Mematik

2.7K 329 46
                                    

Hanya ada enam jam penuh bagi sebuah organ jantung (hidup) untuk diperbolehkan berada di luar tubuh selama transfer metode konvensional dalam kasus donor organ. Bila terlalu lama, organ jantung tersebut akan 'terlalu rusak' untuk dapat bekerja kembali di dalam tubuh resipien.

Malam ini Naruto entah mengapa merasa di posisi yang sama.

Jantungnya seolah sedang digenggam dalam sangkar inkubasi penuh dengan mesin yang menjaganya hidup sementara ia tau waktu yang ia miliki tidak lebih dari beberapa jam.

Was was.

Takut, tapi ada secercah harapan di ujung sana. Yang bisa ia raih jika mampu melewati tempat ini tepat waktu.

Pinggulnya bergerak lambat, memompa, naik kemudian turun perlahan-lahan. Lalu kembali melayang dan mendarat tajam. Degup jantungnya membuat otot shpincter miliknya kian memanas dan sempit.

Sayap megah Sasuke mengibas seluruh ruangan. Menghempaskan udara panas menjauh dari mereka berdua.

Naruto sadar apa yang dilakukannya.

Ia belum meminum penekan hormonnya hari ini.

Seluruh pheromone miliknya menguar, seolah ia baru saja bermandikan kasturi seember penuh. Menyebar sinyal pekat keseluruh penjuru apartemen. Ia tidak peduli siapa yang akan menciumnya dan siapa yang akan memanas terpapar olehnya.

Sasuke melenguh ketika Naruto menghempaskan pantat kenyal itu sekali lagi ke atas selangkangannya. Menelan habis penisnya.

Mata yang berkilat tidak berhasil Naruto sembunyikan dari balik helaian-helaian pirang yang basah itu. Tubuhnya pun sama tak berbohongnya.

Ia menikmati tiap friksi kenikmatan yang ditanamkan ke dalam rektumnya. Ia ingin lebih liar dari ini.

"Kau...hari ini berbeda."

Sapuan lembut ke atas dada datar Naruto yang lembab disambut lenguhan penuh sayang oleh si pirang.

"....I know." Ia mendesah. "Aneh?"

Tubuh jangkung Sasuke bangkit. Sayap itu ditekuk, mengurung tubuh eksotis penuh gairah di pelukannya. "Sama sekali tidak."

Dengan dorongan tiba-tiba, punggung Naruto menghempas ranjang.

Kembali diarahkannya penis lapar itu ke rektum Naruto lalu bergerak lebih cepat. Memompa bak mesin bor yang menggali tanah tandus.

Alih-alih meminta berhenti, Naruto justru mendesah makin tidak karuan. Membuat ia lupa definisi dari kata malu itu sendiri.

Tenggorokannya serak oleh lenguhannya yang bersahut-sahutan. Respon jujur yang membuat seluruh darah di pembuluh milik sang alpha mendesir ke nirvana.

Tak seperti pasangan gay manusia yang banyak disebar di situs-situs porno murahan dimana sang bottom tidak begitu menikmati posisinya, harus menerima banyak lonjatan dari top yang lebih bernafsu sementara batang kejantanannya sendiri terkulai lemas tak tergoda di atas perut, Naruto sendiri justru sama tegangnya dengan benda perkasa yang menggenjoti liang anusnya.

Kedua sayap Sasuke sontak menajam ke atas, menegang keras ketika Naruto tiba-tiba menjepit benda yang 'mengahajarnya' sejak tadi hingga nyaris terasa nyeri.

"Sorry..." desah Naruto. Ia terkulai setelah seluruh tubuhnya menegang hebat. "...i just came...again."

***

Ruang tamu tidak lagi nampak seperti sebuah ruangan sopan dengan sofa besar menghadap televisi dan sebuah Grand Piano yang biasanya bertengger manis di tengah. Seluruh furniture bergeser hingga satu meter dari posisi mereka masing-masing, bahkan slim tv yang menempel manis di dinding pun kini miring nyaris empat puluh lima derajat dari posisi awalnya.

NON HUMAN (SASUNARU) 18+Where stories live. Discover now