duapuluh tiga

3.7K 510 291
                                    


Bacanya pelan pelan, pake bismillah. Jan protes. Oke. Sip













"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi."

Lea berdecak dengan airmata yang terus mengalir di pipi. Gadis itu sudah berulang kali menelpon jaehyun, tapi tetep aja yang jawab suara operator

Lea menghapus jejak airmata di pipinya, "Kak jaehyun dimana sih? Aku butuh kakak."

"Le, buka pintunya, gue mau ngomong," kata chanwoo sambil ngetok pintu kamar lea

"Le, jangan kayak gini. Lo masih punya kita yang siap kapanpun jadi sandaran lo." Kali ini suara seungkwan yang terdengar bergetar

Lea tetep di posisi semula. Tiduran dan menangis dalam diam.

"Gue gatau."

"Apa maksudnya gatau? Lo suka sama jaehyun?" Tanya vernon

"Gue sayang sama dia!"

Vernon ketawa sinis, "terus? Lo udah gak sayang sama gue? Iya?" Tanya cowok itu mulai emosi lagi. "Le, tatap mata gue."

Lea menghembuskan napasnya, mencoba menatap ke dalam mata vernon sambil meyakinkan dirinya sendiri.

"Iya. Gue udah gak sayang sama lo. Hubungan kita udah selesai, lo lupa?"

Vernon membulatkan matanya mendengar jawaban santai lea. Nadanya santai tapi airmata lea tetep turun

"Kalo lo gak sayang sama gue, kenapa lo angkat telepon gue malem itu? Kenapa sikap lo akhir-akhir ini seolah kita balikan lagi, kenapa? Dan harusnya lo inget le, gue gak pernah setuju kalo kita putus."

"LO GAK SETUJU KITA PUTUS, TAPI LO NINGGALIN GUE TANPA KABAR SELAMA 2 TAHUN!"

Dada lea naik turun menahan emosi yang meluap bersamaan dengan airmatanya yang terus mengalir.

"ITU KARENA GUE PENGEN NEPATIN JANJI GUE, GUE PENGEN NGELAMAR LO!"

Lea ketawa sinis denger bentakkan vernon. "Bullshit."

Vernon lagi-lagi menghembuskan napasnya. "Terus lo mau apa sekarang? Bahkan gue rela ninggalin ujian semester demi ketemu sama lo yang ternyata udah punya cowok baru, haha miris."

Lea gajawab, cewek itu sibuk ngendalin airmata yang gak mau berenti. Menunduk dalam dan gamau natap vernon

"Maaf." hanya itu yang bisa lea ucapkan sebelum berlari meninggalkan vernon sendirian di dapur

.
.

Jaehyun memarkirkan mobilnya di padang rumput yang luas, lalu beralih menatap chaeyeon yang duduk disampingnya

"Apa?" Tanya chaeyeon cuek

Jaehyun menghembuskan napasnya, "gue sayang dia."

Chaeyeon mengangkat sebelah alisnya, lalu berdecak. "Ya pertahanin lah, bego."

"Masalahnya, si mantan yang dia tunggu balik, gue gatau harus gimana," ucap jaehyun terdengar frustasi

"Kalo lo nyerah, sama aja dong perjuangan lo selama ini gagal? Jangan pengecut banget jadi cowok," balas chaeyeon santai

"Baru mantan kan? Belom nikahan? Yaila, itumah masih bisa dipepet," lanjut cewek itu menatap sekilas jaehyun

"Tapi gue tau, yang dia mau bukan gue."

Chayeon kembali berdecak, "alay banget kek bocah smp."

"Denger yaa, jung jaehyun. Cinta hadir karena terbiasa, di titik ini aja lo udah bisa bikin dia moveon, selangkah lagi dia juga pasti bisa bales perasaan lo. Kejar selagi masih bisa dikejar."

Jaehyun mengerutkan keningnya, "terus lo gimana? Perjodohan ini?"

Chaeyeon ketawa kecil, "lo pikir gue mau nerima ini? Gue juga udah punya pacar kali."

"Jadi? Gue kejar lagi nih sampe dapet?" Tanya jaehyun dengan senyumannya, dan dijawab anggukan antusias chaeyeon

.
.

"Ayo pulang."

Samuel mengerutkan keningnya, "ke apartemen lama lo?"

"Bukan. Ke new york," jawab vernon datar

"Hah? Apa? Maksudnya?"

Vernon berdecak, "lo kok makin lama, makin lemot sih? Malu-maluin."

"Tunggu bang! Kenapa pulangnya cepet banget sih? Kita belom ada semalem disini. Katanya lo juga mau nyelesaiin masalah sama lea," kata samuel heran sambil menahan vernon

Vernon mendengus, "masalah udah selesai."








"Dia lebih milih jaehyun."


























—End—

Stay ☁vernon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang