Part 3

43K 1.8K 17
                                    

"Cium aku!"

"A-apa??" Cheryl gugup dengan muka yang merona.

"Ya sudah kalau kau tidak mau, tidak masalah, jadi kau tak akan ku lepaskan dan tak akan keluar dari mansion ini" seringai Elrich.

Elrich tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk terus menggoda Cheryl, melihatnya merona karena malu membuatnya sangat gemas.

"Ya-ya sudah. Tapi tutup dulu matanya" iya sudah menyerah, karena akan sia-sia jika bicara dengan Elrich, ia akan selalu kalah.

"Baiklah" perlahan Elrich pun memejamkan matanya, menunggu benda lembut menyentuh bibirnya.

Dengan cepat bibir Cheryl menyentuh pipi Elrich, sangat singkat.

Cup

Elrich membuka matanya dan memegang pipinya yang di kecup Cheryl. Merasa Elrich sudah lengah Cheryl langsung melepaskan pelukan Elrich dan langsung berlari keluar ruangan. Elrich yang melihat itu ternganga ia tak menyangka Cheryl berhasil menipunya. Kali ini Elrich lepaskan, Tapi lain kali Elrich tak akan melepaskannya lagi.

##

Cheryl lari dan memasuki kamarnya tidak lupa mengunci pintu, karna takut Elrich mengejarnya, Cheryl terdiam didepan pintu sambil memegang dadanya yang berdebar kencang."ada apa ini, apa aku menyukai Elrich?" Cheryl langsung mengelengkan kepalanya, ini tidak boleh terjadi, ia harus buru buru menghapus perasaannya ini. Sebelum semuanya terlambat, ia tak mau sakit hati karna cintanya tak terbalaskan. Apa lagi mereka sangat berbeda bagaikan langit dan bumi, minyak dan air, bagaikan gelap dan terang.
Sampai kapan pun ia tak akan pernah bisa berdampingan dengan Elrich.

##

Akhirnya ia bisa kembali ke apartementnya, walau pun tidak besar ia sangat nyaman tinggal disini, bukannya ia tidak nyaman tinggal di mansion Elrich, malah ia sangat nyaman, hanya saja ia tidak bebas disana, selalu saja dikurung.

Cheryl langsung pergi ke kamarnya, bersiap untuk pergi ke kampus. Tidak lupa membawa bekal untuk Elrich.

##

Selama perjalanan ke kampus, hanya rasa takutlah yang Cheryl rasakan, takut kejadian 3 minggu yang lalu terulang kembali. Ia hanya bisa menunduk saat mulai memasuki perkarangan kampus.

"Hay Cheryl,,, bagaimana kabarmu, maaf waktu itu kita tak bisa membantumu" Sapa seorang gadis dengan senyum palsunya.

"Ti-tidak apa kok" sahut Cheryl, Cheryl takut mereka hanya akan mempermainkannya dengan berpura pura, baik padanya.

"Bagaimana kalau kita belajar setelah kampus selesai, sebentar lagi kan ujian tengah semester" Ucap gadis yang satunya lagi.

Cheryl baru ingat kalau sebentar lagi dia akan ujian, ia harus mencari pekerjaan tambahan untuk membayar ujian semester ini, kalian tahukan biayanya tidak sedikit, ditambah lagi biaya perawatan adiknya yang juga tidak sedikit. Apa ia harus berhenti kuliah saja?.

"Ti-tidak bisa, aku harus bekerja" sahut Cheryl .

"Ya sudah kalau begitu kita pergi dulu" Ucap gadis itu. Setelah kepergian mereka Cheryl menghela nafas lega, ia pikir mereka akan membullynya, setelah mendengar jawabannya.

##

Ada yang aneh, Cheryl merasakan itu. Bagaimana tidak aneh, teman temannya yang dulu selalu menatapnya sinis sekarang tersenyum lembut padanya, bahkan ada yang terang terang mengajaknya makan siang bersama. Ada apa ini? Cheryl benar benar tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Bukannya ia tidak mau mereka jadi baik, tapi aneh saja.

Setelah kelas Cheryl langsung beranjak pergi ke kantor Elrich, ya benar Elrich tidak ada di kampus. Elrich tadi mengirim pesan padanya, kalau dia tak ada di kampus dan menyuruh Cheryl pergi ke kantornya.

Possesif Ceo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang