part 9

2.9K 245 42
                                    

Jungkook bangun dari tidurnya, tapi ia sama sekali tidak mengenal tempat dimana ia berada sekarang. Padang rumput hijau membentang luas disekitarnya, sunyi dan angin sejuk menerpa rambut coklatnya. Terakhir yang ia ingat, Jimin yang datang dengan membawakan obatnya dan Hoseok yang kembali dengan dua botol air ditangannya. Ia berdiri membersihkan rerumputan yang menempel dibajunya, mengikuti langkah kaki membawanya. Diujung sana ia melihat sebuah pohon besar dan ada seseorang didekat sana memandangi pohon tersebut, Jungkook memberanikan diri untuk melangkah mendekati orang itu. Ia mencoba untuk memanggil orang itu tapi sama sekali tidak ada sahutan. Orang itu menoleh dan memanggil namanya.

"Jungkook?"

"Jungkookie"

"Jungkookie, bangunlah.. Kita sudah sampai." panggil Jimin membangunkan Jungkook yang masih menutup matanya. Jungkook mengerjapkan matanya, masih bingung dengan seseorang yang dilihatnya dimimpi itu. "Jungkookie? Apa yang kau pikirkan? Ayo turun kita sudah sampai." panggil Jimin menengok Jungkook yang masih setia duduk bersandar.

"Nee hyung." ucap Jungkook yang keluar dari mobil dibantu oleh Jimin karena obatnya belum sepenuhnya bekerja.

"Hyung... Kau bilang pada Taetae hyung kalau aku pergi?"

"Ya, tapi tidak sekarang." ucap Jimin tegas membuat Jungkook kembali terdiam hingga di depan kamar rawat Jungkook.

Jimin membuka pintu didepannya, berjalan mendekati nakas disamping ranjang jungkook. Menyadari seseorang belum bergerak saat ia memasuki ruangan ia menoleh, mendapati Jungkook bertumpu pada pintu disampingnya.

"Jungkookie? Apa kepalamu masih sakit? Mau kupanggilkan suster untuk memeriksamu?" tanya Jimin menatap Jungkook yang menunduk. "Jungkook kau mendengar hyung?" tanyanya, tapi jungkook tetap tidak bergeming dari tempatnya.

"H-hyung... Aku-" belum selesai kalimat itu keluar dari bibirnya, tubuhnya limbung, tidak sadarkan diri.

Hyung bolehkah aku menyerah saja?

~
~
~

"Tae-ah, apa kau yakin dengan pilihanmu?" tanyanya pada namja di sebelahnya.

"Iya aku ingin dia sembuh entah cara apapun itu, aku akan melakukannya." ucap Taehyung penuh percaya diri.

"Itu sangat jauh kau tau? Membutuhkan waktu lama untuk sampai di sana, apalagi belum tentu ia dapat langsung ditangani."

"Disini bukannya sama saja? Obat juga sudah tidak berpengaruh padanya.. Operasi pun kecil kemungkinan dia selamat." ucap Taehyung mengusap air matanya kasar.

"Setidaknya beri dia kasih sayang, dia hanya butuh kasih sayang dan dukungan seorang kakak, dia ingin kau disisinya, menemaninya di keadaannya yang sekarang." ucap Namjoon mengusap punggung Taehyung yang rapuh.

Tuhan pasti memberikan jalan keluar untuk kalian berdua tae-ah..

~
~
~

Gelap kembali menemani malam ini, yang hanya ditemani oleh cahaya bintang dan angin yang membuat semua orang harus menggunakan kain yang sangat tebal. Jungkook, namja kelinci itu masih setia menutup matanya hingga sekarang, padahal makanan kesukaannya sudah datang tapi ia sama sekali belum membuka kelopak matanya.




"Jungkook sayang, kemarilah" panggil seorang wanita berjongkok dan merentangkan tangannya yang bersiap untuk dipeluk, menatapnya dari kejauhan, seolah dirinya lah yang dimaksud.

"Siapa disana?" ucapku mengernyitkan dahi, karena tidak bisa melihat jelas wajah wanita didepanku.

"Apa kau melupakanku jungkookie?" tanyanya dengan raut wajah sedih.

Hyung... Bogoshipda~Où les histoires vivent. Découvrez maintenant