c; konferensi pers

1K 160 25
                                        

Jangan kaget ya, namanya juga penyanyi, aku juga publik figur, jadi apa-apa kudu publikasi.

Agensi udah nyiapin hall kusus buat acara konferensi pers. Aku sama Hanbin yang juga sama tersorotnya karena dia adalah pewaris tunggal di salah satu grup perusahaan ternama di Korea, harus mengumumkan pernikahan ini.

"Aku harap kita masih punya jalan buat pisah. Aku nggak masalah kita deket, tapi aku nggak siap kalau untuk nikah."


Itu kata Hanbin semalem sebelum konferensi pers ini. Terus kalau dia bilang gitu aku harus gimana?

Apalagi ini yang bikin acara malah agensi, bukan aku pribadi. Makin nyangkut nama banyak orang.

"Hayi, kamu upload foto deh coba biar fans kamu tau kegiatan hari ini akan dimulai," Sajangnim wajahnya udah tegang aja kayak mau ditilang.

"Perlu banget ya, Sajangnim?"

"Iya dong. Nanti saya repost, biar kekinian," dan dia nyengir bahagia. Kok bapak Yunsuk Sugiantoro ini bahagia bener.

Tepat pukul delapan pagi, pers udah pada dateng. Pertama Sajangnim ngumumin soal pernikahan. Terus aku keluar sama Hanbin.






Skenarionya kayak gitu.

Ini tapi Hanbin sampai sekarang belum dateng. Aku rasa dia sengaja. Nggak apa, lebih baik gitu, daripada aku yang membatalkan.

"Calon suami kamu mana?" Sajang memastikan lagi Hanbin kemana. Aku cuman geleng aja, tapi dalam hati seneng.

Menit-menit terakhir, Hanbin masih belum dateng. Jadi aku maju duluan ke depan wartawan. Oke, ini bukan konferensi pers pertamaku.

I should be calm down.

"Jadi kenapa nona Hayi memastikan menikah di usia dua puluh tiga tahun?"

"Sebenarnya ini perjodohan, tapi aku sama sekali nggak merasa keberatan karena kami udah saling kenal," pernyataan itu nggak sepenuhnya bohong, kan?

Aku kenal Hanbin memang, walau nggak lama. Menerima perjodohan ini walau terpaksa. Ucapanku hampir jujur semua.

"Apa yang membuat nona Hayi menerima Hanbin? Dan sejak kapan kalian kenal?"

SEJAK SEMINGGU YANG LALU DAN AKU TERJEBAK DI SINI

HELL!!???!

Aku nggak mungkin bilang gitu kan? Yang bener aja!!

"Hmm, udah hampir enam bulan," iya enam bulan aku kenalnya sama tante Hana. "Dia baik, dan karena kita udah sama-sama dewasa, aku rasa kenapa nggak ke jenjang yang lebih serius aja. Hehehehe."

Ini kalau Hanbin beneran nggak dateng, aku bisa dinobatkan jadi penyanyi tergalau sepanjang tahun. Tentu aja karena ditinggal tunangannya.

Huhuhuuuu, aku bahagia.

"Lalu kenapa hari ini nona Hayi sendirian di sini? Bukannya seharusnya dia di sini juga?"

"Eh... dia..."

Aku udah siap-siap masang muka sedih, waktu tau pintu aula ini terbuka. Sosok Hanbin muncul dengan tegapnya.

Semua kamera langsung nyorot dia, semua mata ngawasin dia. Seolah memastikan dia kudu sehat wal afiat sampe di depan panggung jejeran sama aku.

"Maaf saya terlambat, ada masalah di perusahaan yang tidak bisa ditinggal," dia langsung bilang gitu.

Sambil ngasih bucket mawar merah ke aku.

Dan aku bingung setengah mampus, kenapa dateng sih?

"Katanya mau nolak perjodohan?" aku ngomong sambil setengah berbisik.

"Mama pinter ngancem, aku bisa apa? Daripada mama ngelakuin aneh-aneh," dia tetep senyum di depan kamera.

"Ya kalo gini caranya kita bakalan nikah beneran, Bin."

"Siapa yang bilang bohongan? Udah lakuin dulu, entar jadi nikah apa enggak dipikirin bareng-bareng."



























Dipikir bareng-bareng, tapi entaran. Ya keburu nikah aja ya ehehehehehe :>

no sense; hanbin ➕ hayiWhere stories live. Discover now