n; hilang

929 152 20
                                        

Ini mungkin rencana gila, tapi aku bener-bener mau ngelakuin ini. Tanpa ada yang tau.

Bahkan Hanbin pun nggak boleh tau.

Aku mau menghilang.








































Ya nggak beneran juga sih. Cuma mau jalan keliling Macau tanpa dikenal orang dan tanpa siapa pun. Termasuk Hanbin, pasti.

Jadi pagi ini aku udah prepare, nggak bawa baju banyak. Aku cuman bawa tas punggung merah kecil, sepatu kets putih, sama beberapa snack di tas.

Lengkap.

Oh iya, satu lagi.

Duit. Bawa duit cash aja, biar kartu kredit gue nggak terdeteksi. Siap cuss berangkat.
















Awalnya aku keluar kamar jam lima pagi. Hanbin jelas masih tidur cantik. Eh ganteng deng gimana sih???

Aku keluar, penjaga kamar jelas tidur juga. Secara jam kerja mereka jam enam. Huhuhuhu, kasian banget.

Setelahnya, aku keluar gedung dengan aman. Aku jelas udah pakai kacamata, masker juga, hehehe. Pasti nggak bakalan ada yang tau keberadaan ku.

Beres dari hotel, aku move ke museum. Lama di sana, ganti jalan ke kebun binatang.

Sejauh ini masih belum ada yang kenal sama aku sih. Dan nggak ada yang ngehubungin aku juga.

Karena ponselku sengaja aku matiin nyahahahaha.




Setelah sibuk nikmatin waktu sendirian, aku mampir di salah satu rumah makan di samping sungai. Aku nggak tau ini sungai mana hehe.

Bodo amat lah tersesat, pokoknya aku tau dimana hotelku. Yaps.

Hmmm, upload instagram nggak ya? Iya aja deh. Hehe. Siapa tau udah banyak yang nyariin.






Setelahnya, telepon dari Hanbin yang pertama kali masuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelahnya, telepon dari Hanbin yang pertama kali masuk. Aku ngangkat, dan nggak ada suara sama sekali. Cuman ada helaan napas frustasi.

Apa dia khawatir?

"Kamu dimana, Hay?" suaranya lembut banget :))

"Di... aku nggak tau dimana, tapi aku di samping sungai, di restoran sih."

"Sendirian?"

"Iya. Nggak ada yang tau aku siapa lagian."

"Tunggu situ, aku ke sana."

"Eh? Mau ke sini? Kenapa nggak kirim supir?"

"Mana bisa sih aku ngirim supir pas aku yang cemas nyariin kamu?"

Aku diem, dan dengan suka rela aku senyum. Hanbin emang bukan orang yang pinter kasih tau apa yang dia rasain. Tapi dia pinter dalam hal frontal.

Whatever is it, I started to like it.

"Hay? Masih di sana?"

"Ya."

"Kirim lokasi kamu ya. Dan..."

"Dan?"

"Jangan kabur lagi."

"Hmm."








Setelah itu aku cuman nikmatin angin. Ternyata hari mulai sore. Aku telat makan siang rupanya hehehe. Nggak kasih tau Hanbin ah, takut dimarahin.

Walau aku rasa dia nggak peduli.



Ah iya, nggak banyak orang di sini, jadi aku rasa aku bisa buka masker dan kacamataku.

Setengah jam aku nunggu, aku bosan. Akhirnya aku buka hape dan baca semua chat yang bermunculan. Paling banyak pesan dari menejer.

Hanbin cuman ngirim dua pesan, hanya dua pesan, kamu tau?

hanbin: kamu dimana?

Itu yang pertama.
























hanbin: sampai aku nemu kamu,
jangan pernah harap aku mau
ngelepas kamu Hay, kamu nggak
berhak berharap begitu





Sejak itu, aku ngerasa punya riwayat jantung. Gimana ya? Rasanya ini jantung mau lepas aja ngebobol tulang rusuk.

Lebih dari segala kata manis yang biasanya sering aku denger, Hanbin adalah orang dengan segala kejujuran yang malah bikin aku nyaman.




Semua cewek suka cowok yang beda. Entah dari segi wajah, watak, dan segala hal yang bikin dia tertarik sama cowok itu.

Ganteng itu biasa, tapi mereka yang juga bisa bikin suasana nyaman lebih bisa diperhitungkan posisinya.

Hanbin punya semuanya, tapi bukan itu yang belakangan bikin aku tertarik. Jauh dari itu, aku suka Hanbin yang blak-blakan, manja tapi berusaha disembunyikan. Sok gahar tapi aslinya takut serangga.

Apa aku baru aja bilang kalau aku suka sama Hanbin?













"Jangan pernah kabur lagi, aku nggak suka, aku nggak mau," dan aku sekarang lagi di pelukannya.

Dia narik aku dari kursi yang aku duduki. Aku tau itu Hanbin dari suara dan aroma tubuhnya.

"Kamu nggak takut salah orang?" aku tanya iseng.

"Nggak ada orang lain sependek kamu di sini. AWWW!!!"

Dia ngelepasin pelukannya gitu aja setelah aku nyubit dia. Salah siapa bahas tinggi badan.

Nyebelin.

"Kamu ingkar sama janji kamu sendiri, Hay."

"Eh, janji apa?"

"Katanya kalau kemana-mana bakalan bilang ke aku. Mau pulang atau pergi bakal bilang, tapi apa?"

"Hmmm, itu kan kalau di Seoul."

"Jadi maksud kamu?"

"Iyaaa iya aku salah. Maaf deh nggak ngabarin kamu. Aku siap kok kena omel kamu."

"Hhhh. Aku nggak bisa ngomel."

"Bentak bisa ya?"

"Itu... duh, ribet jelasin. Pulang aja deh. Nurut ya, tolong."



Kenapa Hanbin manis sih? Sejak kapan dia semanis ini?

no sense; hanbin ➕ hayiWhere stories live. Discover now