PART 9

1.7K 232 49
                                    


“…Saat kau tak mengenaliku
         Saat itulah aku menyukaimu”

AUTHOR POV

Kenma berdiri diujung atap sekolah. Yuuta yang kebetulan melihatnya pun
segera berlari kearah Kenma dan menarik tubuh mungil itu menjauhi dari
jurang keputusasaan nya.

“Yaa! Kau gila?! Ingin bunuh diri diterik siang seperti ini?!”
Yuuta membentak didepan muka kenma, kenma pun menatap Yuuta dengan
bingung

“aku? Bunuh diri?”
Kenma malah bertanya pada yuuta, dan itu membuat yuuta ikut kebingungan

“iya! Lalu apa yang kau lakukan disana hah?!”

Lagi-lagi yuuta berteriak pada kenma dan itu membuat kenma sedikit terganggu

“hahaha”
Dan kenma pun malah tertawa mendengar ucapan yuuta

“kenapa tertawa? Ya! Berhenti tertawa!”
Yuuta terlihat kesal pada pria pendek didepannya itu.

“aku hanya ingin merasakan hempasan angin, apa itu salah?”
Kenma menatap yuuta dengan tatapan polosnya, yuuta memukul jidatnya
Ia tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

“kenapa harus diujung sana? Kalau terjatuh bagaimana?”
Kenma memberikan senyuman yang jarang ia perlihatkan pada siapapun.

“habis disana anginnya kencang, hehehe”
Kenma tersenyum dengan manis, bahkan matanya sampai membentuk bulan sabit
Yuuta menatap kenma, hanya satu yang pasti
Yuuta tahu arti senyuman itu..

kau sangat kuat mempertahankan topeng itu’ ucap yuuta dalam hatinya.

-JAM ISTIRAHAT-

Yuuta menarik kenma menuju kantin, tapi kenma terus-menerus menolaknya.
Ia tak ingin siswa-siswi lainnya terganggu akan kehadirannya

“yuuta! Lepaskan aku..”
Yuuta mengacuhkan kenma ia terus menarik tubuh kecil itu menuju kantin.
Semua pasang mata menatap kearah mereka berdua.

“lihat.. sudah ku bilang aku akan makan diatap saja”

Bisik kenma pada yuuta, mereka menatap jijik pada kenma maupun yuuta
Padahal berita palsu yang menyebar itu sudah 2 minggu berlalu, mereka
Terus memperlakukan kenma dengan aneh bahkan tak ada yang
Mengajaknya bicara kecuali yuuta

“sampai kapan kau ingin terus bersembunyi?”
Ucapan yuuta menohok hati kenma, ia tahu bahwa yuuta berniat baik
Untuk membuatnya lebih berani

tapi…

Bukan sekarang..
Dia belum siap.

“ayo duduk”
Tarik yuuta pada salah satu meja didekat jendela.
Suasana hening

“ck! Aku tak percaya mereka benar-benar tak tahu malu”
Ucap seorang gadis disebrang meja mereka

“nafsu makan ku hilang, uweekk..”
Ucap seorang gadis lainnya

“mataku sakit melihat pemandangan menjijikan seperti ini”
Semua siswa dan siswi disana berhamburan pergi meninggalkan kantin.
Kenma menekuk wajahnya, yuuta yang melihatnya pun segera
Membukakan roti itu pada kenma, kenma merasa tak enak pada
Yuuta pun menerima roti itu.

“arigatou! Yuu-chan”

“domo…”
Yuuta tersenyum pada kenma

Tes.. tes.. tes…

“kau menangis?”
Yuuta terkejut dengan kenma yang tiba-tiba menangis

“a-ah gomen.. gomen.. tidak biasanya aku seperti ini.. debu memasuki
Mataku ugghh..”

Yuuta membantu kenma menghapus air matanya
Ia sedih jika melihat kenma seperti ini.

“uhh~ kalian romantic sekali, yuuta memang baik pada kekasihnya”
Ucap seorang gadis bernama Aikawa, gadis yang terus memanasi kuroo tentang kenma.

Kenma membelalakkan matanya saat baru menyadari ada kuroo
Yang sedang duduk dimeja pojok sana, kuroo menatap kenma
Dalam diam, kenma mengerjabkan matanya beberapa kali
Perasan gelisah mulai muncul, dia merasa sedang dipergoki
Berselingkuh, jantungnya berdebar sangat kencang

“a-ah, gomenasai! Aku harus pergi”

Dengan terburu-buru kenma pergi meninggalkan kantin.
Yuuta pun menatap tajam kearah kuroo dan juga aikawa, sigadis
Licik yang mencoba menghancurkan  sahabatnya itu,

“ck! Brengsek!”

BRRAKK!!

Yuuta menggebrak meja dan pergi meninggalkan dua orang itu.
Kuroo terus menatap kearah meja dimana tadi kenma duduk
Fikirannya melayang dari tubuhnya.

“mengapa kau menangis?”
Bisik kuroo dengan sangat lirih.






-TBC-
HELLO!
Akhirnya cerita ini dilanjut ya ^^ , saya harap kalian masih mendukung
KUROKEN.

Jebal maafin saya, padahal bilangnya lanjut setelah puasa 😂 tapi apa daya tangan ini sangat- ah sudahlah 😁😁
Happy reading minna~
Jangan lupa beri VOTE&COMMENT NYA ^^

MY DEAR TSUNDEREWhere stories live. Discover now