5. Bara Lagi

13.9K 1K 19
                                    

Pertemuanku yang kedua dengan mas bara bisa dibilang kurang mengenakkan. Semua bermula saat aku lulus SMA.

Masih ingat waktu aku bilang orang yang merayakan kelulusan dengan menggeber kenalpot dan mencoret seragam adalah orang bodoh? Aku masih menganggapnya bodoh. Aku tak melakukan keduanya. Seragamku bersih tak bernoda. Saat orang-orang melakukan tindakan bodoh seperti menggeber kenalpot dan mencoret seragam, aku melakukan hal yang lebih bodoh dari itu. Tolol bahkan idiot!
Aku melepas keperawananku pada Dimas, pacarku selama hampir setahun di SMA.

Budhe tahu aku berpacaran namun tak tahu berpacaran dengan siapa. Awalnya budhe melarang keras tapi melihat hal tersebut tak berpengaruh buruk pada akademikku, lama-lama budhe membiarkannya.

Selama berpacaran, Dimas orang yang baik. Dia selalu bersikap manis. Sejak kami berpacaran, dia ngotot ingin mengantar-jemputku dari-ke sekolah. Tapi aku menolak karena dia harus putar balik jika menjemputku dulu. Dia setuju tapi saat jam pulang sekolah dia akan memaksa untuk mengantarku pulang. Dia selalu perhatian padaku dan menjagaku. Pacaran kami dulunya hanya sebatas bergandengan dan cium kening.

Namun, entah mengapa ketika kelulusan itu tiba, semua jadi kacau. Mau-maunya aku waktu itu diajak ke kos-kosan temannya hanya berdua. Saat berdua disana semua terjadi begitu saja. Dimas merayuku ini itu, mengucap kata cinta sebanyak mungkingm hingga akhirnya aku dengan sukarela memberi apa yang ia minta. Bodoh! Aku melepas keperawananku hanya karena kata cinta. Tolol! Dengan dungunya aku melepaskan keperawananku dengan lelaki tanpa ikatan pernikahan. Dan lebih idiotnya tanpa pengaman!

Sebulan setelah kejadian itu, aku mengetahui bahwa aku hamil. Aku sebenarnya tak mengalami mual-mual atau gejala ibu hamil pada umumnya. Namun, jadwal menstruasiku yang terlambat lebih dari seminggu membuatku memutuskan untuk membeli alat tes kehamilan. Saat alat itu menunjukkan dua garis tegas berwarna merah, aku panik luar biasa. Aku cemas. Aku takut. Detik itu juga aku langsung menghubungi Dimas, tapi tidak bisa. Tiap hari aku terus berusaha menghubunginya namun tak bisa.

Saat pengambilan ijasah pun Dimas tak hadir. Aku sudah mencoba bertanya pada teman sekelasnya, tapi tak ada yang tahu Dimas kemana. Dia seolah hilang begitu saja. Aku bahkan sampai mendatangi rumahnya. Namun tak seorangpun berada di sana. Rumahnya kosong.

Aku menunggu di depan rumah Dimas hampir satu jam hingga akhirnya ada seorang tetangganya yang menghampiriku dan mengatakan bahwa Dimas sekeluarga sudah pindah ke luar kota. Ayah Dimas ditawari untuk menjabat di kursi DPR katanya. Saat aku tanya alamat mereka yang baru, orang tersebut tak tahu, tak ada yang tahu. Aku lemas seketika. Aku linglung.

Aku berjalan meninggalkan tempat itu dengan gontai. Aku terus berjalan, berjalan dan berjalan tanpa berpikir. Aku biarkan kakiku memilih kemana aku akan pergi. Dan sebelum aku menyadarinya, aku sudah berdiri di depan gerbang rumah keluarga Salendra.

Aku heran mengapa aku berjalan ke sana. Lebih heran lagi karena aku sanggup berjalan kaki dari rumah Dimas ke tempat itu padahal jarak rumah keduanya cukup jauh.

Aku tak munafik, jujur saja aku sempat berharap dengan aku berjalan sejauh itu bisa membuat aku kelelahan dan bayi dalam kandunganku gugur. Aku tahu aku jahat. Tapi saat itu aku linglung, aku tak tahu apa yang harus aku perbuat. Aku masih tujuh belas tahun, baru saja lulus SMA, sudah hamil dengan pacar yang saat itu pergi entah kemana.

Aku tahu aku bodoh! Aku tolol! Idiot! Memangnya apa yang bisa aku harapkan saat melakukan hubungan seks tanpa pengaman? Sebuah TV plasma?

Sebelum aku bisa berpikir jernih, kakiku sudah melangkah memasuki pelataran rumah keluarga Salendra. Aku menuju dapur lewat samping sama seperti pertama kali aku datang ke rumah itu. Saat itu kebetulan budhe ada di dapur sedang mengiris wortel. Aku langsung masuk ke dapur tak menghiraukan apapun sampai-sampai aku tak sadar bahwa tak ada yang menggonggong padaku seperti dulu.

KiranaWhere stories live. Discover now