Chapter 2

8.6K 952 186
                                    


*
*

Hermione tidak bisa mempercayainya. Dia selalu bermimpi jika dia bisa menjadi seorang Nyonya Weasley suatu hari nanti. Seluruh alam semesta seolah menyetujuinya untuk takdir itu.

Dan sekarang ... Seluruh alam semesta seolah telah salah. Untuk sesaat, dia kehilangan harapan ... Dia kehilangan kepercayaan dirinya.

Dia merasa seolah dia sudah kehilangan semuanya, dia tidak percaya jika Ron akan melakukan hal seperti itu.

Tentu, Ron adalah seorang arsehole. Tentu terkadang Ron juga akan menjadi pusat perhatian, tentu dia akan mengeluh dan membandingkan dirinya dengan ibunya setiap saat mereka bertengkar. Tentu, dia sedikit balas dendam padanya karena berkencan dengan Victor Krum dengan cara berciuman dengan Lavender.

Tapi dia menerimanya apa adanya, dia mencintai Ron dan Ron juga mencintainya. Tapi dia sadar jika dia hanya memikirkan sebuah masa lalu sekarang, dia sadar jika itu semua sudah berakhir, dia tidak bisa melepaskan Ron dan dia tidak ingin melepaskannya.

Dia sudah memaafkan Ron untuk semuanya yang telah dia lakukan di masa lalu dan Nyonya Weasley sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri.

Hanya The Burrows tempat di dunia sihir di mana dia merasa seperti di rumahnya sendiri, itu adalah keluarganya. Tapi, kemudian Ron mengacaukan semuanya dan menukarnya demi sebuah sapu. Sekarang semua orang akan mulai membicarakan dirinya lagi seperti biasa.

Dia selalu menjadi sasarannya, dia lelah dengan hal ini. Perang sudah mengambil begitu banyak darinya, dia hampir tidak bisa menemukan orangtuanya lagi dan mereka masih sedikit menjaga jarak dengannya atas apa yang sudah dia lakukan.

Dia tidak bisa menerimanya lagi, jadi dia menangis dan menangis ... Dan kemudian dia meraung keras saat dia merasa tidak ada orang yang melihatnya.

Tapi yang tidak Hermione sadari adalah ada sepasang mata silver dari pria berambut pirang platina yang mendengar semuanya dan sekarang dia berlari menjauh dari koridor. Wajahnya menjadi pucat dan di dalam pikirannya terputar kenangan saat di ruang tamu Malfoy Manor, di mana seorang penyihir wanita berambut hitam keriting yang gila menyiksa si penyihir berambut brunette itu dan mengukir kata 'MUDBLOOD' di lengannya.

Terikan gadis itu masih terngiang di dalam kepalanya, memutar kembali kenangan saat dia melihatnya di siksa di depan matanya di dalam rumahnya sendiri. Hanya saja kali ini dia adalah penyebab Hermione menangis. Semua karena sumpah bodoh itu bersama Ronald weasley.

Dia tidak pernah ingin menjadi sebab rasa sakit seseorang, dia hanya ingin memberi pelajaran pada King Weasel itu. Tapi pecundang sialan itu telah mematahkan hati gadis brunette itu.

Teriakan Hermione seolah telah mematahkan sesuatu di dalam dadanya, semua yang dia inginkan adalah untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan gadis itu, mencari cara untuk menebus kesalahannya. Tapi dia justru mengacaukannya.

Seperti yang sebelumnya, dia juga gagal kali ini. Jadi dia berlari, dan berlari hingga mencapai ruang bawah tanah dan masuk ke dalam kamarnya, mencoba untuk mengeluarkan suara tangisan gadis itu dari kepalanya.

Dia sudah mematahkannya, sama seperti semua hal lain yang telah dia sentuh. Tapi dia akan memperbaikinya, dia tidak akan menyerah semudah itu.

Meskipun yang tidak Draco ketahui adalah seorang Hermione Granger bukanlah sebuah boneka cina. Dia tidak semudah itu untuk patah. Putri Gryffindor itu bangkit dan beberapa menit setelah Draco pergi dia langsung pergi ke perpustakaan untuk menguburkan dirinya dengan tumpukan buku.

Winners Keepers (Terjemahan)Where stories live. Discover now