Chapter XXIII: Api di Musim Panas

91 8 0
                                    

"Bad, masih bisa kecolongan," Viola berkomentar setelah melakukan pengujian sistem perlindungan data negara yang dibuat tim khusus di bawah pimpinan Nyonya Aleya. Gadis bermata jeli yang memiliki CEH, CSA, dan LPT itu menghela napas panjang sambil memilin rambut gelombangnya.

Nyonya Aleya menangkup wajah, tampak begitu kecewa dengan hasil sistem ke-12 yang masih memiliki kekurangan, jauh dari sistem sempurna. Iris dan Zaid, dua anak baru di tim khusus BSPN mengawasi kapten mereka dengan perasaan bersalah.

"Nyonya Aleya, saya ingin melakukan sesuatu." Iris memecah aura kelam di ruang bawah tanah tim khusus. Nyonya Aleya dengan malas meminta Iris segera menyampaikan maksud. Pria tampan yang mengenakan seragam biru kelam itu menatap lurus Nyonya Aleya, pandangannya begitu penuh kekuatan yang menggebu-gebu, "Sebenarnya saya tengah merancang algoritma baru untuk sistem perlindungan. Tapi, saya masih butuh waktu untuk menyempurnakannya."

Wanita paruh baya yang tampak masih muda dan segar itu tersenyum, instingnya tentang kemampuan Iris membuka pintu baru bagi BSPN. "Aku akan melepasmu dari penyempurnaan sistem yang sekarang sehingga kau bisa berkonsentrasi penuh untuk algoritma barumu. Bagaimana?"

Iris menegapkan tubuh, melantangkan kata siap.

Sebuah ruang khusus diberikan pada Iris lengkap dengan fasilitas yang memanjakan. Sekejap saja, pria dengan wajah serius itu mendekam dalam ruang tertutup, mengaktifkan mode konsentrasi penuh. Tak ada seorang pun yang mampu mengusik keseriusan Iris, bahkan dia memasang ponsel dalam mode diam. Sesekali dia beristirahat di tengah pemikiran dan analisis algoritma baru untuk ibadah, istirahat, makan-minum, serta memeriksa ponsel. Dalam pesan yang diterima ponselnya, Calla hanya sesekali mengirim kata karena mereka berdua saling tahu tentang kesibukan masing-masing. Mereka juga percaya kalau interaksi sedikit dan jarak yang jauh bukanlah penghalang doa untuk menjaga satu sama lain. Semua pesan Calla dibaca ulang Iris, dia juga sering melirik wallpaper ponsel, ada wajah ia dan Calla di sana.

****

Iris baru saja keluar dari ruangan untuk berolahraga sebentar karena pinggangnya pegal lalu disambut wajah pias Zaid, Viola, Nyonya Aleya, dan teman-teman tim khusus lainnya. Mereka terpaku pada monitor besar layar sentuh yang menampilkan peta seluruh dunia. Ada tanda-tanda bulat merah di beberapa titik sebagai tanda ada hal yang membahayakan terdeteksi. Selama di tim khusus, ini pertama kali Iris melihat tanda merah tersebut, yang berarti... prediksi akan ada serangan di momen Asian Games mungkin benar-benar menjadi nyata.

Suara protokol penurunan bendera tertangkap oleh syaraf pendengaran Iris, televisi layar datar yang terpasang di dinding tengah menayangkan live upacara penurunan bendera. Presiden menerima bendera merah putih dari seorang petugas paskibraka lalu tv menyorot wajah-wajah menteri dan duta besar negara lain. Iris memandang lagi monitor peta dunia, membandingkannya dengan layar tv dan menemukan ironi.

Ketika semua orang tampak bahagia dan baik-baik saja di luar sana padahal ada yang tengah ketakutan untuk ancaman dan teror di hari esok, harus bergelut dengan waktu untuk menjaga ketertiban negara serta mengamankan warga negara dari rasa takut. Iris sempat merasa iri dengan wajah-wajah di tv yang tidak tahu kalau mereka berada di bawah ancaman.

"Kita harus menemukan di mana tepatnya benda yang mematikan itu diletakkan oleh teroris." Nyonya Aleya menyentuh dagu, mengernyit sambil menunjuk layar sentuh tepat di jantung kota Tokyo, salah satu tempat yang bertanda merah. Seketika Iris bergidik, seseorang yang dicintainya ada di salah satu sudut Tokyo.

"Apa yang terjadi?" Iris yang mengasingkan diri untuk penyempurnaan algoritma memasang wajah cemas.

Viola buka suara, "Ada email –hasil pengintaian- yang mengabarkan akan ada penyerangan di Jepang, Portugis, Jerman, dan Belanda. Tidak menutup kemungkinan... negara tercinta kalian juga terutama di titik-titik krusial. One more, ada yang bilang di media sosial untuk menjauh dari negara-negara tersebut mulai dari besok, 18 Agustus hingga 2 September, bertepatan dengan penyelenggaraan Asian Games."

My Perfect Rival : Saingan Sempurnaku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang