I - Si Degan

44.7K 4K 291
                                    

1. Sebutkan delapan tahap perkembangan kepribadian Erikson.

Skip.

2. Dua kebutuhan paling dasar di masa kanak-kanak menurut Horney adalah...

Skip.

3. Sebutkan langkah-langkah shaping menurut teori Skinner.

Skip.

Aku menghela napas. Tiga dari total lima soal UTS mata kuliah Psikologi Kepribadian 1 sudah fix gagal kujawab. Kalau dua soal berikutnya tetap gagal... Aku nggak ngerti harus gimana lagi.

4. Jelaskan yang dimaksud dari id, ego, dan superego berdasarkan teori Freud.

Tenang, Cit. Tenang. Empat kata di soal itu: Freud, id, ego, dan superego udah sering banget lo dengar dari semester satu. Harusnya lo ingat! HARUSNYA. Tapi kenyataannya aku sama sekali nggak ingat. Aku lupa apakah Freud itu pencetus teori psikososial atau psikoseksual, sama seperti aku lupa apakah id itu adalah sesuatu yang mendorong manusia untuk berperilaku atau justru sesuatu yang menahan hasrat manusia untuk berperilaku.

Aku melirik ke arah dosen yang sedang mengawasi kami. Sial banget emang dapat dosen muda yang kelihatan baik, tapi ternyata waktu ujian menerapkan sistem kode soal A/B dan mengatur tempat duduk supaya duduk sesuai urutan absen. Sengaja banget biar mahasiswanya nggak bisa nyontek. Ternyata benar kata pepatah, don't judge the book by it's cover, alias jangan menilai dosen dari kelihatannya saja.

Dengan berat hati aku beranjak ke soal berikutnya. Kalau sampai yang ini nggak bisa juga... Mungkin nanti aku bakal mengarang bebas. Semoga dosennya murah hati dan mau memberiku nilai karena sudah susah payah menulis jawaban walaupun jawabannya sama sekali nggak nyambung dengan pertanyaannya.

5. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian menurut Sullivan.

Sebentar, sebentar. Aku ingat tadi Tiara sempat mengomel karena tak kunjung paham dengan materi Sullivan ini. Dia sempat belajar dengan suara keras di sampingku, bahwa Sullivan adalag seorang pemimpin sekolah psikiatri, ahli terapi, ilmuwan kedokteran, dan... memiliki orientasi homoseksual.

Udah. Sebatas itu saja pengetahuanku tentang Sullivan. Sama sekali nggak bisa membantuku untuk menjawab soal-soal ujian ini.

"Waktunya tinggal lima menit lagi ya, Dek."

Anjrit!!!

Satu kelas mulai riuh. Aku buru-buru mengarang bebas, urusan benar atau tidaknya jawabanku bisa dipikir nanti-nanti. Beberapa langkah kaki yang berisik mulai terdengar. Anak-anak pasti sudah mulai mengumpulkan pekerjaan mereka.

"Waktunya sudah habis ya, Dek. Boleh dikumpulkan sekarang."

Aku berdecak keras-keras. Kulihat meja dosen mulai ramai oleh anak-anak yang mengumpulkan lembar jawaban mereka. Aku memutuskan untuk cepat-cepat mengumpulkan juga, supaya nggak ada yang terlalu memperhatikan lembar jawabanku yang kosong melompong.

Tiara menghampiriku setelah aku kembali lagi ke kursiku.

"Nilai gue kayaknya bakal mengkhawatirkan, nih."

"Alaaah, males gue dengerin lo. Paling juga kalau ntar nilainya udah dibagi, minimal lo dapat A min," cibirku, sudah hafal dengan kebiasaan Tiara.

"Beneran, kali ini gue nggak bohong!"

"Lo juga bilang gitu pas psikologi umum dulu, eh taunya lo dapat A."

"Itu sih gue hoki aja gara-gara dosennya kasih soal multiple choice!" Tiara tertawa mengingat kehokiannya waktu itu. "Tadi soal nomor tiga lo jawab apa, Cit?"

Once In A WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang