16

397 60 5
                                    

Somi SP

"Siapa Som?" tanya Jungkook sambil tetap memeluk pinggangku. 

"Ga tau. Biarin aja. Paling spam."

"Andwee, Angkat aja, Siapa tahu itu Yoo Jaesuk-nim."

"Ah matta!" 

Aku pun melepaskan rangkulan kami dan meraih HP yang berbunyi itu.

"Anyeonghaseyo" sapaku.

"Anyeonghaseyo!" kata yeoja di balik telepon itu.

Jungkook mendekatkan telinganya ke HP-ku, mencoba mencuri dengar pembicaraan kami.

"Nuguseyo?" tanyaku kemudian.

"Maaf, perkenalkan, saya salah satu peneliti dari Nyamnyung Corp"

"Mwo??"

"Loudspeaker som!" peritah Jungkook, aku pun segera menurutinya.

"Ah, kalian berdua ya. Baguslah kalau gitu. Sebelumnya, saya mewakili perusahaan meminta maaf sebesar-besarnya. Mohon maaf juga saya tidak bisa bertemu tatap muka langsung. Karena sudah menjadi aturan perusahaan kalau identitas peneliti harus dirahasiakan. Bagaimana keadaan kalian?"

Hening.

Aku dan Jungkook terdiam, sebenarnya banyak sekali hal yang ingin kusampaikan dan tanyakan. Namun, bingung mulai dari mana.

"Hmm, Kami berhasil bertukar tubuh kembali... mungkin sementara, seperti kata Yoo Jaesuk-nim..." ujar Jungkook memecah keheningan.

"Jinja?? Syukurlah. Bagaimana caranya?"

"Kami mencoba berbagai skinship seperti kata Yoo Jaesuk nim," tambahku.

"Terus skinship seperti apa yang membuatnya berhasil? Bisakah kalian menjelaskannya secara detail?" tanya wanita itu.

Gulp!

Hening, krik kriik kriiik

Yups, aku terlalu malu menjawabnya. Mungkin Jungkook pun sama...

"Baiklah, aku mohon kalian menulis diary harian dan mengirimnya via email. Tulis hal sekecil apapun. Itu akan sangat membantu. Kami juga akan berusaha secepatnya menemukan obat penawar." lanjut wanita di seberang HP itu.

"Ne..." jawabku dan Jungkook bersamaan.

"Neomu Gomawo, emailnya nanti aku sms. Anyeong..."

"Tunggu, pertukaran sementara ini berapa lama?" tanya Jungkook.

"Mianhe, saya juga tidak tahu karena memang belum diujicoba sejauh itu,"

"Oh.."

"Jeongmal mianhe, geureom, anyeonghaseyo."

Tuut tuut tuut

Sambungan dengan peneliti Nyamnyung itu terputus.

Aku saling bertukar pandang dengan Jungkook.

"Yang penting kita berhasil bertukar tubuh kembali sekarang." hibur Jungkook

"Eoh.. kau benar. Setidaknya aku tidak harus menghafal dance BTS buat GDA minggu depan"

'Semoga pertukaran ini bertahan sampai GDA nanti! Please!!' doaku dalam hati.

"Aku pulang ya, cepet minum obat dan istirahat, Kookie"

"Tunggu, aku akan antar kau pulang," 

"Hajima! Aku bisa sendiri, kau kan lagi sakit!" tambahku.

"Ya, memangnya kau mau lewat pintu depan dan membiarkan fans di depan itu memotretmu?"

"Ah... aku lupa"

"Tunggu bentar, aku ganti baju dulu."

Tak butuh waktu lama, Jungkook sudah keluar dengan kaos putih kebesaran, jeans, dan sepatu timberland favorite. Mataku terpana melihatnya,

'Yaa.. kau memang tampan walaupun sakit..' gumamku dalam hati.

"Kajja!"

"Eoh... Eits, kau harus pakai jaket dulu! Kau kan sedang sakit!"

***

Setelah melewati pintu keluar rahasia, akhirnya kami berhasil berada di dalam mobil tanpa mendapat jepretan kamera.

"Nan gwaenchana! Kau harus istirahat. Aku bisa naik taksi dari sini Kookie,"

"Andwee! Kau tidak tahu bagaimana aku susahnya ke sini dengan tubuhmu itu. Aku harus pakai helm kemana-mana, takut ada paparazi yang motret..."

"Kau benar... apalagi kalau keluar berita: Somi baru keluar dari dorm BTS. Heol... Geureu, Kajja Kookie!" ucapku sambil mengacungkan sebelah tangan.

"Yaa, seatbelt-mu belum terpasang Somi," ujar Jungkook sambil menyondongkan badannya mendekati tubuhku.

Deg! 

Aku mematung. Nafas lembutnya dapat kurasakan di leherku. Tangan Jungkook meraih seatbelt di ujung atas sebelah kiri tubuhku. Dengan sigap dia berhasil memasangkannya. Aku terpaku melihat side view wajahnya. Bola matanya yang bulat berbinar, hidung mancungnya yang melengkung sempurna, dan bibirnya yang... Aish! Aku jadi ingat ciuman itu... 

"Wae?" tanya Jungkook, tanpa sadar wajahnya sudah berada di depanku.

"Eoh?" aku gelapan.

"Dari tadi kau terus melihatku."

Aish! Dia sadar!

"Kau baru sadar aku ini tampan, Som? Apa kau sekarang kau jatuh cinta padaku dan ingin benar-benar menjadi pacarku?" tanya Jungkook sambil memamerkan deret giginya yang rapi.

"Aniyaa... Aku... Mmm.. Ah! luka ini!" tanyaku asal sambil menunjuk bekas luka di pipi kiri Jungkook. 

"Aku hanya penasaran kenapa ada luka di sini?"

"Ah,luka ini, gapapa ko, ini gara-gara hyung-ku dulu, waktu aku berkelahi dengannya" jawab Jungkook santai sambil melajukan mobilnya.

"Mwo?! Hyung? Maksudmu Bangtan oppa??"

"Aniya, hyung asliku. Saudara kandungku, Dulu dia senang sekali mengangguku." 

"Oh, tapi mengganggu adik itu menyenangkan, apalagi kalau sampai nangis"

"Mwo?"  

"Aku sering melakukannya pada adikku, Evelyn. Reaksi marahnya lucuu, janmang janmang" tambahku sambil menggoyangkan kedua tanganku gemas. 

"Ckckck, kasian Evelyn.." tambah Jungkook sambil tersenyum kecil.

"Eh, kau punya SIM kan? Aku baru ingat!"

"Punya dong, aku sudah 20 tahun."

"Wow! Mossiso Kookie!" ujaku sambil menepuk pundaknya.

"Tunggu, kenapa kau tidak memanggilku Oppa lagi?"

"Ah! Mianhe Kook, ani, Oppa. Arggh! Aku sudah terbiasa memanggilmu Kookie. Gapapa ya ya ya?!" ujarku sambil memamerkan aegyo puppy eyes.

"Terserah kaulah Som." jawabnya pasrah.

"Gomawoo Kookie!"  

TBC

Thanks for voment ^^







Switch On (Tamat)Where stories live. Discover now