Penjemput

1.9K 247 40
                                    

Naruto setenang dedaunan yang tak tersentuh angin. Meski darah bercucuran deras, mengering, kemudian membuat jalur segar baru di sepanjang pelipisnya lalu mengering kembali, ia tetap mengunci mulut. Seolah bibir itu adalah kotak pandora yang berisi kengerian yang lebih dasyat dibanding bencana apapun yang akan didapatkannya sebentar lagi.

"Kuharap aku akan mendapatkan kehormatan untuk menghunuskan sesuatu padamu sebelum kau benar-benar dimusnahkan." Karin terdengar akan tertawa di akhir kalimatnya. "Kau punya ide akan diapakan jantungmu nanti? Jelas bukan untuk cemilan Chimera, mereka bahkan tidak tertarik melahap daging ras setengah sepertimu."

Rasa takut adalah hal terakhir yang bisa Naruto ekspresikan ketika ia menatap Karin. Wanita itu tidak berubah sama sekali. Wujud maupun tabiatnya. Ia licik, seperti kebanyakan demon berdarah murni lainnya. Sebenarnya semua hal di bawah sini sama buruknya. Ia ingat bahkan rerumputan hitam berduri yang memagari Neraka ini pun berlomba-lomba untuk berteriak kencang ketika melihatnya kabur dulu. Suara mereka memekik seperti jeritan hyena kelaparan. Bergema ke seluruh lapisan bumi hingga ke intinya.

Ikatan besi panas yang mengunci lengannya sudah tidak sepanas ketika benda itu melilitnya pertama kali. Entah karena benda itu melemah ataukah...energi tubuhnya sendiri telah terisi penuh kembali semenjak masuk ke dalam perut bumi. Bagaimana pun juga darah demon ada dalam dirinya. Dan ini adalah rumah. Tempat mereka berasal dan satu-satunya tempat pulang. Istana Sang Lucifer 一The Great Demon itself. Yang akan (mungkin) Naruto temui sebentar lagi.

"Kau masih belum mau bicara, sepupuku? Ya, ya baiklah. Toh kau pun juga sebentar lagi benar-benar tidak akan bisa bersuara. Tapi ngomong-ngomong aku penasaran apa sebenarnya alasanmu memilih malaikat tidak berguna begitu sebagai pasangan. Seleramu benar-benar buruk. Padahal bukankah mate bukan sesuatu yang sangat mengikat untuk para darah kotor sepertimu? Kau bisa memilih siapapun yang kau mau tanpa terikat benang merah seperti halnya para manusia dengan ikatan pernikahan labil mereka. Dan kau malah memilih ras menjijikkan yang paling munafik dan sok suci seperti itu sebagai partner seumur hidup. Heh, Si darah campuran hina menikahi ras yang paling dibenci di bawah sini." Karin tergelak geli, "Sepertinya kau benar-benar serius untuk sengaja memancing amarahnya."

"Kau tau tidak kenapa demon berada di perut bumi sementara malaikat di permukaan bumi dan bukannya sebaliknya, Karin?" Naruto meremas sangkar besi berukuran satu meter kubik yang membawanya sejak dari atas, merasakan panas mengalir ke dalam pori-pori telapak tangannya dengan penuh rasa benci, "Mungkin itu karena hati kalian sekeras batu, kalian sudah seharusnya diletakkan di dekat inti bumi yang panas agar meleleh tak bersisa."

Karin membelalak, lebih terlihat seperti ia sengaja menarik kelopak mata atas dan bawahnya dengan mimik pura-pura terkejut, "Kau bisa bicara, sepupuku yang manis? Oooh kupikir aku telah merusak batang tenggorokanmu ke permukaan televisi di atas saat menangkapmu," bibir itu memanyun sedemikian rupa, "Aku senang kau baik-baik saja," ungkapnya memukul-mukul sangkar besi yang sedang ditarik seekor anjing raksasa berkepala dua di depan mereka, kini jejeran gigi taring menyeringai di wajah wanita itu, sangat lebar hingga Naruto sendiri berjingit "Sekarang kita akan bisa mendengar teriakanmu dengan lebih jelas."

***

"Aku tidak akan ikut kesana!"

"Kurasa Itachi butuh seorang dokter di bawah sana jika sesuatu terjadi pada, yah, kau tau, bukan pada Naruto, tapi pada adik kesayangannya." Sebisa mungkin Gaara berdiri tidak kurang dari tiga meter di seberang ruangan, memisahkan diri dari sosok merah satunya di ruangan itu. Merasa sedikit canggung, bagaimana pun juga mereka berdua (bertiga) baru saja berpesta orgy tanpa membuat kesepakatan lebih dulu. Ia hanya tidak ingin dianggap mengambil kesempatan. Ia bukannya tidak bisa menahan hormon menyerebak Naruto dengan sihirnya, hanya saja saat itu sudah terlambat. Mereka bertiga benar-benar sudah sangat 'mabuk'. 

NON HUMAN (SASUNARU) 18+Where stories live. Discover now