3

120 77 256
                                    

Dan akhirnya, kau memilih yang bukan aku.

- Clara

***

SEORANG pria berperawakan tegap sedang duduk di sofa, dia mengenakan kaos biru dengan jeans hitam. Seperti biasa Mark selalu tercium wangi dan rambut panjangnya terikat rapih. Clara kemudian tersenyum samar melihatnya lalu menghampiri lelaki itu.

"Gue kirain lo nggak bakalan tepatin janji." ujar Clara begitu dia sampai di hadapan Mark.

Mark menaruh jaket denimnya di sofa kemudian menatap Clara. "Sejak kapan gue ingkar janji sama lo?"

Sejak kemarin.

Clara terkekeh. "Iya dah," Clara kemudian menyisihkan beberapa helai rambutnya di belakang telinga. "Al lo udah Sholat?"

Mark mengernyit. "Ini udah jam tujuh ya?"

Clara mengangguk. "Sekarang sih udah setengah delapan." kata Clara.

"Serius lo? Mampus, jangan kasih tahu Bunda ya kalau gue nggak tepat waktu."

Clara terkekeh, dia kemudian menengadahkan tangannya di hadapan Mark. "Ini dulu," Clara menyeringai sembari menaik-turunkan alisnya jenaka.

Mark mencebik. "Es krim mulu lo, ntar aja deh selesai gue sholat kita cus." ucap Mark kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Clara mengikuti Mark dari belakang. "Gue juga belum sholat, Al." seru Clara di belakang Mark.

Mark memberhentikan langkahnya lantas dia pun berbalik. "Jadi ceritanya gue jadi Imam lo?"

Clara tertegun mendengar pertanyaan itu. Rasanya ada yang menggelitik di dalam perutnya. Bagaimana bisa dia bisa sesenang itu hanya karena mendengar pernyataan yang baru saja terdengar.

Mark menjadi Imamnya?

***

CLARA dan Mark berjalan beriringan masuk ke dalam minimarket. Lalu keduanya berbelok ke arah kanan dari tempat kasir berada. Clara berjalan sangat girang menuju kulkas yang berisikan berbagai macam Es krim. Dia menggeser tutup kulkas itu kemudian meraih dua Es krim dengan berbeda rasa.

Mark menatap Clara sejenak kemudian merogoh sakunya karena ponselnya baru saja bergetar. Mark kemudian mencari tempat sepi lalu mengangkat telepon dari Flora.

"Ada apa Flo?"

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Mau ngomongin apa?"

"Kamu datang aja di café deket sekolah."

"Kok gitu? Emang ada apaan sih?" Begitu Mark mendengar bunyi telepon terputus, Mark kemudian berseru. "Halo?" tak ada suara balasan di ujung sana membuat Mark menatap layar ponselnya yang sudah menyala. Mark berdecak kemudian memasukan ponsel itu ke dalam saku celanannya.

Mark kemudian kembali menemui Clara yang saat ini tengah berdebat dengan Alden. Cowok itu memakai hoodie disertai celana jeans pendek. Mark lalu meraba sakunya, namun dia tak kunjung mendapatkan dompet cokelatnya itu. Sekarang Mark baru ingat kalau dompetnya pasti tertinggal di rumah Clara. Lantas Mark pun menghampiri Clara dengan wajah khawatir.

"La, dompet gue kayaknya ketinggalan di rumah lo deh." kata Mark langsung mengalihkan perhatian Alden dan Clara. Mark lalu menatap Alden. "Den, gue titip belanjaan Lala juga ya?"

INVISIBLEWhere stories live. Discover now