Tournament

13.3K 1.2K 12
                                    

Part 1 : Anna's team

Aku membenahi barang-barangku, karena turnamen itu tak berlangsung selama sehari. Kami dibiarkan masuk kedalam hutan dan bertahan hidup disana untuk mengambil batu berlian. Kami harus berlomba-lomba. Aku hanya membawa perlengkapan kecil, belati, botol minum yang mungkin bisa digunakan untuk menampung persediaan air yang akan kita ambil dari sungai yang mengalir di hutan nanti. Dua jam lagi turnamen dimulai. Sepertinya aku mulai gugup.

"Hei kacung, berhentilah gugup seperti itu, tenang saja." Alexa dengan nada khasnya yang memanggilku kacung itu berdiri dan membawa tas punggung yang kecil.

"Berhentilah memanggil aku kacung, kau bilang kau sudah meminta maaf."

"Hei, itu sudah kebiasaanku mau bagaimana lagi." Ucapnya datar dan membantuku memasukkan barang-barangku. Dia menghembuskan napasnya kasar. Dan menatapku.

"Kau tidak ingin tahu mengapa aku bisa bersekolah disini?" Tanyanya dan aku terkekeh, jadi dia ingin bercerita tapi tak tahu harus mulai darimana ya? Sampai-sampai bertanya seperti itu.

"Baiklah, mengapa memangnya?"

"Karena aku dikeluarkan akibat merundungmu." Ucapnya dan aku menyenggol bahunya dengan sikut.

"Jadi kau masih dendam nih?"

"Tidak, tidak, tenang saja kau ini sebenarnya temanku yang paling kucintai." Ucapnya dilebih-lebihkan dan aku hanya menatapnya jijik lalu setelah itu kami tertawa bersama. Aku tenang dia berteman denganku, tapi Calista. Calista membawa tasnya sembari memakan permen. "Dua orang yang aneh, cepatlah kita bisa terlambat."

Aku dan Alexa hanya menanggapinya dengan anggukan yang bahkan Calista sudah berjalan duluan di depan kami. Aku berjalan di samping Alexa dan aku melihat ramai sekali orang yang menuju kesana, ah ya, akademi kan memang ramai. Aku melihat Nalu dengan timnya dan Louis juga begitu. Mereka tersenyum padaku, dan aku membalas senyuman mereka. "Wah Anna, kau sudah punya dua lelaki ya, hebat!"

Dia mengacak rambutku membuatku kesal. Alexa hanya terkekeh, dia menggandengku dan Calista agar lebih cepat.

Kami berbaris, aku tersenyum masam karena banyak sekali tim disini dan hanya memperebutkan satu berlian. Entahlah, aku agak gugup. Aku akan berusaha sebisaku dan tidak menjadi beban bagi mereka.

Seperti biasa kepala sekolah berdiri disana dan berpidato, dia pasti akan berpidato selama dua puluh menit kedepan. Oh, hebatnya.

-

"Kalian boleh memakai semua elemen kalian, tapi tim medis akan langsung memperingatkan apabila ada seseorang yang denyut jantungnya melemah atau membutuhkan pertolongan, sekian pidato dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih." Setelah selesai berpidato, riuh suara tepukan tangan membuatku tersenyum. Mereka semua sangat bersemangat, hadiahnya berlian tentu saja sangat bersemangat. Namun, tim sebanyak ini memperebutkan berlian. Oh, ya ampun.

"Semuanya bersiap, dan satu persatu tim akan masuk dimulai dari yang paling depan." Ucap panitia dan tim kami ada di barisan kedua. Semuanya dipasangkan jam tangan seperti biasanya, kali ini mereka berkata bahwa itu untuk berjaga-jaga agar keadaan kita masih bisa terdeteksi.

"Anna ayolah, kita barisan kedua lama sekali kau."

Dan aku berjalan bersama mereka, aku menyadari kalau Alexa tidak memanggilku dengan sebutan kacung lagi. Ah, Calista masih saja terdiam dan dingin seperti biasanya. Mengapa dia? Dia tiba-tiba menjauh dariku, hilang begitu saja. Entahlah.

Kami memasuki hutan, Alexa yang menentukan kearah mana kita akan berjalan. Aku dan Calista hanya mengikutinya, oh ya ampun hutan ini menakutkan. Pohon-pohon besar itu sangat rindang dan dedaunannya tak membiarkan cahaya masuk, minim cahaya sekali.

"Benar tidak kearah sini?" Tanya Calista yang masih menepis semak-semak sama sepertiku. Mungkin dia juga khawatir, karena disini juga terdapat jebakan yang sudah dirancang sedemikian rupa. "Benar"

Alexa menjawabnya datar, Calista hanya mendengus kesal. Aku terdiam, memperhatikan hutan ini dengan seksama, luas sekali. Pantas saja pihak sekolah memasangkan jam tangan ini agar kalau kita tidak kembali saat waktu sudah habis, kita masih bisa terdeteksi. Oh iya, waktu mengambil berliannya hanya seminggu.

Kami terus berjalan, Alexa lah satu-satunya yang bisa menjadi penunjuk jalan kami. Karena Alexa, sudah mempelajari peta hutan ini. Yah, setiap kelompok diharuskan memberi perwakilan untuk menjadi penunjuk jalan dan kita berdua --aku dan Calista-- menunjuk Alexa. Akhirnya, dia mempelajari peta itu hanya dalam waktu dua hari.

Srreekk..

Sesuatu bergerak di semak-semak membuat kami bersiap siaga. "Ah, ada tim lain ya, mari kita bertarung!"

Seseorang dari tim itu menyeringai dan mulai menyerang kami.

[]

ACADEMY [END]Where stories live. Discover now