#DUA PULUH TIGA

1K 66 0
                                    

-Valeria POV-

Aku terus mengaduk teh hangat yang tadi kupesan bersamaan dengan pesanan ketiga sahabatku, mereka bertiga masih asik mengobrol dan tentunya aku hanya diam.

"Rie!" panggil Evelyn dengan suara lantang, membuat beberapa pasang mata menatap ke arah meja kami.

Aku mengalihkan pandanganku. "Kenapa?"

Evelyn mendorong piring kosong yang tadinya berisi ketoprak itu kasar. "Lo gak lupa kan? Nanti sore gue ada pertandingan."

Aku menepuk dahiku pelan. "Hampir aja lupa."

"Ya elah, segitunya banget sama gue. Pokoknya nanti lo sama Lydia harus nonton di jajaran bangku paling depan!" pinta Evelyn.

"Iya-iya," balasku seadanya.

Aku menatap Bianca khawatir. "Lo baik-baik aja kan?"

Bianca tersenyum hangat. "Baik kok, gue sehat banget."

Aku mengangguk senang, Bianca itu salah satu anggota inti cheerleader sekolah. Jadi sudah seharusnya setiap Evelyn bertanding, ia bersama yang lainnya menyemangati.

"Jangan Iya-iya aja! Nanti kayak kemarin, kalian berdua malah ketiduran!" ucap Evelyn membuatku terkekeh.

"Maaf deh yang kemarin, kami kekenyangan sih sampai ketiduran," ucapku sembari tertawa.

Evelyn ingin mencubit tanganku tapi berhasil kuhindari. Enak aja mau nyubit, aku menjulurkan lidahku, meledeknya yang sudah mulai kesal.

"Evelyn!" panggil seseorang dari belakangku. Aku dan Lydia ikut menoleh ke belakang, melihat siapa gerangan yang memanggil Evelyn.

Rei, ketua tim basket putra tampak menghampir meja kami. Dengan santainya, dia memintaku menggeser lalu duduk menghadap Evelyn.

Rei tampak menatap Evelyn, sedangkan Evelyn hanya menaikkan alisnya bingung.

"Apaan sih Rei?" tanya Evelyn kesal.

Rei tidak menjawab, malah terus menatap Evelyn sedikit rrr ... Lembut.

"Gue colok mata lo kalau gak berhenti natap cewek gue!" teriak Dava dari sudut kantin. Cowok Evelyn sedang duduk bersama sahabat koplaknya, tentunya Evelyn gak mengizinkan Dava duduk bersama kami. Bisa stress lama-lama dekat sama Dava.

Semua pasang mata menatap Dava bingung, pasti pada gak percaya kalau 'tom and jerry' pacaran. Aku aja sempat gak percaya, apalagi mereka.

Rei mengangkat tangannya sembari tersenyum. "Selow bro."

Dari sudut kantin, Dava masih mengangkat garpunya sembari menatap Rei tajam.

"Ada apa sih Rei?" Evelyn mengulang pertanyaannya kembali.

Rei menjawab dengan santai. "Lo dipanggil sama pak Zainal, mau bahas soal pertandingan nanti sore."

Evelyn berdiri secara langsung kemudian menggeplak kepala Rei keras. "Kenapa Enggak daritadi ngomongnya, bego!"

Rei mengelus kepalanya yang sepertinya sakit. "Gue terpesona sama lo, lo makin hari, makin cantik aja."

Di sudut kantin, Dava sudah berjalan menghampiri meja kami sembari membawa garpu. "Oi bego! Bukan mata lo aja yang minta dicolok, mulut lo ternyata minta dirobek juga!"

Lindo bersama Erza buru-buru menahan Dava yang hampir melukai wajah Rei dengan garpu.

"Apaan sih Dav? Gak usah lebay deh, gue tabok baru tau rasa lo-nya!" ucap Evelyn kesal.

Rei tertawa keras, kayaknya senang banget. Dengan tajam, Dava terus menatap Rei.

"Mampus lo!" seru Rei kemudian kembali tertawa.

Because Of You👌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang