mulut laki-laki itu bergerak pelan. Nura masih tetap saja tidak dapat mendengarnya.

Akito terlihat tersenyum kearah Nura kemudian berlari kearah Rin. Saat itu juga Nura baru menyadari apa yang dikatan Akito. Nura mencoaba berlari, namun luka diperutnya belum sembuh total. Ekor Kitsune juga menghilang. Dia berusaha berlari walau. tertatih.

Akito berlari menyerang secepat mungkin. Gerakannya sulit dilacak. Rin bahkan kesulitan menghadapi Akito. Kedua pedang Akito berkao putih mengkilap. Akito menendang Rin dari belakang belum sempat Rin menoleh Akito sudah berada di depannya.

"Gawat!" teriak Rin.

CRATT....

Nura terduduk lemas menyaksikan kejadian itu. Hatinya seakan diremas. Air di pelupuk matanya perlahan turun. Akito melakukan itu, dia mengorbankan nyawanya demi mengalahkan Rin.

Dengan wajah yang mulai pucat Akito memberikan senyum kearah Nura. Rin mencoba melepaskan pedang perak Akito, tapi sia-sia tenaga Rin seakan menghilang.

Nura berdiri kemudian berlari kearah Rin. Pikirannya mengingat kalimat Akito yang tidak terdengar tadi.

"Aku mencitaimu." Itu mungkin kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya.

Nura berteriak kemudian membuat segel tangan. Kao putih berbentuk bintang berada di tangan kanannya. Ia melompat lalu menempelkan segel tepat pada dahi Rin.

"Apa yang kau lakukan!!!"

Kao itu membesar dan mengeluarkan ledakan keras hingga Nura terpental. Perlahan cahaya dari Sikiren meredupdan menyisahkan Akito yang terkapar lemas.

Nura kembali menghampiri jasad Akito dengan tertatih. Dia merengkuh jasad itu dan menangis tiada henti. Luka yang begitu sakit.

-

-

-

Vote comment guys...

Yap bentar lagi cerita ini selesai tunggu chapter selanjutnya ya

Battle The World (completed)Where stories live. Discover now