Chapter 23

52 6 0
                                    

Sinar matahari yang masuk keruangan itu sungguh menyilaukan mata, angin yang hilir masuk keluar sedikit demi sedikit membangunkan perempuan yang sedang tertidur ini.

"dey bangun" suara itu juga yang membangunkan dhea dari tidurnya, matanya sedikit susah terbuka akibat tangisan nya semalam yang pecah. Dimalam itu dhea menumpahkan semua penat pada hatinya, ia tak peduli bila terlihat rapuh didepan orang lain karena ia pun sekarang memang amat sangat rapuh.

Dhea akhirnya bangun tapi berbaring lagi

"mau sekolah gak?" suara yang tadi membangunkan nya kembali bertanya, suara lita. Sejak semalam ia tak pulang dan bahkan tidak mengabari orang rumah bahwa dirinya sedang menginap dirumah lita. "baju seragamnya udah gue siapin, kebetulan gue punya dua. Tapi kalo buku paket gue gak ada lagi, lagian lo jarang bawa buku kan?" lita sudah bersiap untuk bersekolah, handuk yang menempel dikepala dan menutupi rambut basahnya sudah menunjukan bila ia sudah mandi.

Dhea hanya diam tanpa mendengarkan panjang lebarnya lita bicara

Lita memandang dhea malas "buru ayok mandi dey abis itu kita sara—gila dey badan lo panas" lita sudah menempel telapak tangan nya di dahi milik dhea, kepanikan nya tiba-tiba saja muncul "anjir lo demam"

"apa sih, mana demam" jawaban dari dhea santai seakan tubuhnya tak ada apa-apa

"lo bilang gak demam? Wah sinting juga yah, udah lo diem tiduran disini. Gue mau ambil sarapan sama obat buat lo" lita langsung bergegas pergi keluar dari kamar, bahkan saking terburunya pintu kamarnya pun terbuka lebar tanpa kembali ia tutup.

15 menit berlalu..

Terlihat lita sangat hati-hati membawa makanan dan obat yang sudah terletak diatas nampan yang ia bawa

"dey ayok makan" lita sudah duduk di samping dhea dan membawa semangkuk bubur ditangannya "tadi gue udah bilang nyokap kalo lo sakit, jadi kalo nanti gue tinggal lo ada yang jagain" senyumnya melebar dan tangannya sudah menyendok sesendok bubur di mangkuk yang ia pegang itu. "beruntungnya lo lagi sakit pas nyokap gue masak bubur, biasanya dia cuma bikinin susu doang" gerutunya sambil menyuapkan bubur itu pada mulut dhea

Dhea hanya tersenyum simpul dan kembali membuka mulutnya bila sendok sudah mendekati bibirnya

"lit ini udah siang, nanti kalo lo terlambat gimana?" dhea tau bila lita bukanlah siswa yang mau bila terlambat bahkan lita pun sering datang 10 menit sebelum bel masuk dibunyikan, tapi jam dikamar lita sudah menunjukan pukul 07.13 yang berarti menandakan lita sudah telat 13 menit. "gua siap-siap deh yah lit, gue langsung ganti seragam aja. nanti kasian lo telat" dhea beranjak dari posisi duduknya dan mengambil seragam yang sudah lita persiapkan untuknya

Lita hanya memutar bola mata malas "lo gak usah sekolah" dhea langsung berhenti dari posisinya yang bersiap-siap "lo tiduran, lo istirahat. Biar lo cepet sembuh. Sini" lita kembali memanggil dhea untuk kembali di posisi nya yang sebelumnya.
Dan dhea mengikuti perintah lita

"tapi nanti lo telat kalo harus ngurusin gue kaya gini" tangan dhea sudah meraih mangkuk dari tangan lita "lo gak usah nunggu gue" pinta dhea pada lita yang masih duduk disampingnya tanpa berniat untuk pergi dan berangkat ke sekolah

"gak usah takut gue telat, tadi bokap gue udah nelpon kepala sekolah buat izin. Bokap gue bilang gue sama bokap lagi kejebak macet karena semalem kita nginep dirumah nenek gue di cimande. Jadi santai" jawab lita dan kembali mengambil mangkuk yang berada pada dhea, ia kembali menyendok bubur itu dan di suapkannya ke dhea

Dhea menggelengkan kepalanya dan mengambil minum yang sudah lita siapkan juga untuknya di meja dekat tempat tidur milik lita "udah lit, udah kenyang" tandasnya dan menaruh kembali gelas itu.

mengapa kita tak bisa bersama? Where stories live. Discover now