Berbeda hingga akhir

3.3K 404 27
                                    

[sehari sebelumnya]

"Aku bukan dokter yang menanganinya, Sakura. Bisa berhenti memanggilku kesana?"

"Kita berdua lebih dari tau anak ini hanya bisa ditenangkan olehmu, Naruto, sir. Tolonglah sekali ini saja."

Naruto nampak mengacak poni depannya gusar, memberi centang kasar pada tabel kecil tak berdosa yang baru diberikan seorang perawat dan kepala ruang bedah padanya tadi pagi. Ia harus mensortir daftar penggunaan psikotropik bulan ini segera sebelum dinas menyeret kepala bagian kefarmasian ke meja hijau. Rumah sakit ini cukup besar dan jelas membuat kerjaan itu tidak mudah, ditambah ia tidak menyewa asisten demi kenyamanannya, maka lengkaplah ia sangat sibuk dengan tugas-tugas berat ini.

"For Gods Sake 一kalau pun Dia ada, Rumah Sakit ini punya 315 dokter, Sakura! 157 dari mereka malahan adalah spesialis dan dua puluh diantaranya adalah dokter spesialis anak! Why the fuck it must be me?!!"

Sakura melangkah mundur sejenak. Jika saja yang datang meminta tolong adalah bawahannya, mereka pasti sudah kecing berdiri. Ia sudah cukup paham cara menahan mikturisi saat pria dihadapannya ini mulai naik darah 一terimakasi atas pengalamannya selama dua bulan menjadi asisten pribadi Naruto tahun lalu. Pemuda ini benar-benar setan.

Ketika Naruto mulai berkemas, Sakura nampak kembali berjalan mundur, berusaha memberi ruang jika sang konsultan favorit direktur Rumah Sakit itu hendak berjalan keluar dari balik meja besarnya.

"Berikan aku hasil anamnesisnya ."

Segera setelah map kuning yang sedari tadi dipeluk Sakura itu mendarat ke tangan sang konsultan, punggung datar itu pun melenggang meninggalkan Sakura di dalam ruangan tanpa sepatah kata apapun.

Seketika setiap ruas tulang punggung Sakura serasa luruh ke tanah. Betapa legahnya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya lebih lama lagi. Yang ia bisa lakukan pun hanya mengurut betisnya sebelum ia mengekor dibelakang Naruto.

Memang benar Naruto sangat menyeramkan untuk beberapa hal. Tapi entah mengapa Sakura tidak bisa berhenti bergantung pada pria yang bahkan tidak meneruskan gelar doktornya itu. Naruto sangat briliant untuk kategori seorang pria yang hanya menjabat sebagai konsultan tanpa pernah turun tangan langsung membelah manusia. Dia memang beberapa kali diseret Dr. Kyuubi untuk ikut dalam operasi tapi Naruto sama sekali tidak turun tangan di dalam ruang hybrid, melainkan hanya sebagai 'penjaga' bagi Kyuubi agar dokter tersebut tidak memutilasi juniornya atau anak magang yang kebetulan sial mendapatkan Kyuubi sebagai dokter pembimbing mereka. Naruto sangat hebat mengatur begitu banyak hal dan pengetahuan disekitarnya. Sakura nyaris bisa menanyakan apapun padanya 一dan yah, rasanya hampir semua dari 315 dokter itu pernah bergantung pada Naruto sekali atau seribu kali dalam hidup mereka selama bekerja di Rumah Sakit ini. Anggap saja Naruto sudah mendapat 'gelar-hantu' ensiklopedi berjalan di tempat ini. Semua orang tau namun tidak semua akan mengakuinya.

"Tinggalkan kami berdua." Perintah Naruto tanpa terdengar terlalu memaksa, lebih seperti orang yang sudah pasrah kerjaannya harus bertambah lagi hari itu.

Tiga orang perawat dan kedua orang tua dari bocah tujuh tahun yang tengah mencoreti bola semangka di atas ranjangnya itu perlahan mundur diri dan menutup pintu dengan pelan.

Naruto melangkah ke arah ranjang disebelahnya dan membuka tirai ranjang lain.

"Hallo, nona Moegi, kau mendengarku dengan baik barusan kan? Apa kau bisa bermain dengan kawanmu dari kamar sebelah sementara aku berdiskusi dengan teman sekamarmu?" Naruto tersenyum lembut. Nyaris tidak terlihat dia baru saja hipertensi mendadak lima menit lalu.

Dengan teratur gadis kecil berwajah lucu itu melompat pelan turun dari ranjangnya tanpa banyak perlawanan dan berjalan pelan keluar setelah ia menoleh sejenak pada bocah laki-laki yang tengah memeluk bola karet miliknya sambil menatapnya kecut.

NON HUMAN (SASUNARU) 18+Where stories live. Discover now