10

31 10 91
                                    

       SUDAH dua bulan Mark dan Sandra menjalin hubungan sudah dua bulan pula Clara mencoba mengubur perasaannya untuk cowok itu. Hubungan Mark dan Sandra tampak baik-baik saja membuat Clara yakin bahwa laki-laki itu memang serius dengan Sandra.

Mark dan Clara jarang sekali menghabiskan waktu untuk bersama sekarang, mengingat Mark yang tengah sibuk memberikan waktunya untuk Sandra. Mencoba menjadi kekasih yang baik, katanya.

Sandra adalah adik kelas Clara. Menurut penilaian Clara, Sandra itu orang yang baik, cantik, bertalenta dan ramah. Pantas saja Mark merasa nyaman dengan cewek itu.

"Mark mana sih? Kok dia jarang dateng ke rumah?"

Aren datang ke kamar Clara dengan membawa nampan berisi segelas cokelat panas, dan juga cookies cokelat. Clara hanya menggedikan bahunya lalu mengamati Aren yang tengah berjalan ke balkon kamar Clara.

"Kalian berdua berantem ya?" tanya Aren dengan nada sedikit keras. "Di sekolah juga lo dan dia jarang banget barengan lagi."

Clara berdecak, dia pun menghampiri Aren. "Siapa bilang gue dan dia berantem?" celetuk Clara lalu meraih cokelat panas milik Aren. "Kok cuman satu? Buat gue mana? Kalau nggak ada berarti ini buat gue." Clara dengan sekenanya meniup cokelat panas itu lalu meminumnya perlahan.

Sementara Aren, cewek itu tampak mencak-mencak kesal karena Clara. Dia merenggut sebal sembari melempari Clara dengan cookies di tangannya. "Taik lo. Dasar pemalas emang."

Clara meletakkan gelas itu yang kini sudah tak berisi lagi. Dia nyengir kuda ke Aren lalu berlari ke dalam kamar. Tepat ketika dia berada di kasur, ponselnya berdering yang langsung menampilkan nama Mark sebagai orang yang menelfonnya.

"Halo, La?"

Clara berdehem sebagai respon. "Ada apa?"

"Durhaka ya lo. Suami nelfon lo nggak angkat-angkat dari tadi."

Clara tersenyum sesaat ketika mendengar kata suami. "Gue tadi lagi di balkon. Emang kenapa sih?"

"Gue laper, La. Selir lo malam ini nggak bisa dateng ke apartemen gue. Jadi, lo temenin gue ya La? Oh iya sekalian lo bawain gue nasi goreng buatan lo. Gue rindu masakan dari Istri gue."

Clara tersenyum kecut, Mark menghubunginya ketika dia hanya butuh. Sebuah Fakta pahit mampu membuat saluran napas Clara tercekat. "Oke."

Selanjutnya Mark menutup telepon. Clara dengan langkah berat menuju dapur lalu membuatkan Mark nasi goreng. Setelah itu Clara langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian sederhana lalu pergi ke apartemen Mark.

Sesampainya di sana, Mark langsung menyambut Clara dengan girang. Cowok itu kini tampak asik dengan nasi goreng buatan Clara. Clara yang melihat itu pun tersenyum, sudah lama dia tak melihat pemandangan ini.

"Ohiya La, Aren nanyain gue nggak?"

Clara mengernyit. "Emang kenapa? Tadi sih dia sempet nanyain lo." balas Clara sambil mengotak-atik remot.

Mark meminum air putih lalu cowok itu bersendawa dengan bunyi yang cukup keras membuat Clara seketika tergelak.

"Jorok banget sih lo." sungut Clara kesal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INVISIBLEWhere stories live. Discover now