Chapter 12

116 10 1
                                    


Ini lanjutan chapter 11 yah guys😚

Selamat membaca🌹

* * *

"gue yakin lo kuat kok" senyuman ini yang membuat revan tak bisa lepas dari dhea, sisi baik perempuan ini kembali datang untuk revan

Revan tau ini adalah senyuman terbaik dhea untuknya, entahlah revan merasa nyaman bila disamping dhea. Disamping perempuan yang dulu membuatnya kesal karena jawaban singkat darinya, perempuan galak yang bahkan membuatnya harus meredam emosi setiap saat.

"eh tunggu deh tunggu, kok gue baru nyadar sih pipi lo sama hidung lo luka" dhea langsung meraih wajah revan dan mengarahkan pipi revan untuk bisa dilihatnya "aduh pasti gara-gara nolongin gue yah, maaf yah"

"gue cowok, jangan panik. Ini mah biasa" tangan revan menurunkan tangan dhea yang meraih wajahnya dan memberikan senyuman manjanya

"kok lo jadi sok ganteng gitu yah" dhea menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan kelima jarinya "sumpah lo sok gante—eh tapi lo bisa mati tau kalo luka dibiarin lama-lama, bisa infeksi terus nanti lo mati gimana?" lagi-lagi tangan dhea terulur untuk meraih wajah revan

"gak usah lebay, luka gini doang bawa-bawa mati"

"tapi gue serius"

"alah, yang cinta nya serius aja malah dimaenin"

Dhea malah memasang mata tajam andalannya, tak perduli kalimat-kalimat lucu dari revan "bodoamat lah yang mati juga lo ini bukan gue"

"gak romantis, biasanya tuh cewek nya bersihin luka cowoknya. Ngobatin lukanya, lah lo mah malah git—"

"lo cowo kan? Gak usah panik itu mah biasa" dhea mengikuti gaya revan berbicara pada nya barusan "mampus, mau ngomong apa lagi lo?" tanya nya mengintimidasi

Revan hanya cuek menanggapi dhea yang kembali menjadi cewek pemarah dan terus mengomeli dirinya tak kenal waktu.

* * *

"van, woi bangun" suara laki-laki terdengar samar dikupingnya, menggoyak-goyakan bahunya terus menerus

Mata revan sangat sulit untuk dibuka, mimpi nya buyar seketika karena dibangunkan dari tidur nyenyak nya.

"bangun anjing" kali ini banyak suara yang membangunkannya, umpatan kasar terus dilontarkan untuknya yang tak lain adalah temannya yaitu rafi, willy, dan agung

"hmmm" gulatan khas bangun tidur revan "apaan sih, ribetin pada" matanya sudah terbuka dan bisa melihat siapa yang sudah membuat mimpi nya berantakan

"eh tai, lo ngapain bawa dhea tidur disini?" kalimat tanya yang membuat revan langsung benar-benar bangun dari tidurnya, dilihatnya perempuan itu masih tertidur pulas di paha miliknya.

Mereka berdua tertidur di rooftod gedung, entah siapa yang tertidur terlebih dahulu. Mereka juga tak tau siapa yang menyelami dunia mimpi mereka terdahuku sampai pagi menjelang.

"anjing udah pagi, mampus si dhea belom gue anter balik" revan terburu-buru membangunkan dhea yang masih tertidur pulas di pahanya "gak tega lagi gua bangunin nya"

dhea pun terbangun dari tidurnya dan matanya terarah memandang langit yang sudah terang benderang dan sebentar lagi matahari akan terbit.

"seh udah pagi" dhea kaget melihat keadaan pemandangan yang tadinya gelap kini sudah berganti terang

Tanpa kalimat pembuka dari mulut revan, dhea sudah ditarik nya untuk turun dari rooftod gedung tua ini menghampiri motor yang terparkir di depan gedung.

mengapa kita tak bisa bersama? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang