Part 12

3.9K 281 7
                                    

Ari Pov
"Ada apa ya den?"
Wanita yang tak cukup tua dan muda ini menghampiriku yang kini ada didepan pagar rumah Aisyah.
Ya
Sejak tahun Aisyah sakit saat mama nya kesekolah tadi cukup membuatku khawatir dan merasa kalau waktu pulang adalah yang paling lama.

"Katanya Aisyah sakit ya bik? Bisa saya jenguk nggak?"
Wanita yang ada dihadapanku sekarang nampak bingung, ia bingung kenapa?

"Non Aisyah nya nggak ada dirumah. Kata mama nya tadi emang sakit tapi pas tadi pergi den. Katanya udah sehat"

"Pergi? Kemana bik?"

"Kurang tahu den. Baru aja tadi pergi nya kejar aja siapa tahu masih ketemu"

"Gitu ya bik. Yasudah makasih"
Aku menghembuskan nafasku kasar. Kulihat kebelakang pembantu aisyah sudah masuk kedalam rumah. Aku harus cari kemana?
Apa kerumah pohon?
Dia pernah bilang kan kalau sedih atau ada masalah dia akan kesana aku akan kesana. Meminta maaf dan akan menjelaskan semua aku tidak mau ini menjadi makin rumit.

Baru saja aku akan menaiki motorku , HP genggam ku yang ada disaku berdering nyaring membuat tubuhku sedikit bergetar karena kaget.
Kulihat screen nya ada tulisan 'MAMA CALLING'
Kenapa lagi mama?
Langsung saja kuangkat.

"Halo ma kenapa?" Kujawab telpon mama dengan sedikit sewot.
"Ari , kamu dimana?" Teriak mama nyaring dibalik telfon. Sepertinya mama panik l.
"Dirumah temen." Sambil melirik rumah Aisyah yang sepi dibelakang ku
"Pulang sekarang ya nak"
"Kenapa ma?" Aku menyergit. Ada pa sama mama?.
"Penting udah cepetan pulang"
"Iyaa mau Ari jalan ini" Jawabku ogah ogahan
"Oke. Hati hati sayang"

Tut.
Ini diluar rencana gimana aku bisa cari Aisyah kalau begini? Sudah dari kemarin kutelfon dia pun nggak angkat dan sekarang aku hampiri dirumah berharap dia ada dan mau dengerin aku malah pergi.
Apa Aisyah sengaja menghindari aku?  Kalau dipikir apakah kesalahan Marsha sekecil itu saja bisa buat Aisyah seperti ini? Nampak nya ada yang disembunyikan aku harus tau semuanya.

Melihat rumah Aisyah dengan perasaan kecewa akhirnya kuputuskan pergi. Mungkin aisyah butuh sendiri. Tapi aku tidak bisa sendiri , aku butuh dia, gadis galak yang membuat aku masih bernafas dengan lancar

Sampai dirumah aku membantu mama yang akan menyiapkan arisan? Apakah ini penting? Kupikir tidak. Kenapa mama tega menghancurkan rencanaku demi arisan berjalan sempurna? Ada kakak juga kan disini kenapa? Ahhh mama!!!!

"Muka Lo ri" Dia melempar kulit kacang kearahku. Dia kakak perempuan ku.
Kari. Sebenernya namanya Riana namun karena dulu kecil aku sangat susah memanggilnya jadi kupanggil saja 'KARI' kepanjangan dari KAKAK RIRI.

"Apasih kari"
Kupindahkan letak tubuhku dari berbaring menjadi duduk di sofa.
Saat ini aku ada disofa belakang yang berhadapan dengan kolam renang. Sedikit membuatku tenang.

"Kenapa nggak ke mama? Kesana gih siapa tau dapet cewek lu dari anak anak temen mama"
Dia tertawa keras dengan memakan kacang kering yang dia ambil dari dapur sisa suguhan arisan mama.

"Ngeledek gue mulu, lu juga belom ada cowok"
Awalnya dia yang menatap ke kolam langsung menghadapku. Dan kini dia menghampiriku meninggalkan toples kacang itu,
Duduk di dekat kakiku

"Ini kan cowok gue" Dia menepuk kaki membuat aku memutar mataku , dia tidak sadar apa aku adiknya? Adik kandung dari rahim yang sama.

"Gila lu" kulempar mukanya dengan bantal sofa malah membuat ia makin ketawa.
Dia menatapku dengan senyum yang tak wajar. Ya Tuhan! Apa benar kakaku suka dengan ku sungguhan ya Tuhan! Dosa apa yang kubuat

"Apaan sih lu liatin gue"
Dia tertawa lagi lalu menatapku.

"Adik gue udah gede makin ganteng ya. Seandainya bukan adik gue lu , udah gue gebet"
Mendengarkan ocehannya membuatku gila.

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang